Unus
"welcome back Doctor Harvish Ramananda," sebuah suara serak yang samar-samar terdengar tepat di kedua telingaku.
Perlahan-lahan kelopak mataku terangkat, sebuah titik terang mulai terlihat jelas di langit-langit yang berhadapan denganku.
"How is your sleep?" suara itu kembali terdengar.
Aku tak begitu menghiraukannya. Fokusku sedikit buyar karena kepalaku didera sakit yang luar biasa. Aku mencoba menjambak rambutku, namun kurasakan sesuatu menahan tanganku.
Ukh!
"Bagaimana tidur anda?" suara itu terdengar kembali, kali ini ia berbicara menggunakan Bahasa Nasional dari negaraku. Kuyakin dari caranya bicara ia bukan berasal dari tempat yang sama denganku. Ia sedikit kaku.
Kucoba kembali menggerakkan tanganku, aku masih belum dapat menggerakkannya.
"Pemindaian kondisi tubuh dimulai." Seseorang yang sama kembali berbicara.
"Denyut nadi, normal. Detak jantung, normal. Kadar air tubuh, dehidrasi ringan," suara itu kembali muncul bersamaan kulihat beberapa sinar berwarna biru muda menyinari tubuhku yang sedang terbaring.
Tunggu! Ada dimana aku?
Kulihat lengan dan kakiku terikat oleh sebuah benda yang bentuknya mirip dengan sebuah gelang besar yang terbuat dari stainless steel. Aku tak dapat menggerakkan tubuhku.
Seketika aku panik. Tentu saja, siapa yang tak panik terbangun dengan kondisi terikat. Dan terlebih lagi aku ternyata berada di sebuah tempat tidur yang mirip peti mati dengan penutup kaca!
Itulah yang kudapati saat ini.
"Peningkatan detak jantung terdeteksi," suara itu kembali terdengar. Kali ini aku dapat mendengarnya dengan jelas, suara itu cukup mirip dengan suara Siri yang ada di ponselku. Suara seperti robot.
Sebuah lengan robotik muncul dari sisi 'peti mati' tempatku berada. Benda itu berusaha memakaikanku sebuah benda lain yang bentuknya mirip dengan masker oksigen. Aku berusaha meronta, namun entah mengapa tenaga yang kukeluarkan bahkan tak ada separuhnya dari tenaga yang kumiliki. Tubuhku lebih lemas dari biasanya.
Begitu banyak pertanyaan yang berputar di otakku bersamaan dengan sakit kepala yang sebelumnya menyiksaku perlahan mereda sedikit demi sedikit.
Dan tangan robotik itu berhasil menempelkan masker pada wajahku. Aku tak mampu melawan. Beberapa menit kemudian entah mengapa aku tak lagi meluap-luap seperti sebelumnya.
"Jangan panik Doctor Harvish Ramananda." Suara itu terdengar kembali.
Kemudian kulihat penutup peti matiku yang jaraknya sekitar sepuluh inchi menampilkan wajah yang mirip seorang wanita ras kaukasoid. Sebuah gambar hologram.
"Perkenalkan, aku adalah Artificial Intelegence tipe ARV-2101-A. Kau dapat memanggilku dengan sebutan ARVA." Benda itu kembali bersuara. Entah aku harus memanggilnya dengan benda atau makhluk.
"Aku akan menjadi asisten pribadi kalian di tempat ini," benda itu terus mengoceh.
Mataku mencoba mengobservasi dengan teliti tempatku berada. Tak hanya 'peti mati' yang membungkus diriku. Namun seluruh ruangannya. Dinding serta langit-langitnya terbuat dari metal. Semuanya sama persis dengan ruang-ruang yang ada di kapal ruang angkasa yang pernah kutonton dalam film sci-fi sewaktu aku masih kecil.
"Selamat datang di tahun 3587 Masehi, Doctor."
***
Tbc.
Akhirnya bisa nepatin janji up di Agustus 2017 (walaupun mepet ke september sih.. wkwkk)
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro