
SUBCONSCIOUS
"Oh, maaf, aku tidak melihat mu," ucap nya dengan nada biasa
Seorang itu dan juga Ai bertatap muka, terkejutlah mereka satu sama lain
"Kau..." Gumam laki laki itu yang mana Ai masih diam mematung tak mengatakan apa apa
"Ai !," Segera sesaat namanya dipanggil, Ai segera tersadar dari lamunannya. Ia menoleh pada Aoi yang berlari kearah nya
"Kenapa ?," Tanya Aoi sesaat ia tiba di depan Ai, ia juga sempat melihat laki laki yang berada di depan nya juga Ai
"Apa sesuatu terjadi Ai ?," Tanya Aoi lagi
Ai menggeleng, "ayo, kita pulang," Ai menarik tangan Aoi meninggal kan laki laki yang masih memandang nya dengan rasa penasaran itu
"Hm.." laki laki itu menatap punggung kedua insan yang saling bergandengan satu sama lain. Kian menjauh hingga akhirnya tak terlihat
"Sudah !," Rei bersorak kegirangan sesaat rangkaian bunga yang ia buat menjadi mahkota untuk Shun sudah jadi. Ia segera berlari pada Shun dan memakainya diatas kepala Shun
"Wahh, Shun tampan," ucap Rei tersenyum senang
Shun yang melihat perbuatan Rei padanya, ikut tersenyum senang. Ia memeluk gadis itu hingga tubuh nya terangkat
"Shun, turunkan," Ucapnya seraya tertawa penuh rasa bahagia. Tak pernah ia sebahagia ini dalam hidup nya
Mereka berdua menyatukan diri dengan rerumputan yang terbentang luas. Memandangi arah langit musim semi dengan kelopak merah yang tak bosan terbang kian kemari
Shun tidur diatas perut Rei, "cantik,"
"Siapa ??," Rei bertanya tanya mendengar apa yang Shun ucapkan
"Seseorang yang saat ini bersama ku," Shun terkekeh senang
Hal yang tidak diinginkan Naru pun terjadi, rambut nya kusut akibat angin yang mana mengibas rambut nya dengan kencang meski Hajime tidak mempercepat kecepatan nya
"Uh, dasar, kau tidak tahu betapa sulitnya aku mengatur rambut ini," gerutu Naru saat berjalan disamping Hajime seraya menyisir rambut nya itu
"Hahh, potong saja,"
Mendengar hal itu, sontak Naru berkata, "tidak akan !!,"
"Iya iya, memang lebih cantik panjang," gumam Hajime yang nyaris tak terdengar oleh gadis disampingnya itu
Mereka berjalan hingga akhirnya sampai di depan pohon bunga sakura. Warna merah muda yang memenuhi dahan dahan pohon yang menjulang tinggi itu, mencuri pandangan semua orang yang melihat nya walau hanya sebatas melirik
Hajime melirik kearah Naru, gadis itu tampak nya tak menikmati pemandangan indah ini. Hajime pun menghela nafas, ia mengambil sisir dari tangan Naru, perlahan ia menyisir rambut panjang gadis itu
"Ittai !," Sesekali Naru meringis kesakitan sesaat Hajime menyisir nya terlalu kasar
"Maaf," Sisiran terakhir maka Hajime pun menyelesaikan tugas menyisir rambut Naru
"Sudah," Hajime memberikan sisir nya kembali pada Naru
"Uwah, terima kasih !," Naru menyimpan sisirnya itu ke dalam tasnya
"Ehem," Hajime berdehem seolah meminta sesuatu dari Naru. Naru memutar bola matanya malas, ia mendekatkan dirinya lebih dekat dan satu kecupan mendarat di pipi Hajime
Haru menyelipkan bunga sakura di telinga Yukari. Membuat kecantikan nya itu seolah bertambah
"Kau cantik," ucap Haru tersenyum menatap Yukari
Yukari terkekeh senang
"Tak terasa ya, sudah memasuki bulan April," Yuki membuka pembicaraan setelah beberapa lama nya mereka hening
"Ya, itu pertanda dari Sakura yang cantik ini," Arata tak mengalihkan pandangannya dari pohon yang berwarna merah muda dengan kelopaknya yang sedikit demi sedikit lepas dari dahan pohon tersebut
Yuki terkekeh, "kau benar,"
"Tapi," Arata beralih menatap Yuki yang tepat berada di samping nya
"Kau lebih cantik dari mereka semua," setelah mengucapkan kalimat itu, Arata mengecup bibir Yuki lembut
Sepanjang perjalanan, Ai hanya diam membisu. Berkali kali Aoi bertanya mengapa, tak ada jawaban yang keluar dari mulutnya, mungkin hanya sekedar gelengan kepala
"Ai, kalau kau memang menyembunyikan sesuatu dariku, apakah kau tidak suka jika aku menanyakan nya ??," Mendengar pernyataan Aoi, Ai segera menatap Aoi dengan tatapan tak percaya. Sementara Aoi, menatap Ai sedih, meski mereka sudah resmi menjadi kekasih, Ai masih tetap sama seperti dulu, ia bahkan selalu menyembunyikan perkaranya sendiri
Aoi masih menatap Ai sedih, akhirnya memutuskan untuk mengajak nya kerumah nya. Mungkin dengan dirumah, Ai mau menceritakan nya
Sesampainya di rumah. Kediaman Satsuki tentunya, Ai kembali menginjakkan kaki di rumah Aoi setelah sekian lama ia tidak mengunjungi rumah yang mirip mansion itu
"Ah, Ai, lama tidak bertemu dengan mu !," Ibu nya itu segera menyambar Ai dan memeluk nya
"Ya ampun, bibi, rumah kita kan berseberangan," Ai tersenyum seraya terkekeh malu
"Ck, kau ini, Aoi jahat dia tidak mau membawa mu kemari," Ibu Aoi berdecak kesal
Aoi menggaruk tengkuknya karena malu
"Sudahlah, sayang. Beri mereka waktu," ayah Aoi melingkar kan tangan nya itu pada pinggang istri nya
"Waktu ? Ohh, kalian sudah menjadi kekasih yaa ?," Ibu Aoi pun mulai heboh
"Kaa-sann," Aoi menegur ibu nya itu secara tidak langsung dengan wajah yang memerah
Wajah Ai bahkan sudah merah padam, seperti tomat mungkin
Ibu nya pun terkekeh, lalu meninggalkan mereka berdua bersama dengan ayah Aoi
"Hahh," Aoi menghela nafas
Mereka berdua duduk dalam satu sofa besar, "mau ku buatkan sesuatu ?," Tanya Aoi
"Hmm, Aku ikut saja apa yang kau minum," Ai terkekeh, tidak biasa ia meminta sesuatu di rumah orang lain
Aoi menggeleng seraya tersenyum, ia pun beranjak dari tempat nya itu. Tak butuh waktu lama untuk membuat sebuah minuman, ia membawa 2 cangkir cokelat panas diatas nampan
"Rei,"
"Iya ??," Rei menoleh ketika namanya dipanggil oleh kekasih tersayang nya itu
"Bagaimana jika di masa mendatang nanti kau menjadi ibu dari anak anak ku ?," Tanya Shun yang tiba tiba. Berasa di hujani banyak panah asmara, Rei menganggap apa yang Shun katakan itu adalah candaan
"Shun, kau bercanda ? Aku masih berumur 18 tahun, kita masih terlalu muda untuk hal ya kau tahu, pernikahan ?," Ucap Rei mencoba menyadarkan Shun yang mungkin sedang berkhayal itu
Shun terkekeh lalu tertawa, "Rei, kau serius, tidak sekarang, tapi masa mendatang. Aku hanya ingin menikahi mu, bagaimana pun itu," Shun menggenggam kedua tangan Rei
"Shun.. bahkan aku tidak pernah bertemu dengan orang tua mu, begitu juga sebaliknya," Rei blushing berat. Membayangkan dirinya akan menikahi idol sepopuler Shun, apakah dia layak ?
Shun terkekeh lagi, "suatu saat kau akan ku perkenalkan pada keluarga ku~,"
"Apakah keluarga mu memiliki kekuatan magis juga ??," Bukan nya ketakutan soal Shun yang selalu disebut Demon King, ia malah menanyakan keluarga Shun yang mungkin memiliki kekuatan magis seperti nya
"Himitsu," Shun mengedipkan satu matanya
Ini tentang masa lalu Ai. Koganeiro Aoi. Semasa ia duduk di sekolah menengah, ia tidak pernah merasakan bagaimana rasanya jatuh cinta pada seseorang itu, Aoi yang masih sempat sempat nya memiliki sebuah perasaan saat itu, di tolak dengan keberadaan seorang siswa yang membuat Ai jatuh hati padanya
Aoi yang seorang sahabatnya sendiri, yang mengenal nya sejak lama, yang bersama nya sejak kecil, tak pernah sekalipun terlintas di pikiran Ai saat itu untuk memiliki sebuah perasaan padanya. Justru, gadis itu malah jatuh hati dengan seorang siswa itu
Hubungan mereka pun berakhir, saat hampir kelulusan. Ai yang mengalami rasa sakit yang mendalam, membuat dirinya berjanji untuk tidak lagi jatuh cinta pada laki laki manapun
Hingga mereka masuk ke Tsukiuta High School, perasaan Aoi yang sempat ia kubur, kembali terkuak karena sikap Ai hari itu. Ia mengungkapkan nya karena mungkin terlalu lama ia pendam
To Be Continued
Story By SatsuAoi15
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro