Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

RAVEN VS HAJIME ; JEALOUS?!

Sementara Ai dan Hikari diam memandangi wajah teman temannya seraya tersenyum.

Mereka semua menatap kearah ramalan cinta masing masing. Perlahan tapi pasti, mereka membuka ramalan mereka membaca nya dalam hati masing masing.

Begitu juga dengan Ai dan Hikari yang lebih dulu menukar satu sama lain ramalan cinta masing masing. Mereka berenam segera membuka perlahan dan mulai membaca ramalan masing masing.

"Hahh, sudah 30 menit berlalu mereka berada di perpustakaan," keluh Arata yang mulai lelah menunggu Yuki yang masih berada di perpustakaan tersebut.

"Haha, sabar, Arata. Mereka pasti ke-"

"Keluar 'kan? Kami sudah selesai kok dengan urusan kami!" Ai tiba tiba tepat berada di belakang Aoi dan memotong perkataan Aoi yang belum sempat Aoi selesai katakan itu.

"Eh? Sungguh?" Aoi berkedip heran. Pertama, Ai yang tiba tiba berada di belakang nya dan memotong perkataan nya. Kedua, Ai yang kembali bersikap manis walau tetap manis bagi Aoi. Ketiga, memang nya apa yang mereka lakukan di perpustakaan?

Ai mengangguk mantap seraya tersenyum.

"Huh, karena sudah selesai, baiklah kita pulang Yuki, kau tidak ingin membuat ku kelelahan bukan?" Arata menggandeng Yuki segera mengajak nya pulang. Sementara Yuki hanya terkekeh.

"Shun~ kita pulang~" ajak Rei dengan sifat khasnya yaitu sifat kekanak kanakan nya ketika ia berada di samping Shun.

"Tentu my queen!" Segera mereka melesat ke dalam mobil segera pulang.

"Da-"

"Aku tahu, ayo pulang," Naru memotong perkataan Hajime. Seperti biasa, tidak ada anggun dalam dirinya.

"Hahh, seperti nya semua kembali normal," Hajime berkata seraya menyusul Naru masuk dalam mobil.

"Saa, Aoi-san, Ai-san, kami pulang dulu ya? Jaa nee!" Iku, Rui beserta Hikari berpamit pulang ke rumah masing masing setelah Hikari selesai dengan urusannya.

Begitu juga Aoi dan Ai. Setelah teman teman nya pulang, mereka berjalan pulang juga.

"Urusan mu sudah selesai 'kan?" Tanya Aoi yang tidak mau diam seribu bahasa saat bersama dengan kekasih nya.

"Sudah! Apakah kau menunggu ku lama sekali?" Ai bertanya balik.

"Lumayan," Aoi terkekeh, "oh, iya, apa isi ramalan cinta mu?" Aoi yang sedari tadi menahan rasa penasaran, akhirnya pertanyaan yang sedari tadi ia diamkan terucapkan juga.

"K-kau tidak perlu tahu!" Wajah Ai memerah.

"E-eh?? Memang nya k-kenapa?"

"I-itu ramalan cinta ku! J-jadi aku yang membaca ramalan itu bukan?!"

Anda berada di ambang pilihan, antara orang yang anda cintai dan juga teman anda, cobalah untuk tetap anggun, loyal, dan sedikit kekanak kanakan pada seseorang yang anda pilih, hindari sifat tomboy, maka semuanya akan baik baik saja

"B-baiklah baiklah, tsundere~,"

"Aku tidak tsundere!" Ai manyun sementara Aoi hanya tertawa.

Hari dimana acara tertukar nya ramalan cinta satu sama lain akhirnya pun berakhir. Mereka hanya perlu menjadi diri mereka sendiri dan mencintai kekasih masing masing dengan cara tersendiri maka hubungan mereka akan baik sampai seterusnya.

Keesokan hari nya, dimana hari baru datang lagi, membawa suasana dan kegiatan baru pula.

Sepanjang koridor sekolah, yang di dengar oleh Naru dan Hajime saat mereka sampai dan kemudian melewati koridor tersebut hanya sebuah desas desus tentang adanya murid baru. Banyak sekali murid yang mendaftar tahun ini? Pikir Naru.

"Anak baru lagi? Benarkah?"

"Kelas berapa ya?"

"Katanya 3-A"

"Ah, sayang sekali,"

"Oh iya, dia tampan!"

"Hey, jangan melamun," Hajime menjentikkan jari nya di depan Naru sesaat dirinya menyadari Naru yang melamun. Mungkin mendengar desas desus di koridor tadi.

"Iya iya,"

Bel berbunyi pertanda kelas akan dimulai. Guru yang akan mengajar di kelas 3-A datang lebih cepat dari biasanya. Kakinya mulai melangkah memasuki ruang kelas yang akan diajarnya bersamaan dengan seorang murid baru berjalan di belakang nya.

Mata Naru seketika terbuka bagaikan sebuah cahaya yang sangat menyilaukan membuka kedua matanya. Seorang murid baru itu sangat tampan! Benar benar tampan. Dari depan, belakang, samping kanan kiri dia tetap tampan. Jatuh hati? Oh jangan sampai.

Hajime menatap malas pada seorang murid baru itu. Ah, rasanya ia akan memiliki rival di kelas nya karena melihat Naru yang sepertinya menyukai sosok murid baru itu.

"Pagi anak anak! Hari ini kita kedatangan murid baru. Silahkan perkenalkan dirimu," ucap sang guru mempersilahkan sang murid baru memperkenalkan diri.

"Nama ku Kuro Raven. Lahir di Osaka, pada tanggal 15 Desember, usia 19 tahun. Salam kenal kalian semua," nama siswa itu Raven. Seorang yang bisa dikatakan detail akan segala hal sekalipun itu tentang dirinya. Memperhatikan hal hal kecil sekali pun.

"Ravennn! Tampannyaa!"

"Ra-raven?" Gumam Naru yang mungkin terpesona (?) Pada Raven.

"Baiklah, kau boleh duduk di belakang Nakagawa Naru. Murid yang bernama Nakagawa Naru mohon angkat tangan," titah sang guru menanti tangan yang terangkat yang menunjukkan bahwa itu seorang yang ia sebutkan namanya.

Naru mengangkat tangan dengan ragu.

Raven segera berjalan kearah Naru lebih tepatnya bangku yang berada di belakang gadis itu. Setelah dirasanya cukup, Naru pun akhirnya menurunkan tangannya.

"Jangan sampai bernasib sama seperti Aoi," gumam Hajime menghilangkan segala pikiran buruk tentang anak baru yang menarik hati Naru (?).

"Hey, kemarin aku melihat hantu di sekolah kita!"

"Hantu? Haha, mana ada hantu di sekolah kita,"

"Sungguh! Aku melihat nya,"

"Dimana?"

"A-aku tidak tahu, karena ketakutan, aku lari lah,"

"Mungkin hanya perasaan mu saja,"

Ai yang tidak tahan dengan apa yang di bicarakan oleh sekelompok laki laki di samping bangkunya, akhirnya ikut dalam pembicaraan tersebut, "sedang apa kau disini semalam? Kenapa tidak pulang?" Tanya nya yang membuat sekelompok anak laki laki yang bercerita bahwa salah satu dari mereka melihat hantu semalam.

"Aku membaca buku di perpustakaan, karena serinya yang banyak serta menarik, jadi aku berlama lama disana," jelas salah satunya.

"Begitu, lalu saat pulang kau bertemu dengan hantu itu? Begitu?"

"Iya!"

"Seperti apa tampaknya? Setidaknya kau lihat sedikit bukan?" Ai terus bertanya hingga tak sadar Aoi ikut menyimak. Yah, kesukaan Aoi mengikuti kemana Ai mau. Juga, mengganggu Ai adalah salah satunya.

"Ehmm, ah iya! Sebelum melihat tampaknya aku melihat sebuah bulu berwarna hitam. Aku pikir itu bulu gagak dan ternyata benar itu adalah burung gagak!" Jelas nya lagi.

"Eh?? Souka, baiklah! Mulai sekarang hantu itu tidak akan menganggu mu lagi!" Ucap Ai menepuk nepuk punggung murid laki laki yang katanya di ganggu oleh hantu tersebut.

"Terima kasih, kau memang princess ku," ucapnya berbinar binar.

"Ehehe, baiklah," Ai tertawa canggung.

Aoi tentu juga mendengar hal itu. Entah mengapa, rasanya hubungan nya dengan Ai belum di ketahui oleh banyak murid, tapi tidak apa selama Ai dan dirinya setia satu sama lain.

"Apa? Kau ingin ke sekolah nanti malam?" Aoi terkejut mendengar permintaan Ai. Tidak biasanya seorang gadis mengambil keputusan yang berisiko.

"Iya! Aku mohon, aku mohon," Ai sampai memohon.

"Oh, apa karena murid tadi? Ya sudah," Aoi pura pura 'ngambek'

"Eh! Bukan bukan! Aku hanya penasaran..."

Aoi melirik Ai, "hahh, baiklah, mau bagaimana lagi," akhirnya Aoi mengizinkan Ai.

"Hore, aku mencintaimu! Boleh kan aku mengajak 2 orang lagi? Ya? Ya?" Ai meminta lagi.

"Si-siapa saja?"

"Hajime-san dan Naru-san,"

Malam tiba. Semua orang yang bekerja dari pagi hingga siang dan sore akhirnya pulang maka malam ini mereka beristirahat. Namun, tidak untuk 4 orang yang menyelinap masuk ke area sekolah.

"Ai, dimana kau mendapat kunci itu?" Tanya Naru saat ia Hajime dan Aoi beserta Ai akan lewat pintu belakang sekolah. Ia melihat bahwa Ai membawa kunci tersebut yang mana hanya orang tertentu di sekolah yang boleh memegang atau membawanya, salah satunya penjaga sekolah.

"Haha, aku meminta nya dari Lisa, aku hanya penasaran siapa hantu itu," ucap Ai mulai membuka gembok yang mengunci pintu yang akan mereka lewati.

"Astaga, paling paling kau lari," celutuk Naru.

"Sst, ayo masuk," pintu terbuka dan mereka mulai masuk satu persatu seraya tetap waspada akan sekitar. Walau sepi, namun tetap harus waspada.

Mereka sukses melewati pintu belakang sekolah dan kini berakhir di depan kelas 1-B dimana letak kelas itu paling dekat dengan perpustakaan.

"Bagaimana kalau kita memeriksa perpustakaan dulu?" Aoi memutuskan.

"Boleh saja," Hajime menjawab.

"Teman teman," Ai menarik lengan baju Aoi, ia menunjuk sesuatu yang tampak nya bercahaya dengan warna merah pada cahaya itu.



















Satsuki Aoi:

Satsuki Aoi desu! Konnichiwa minna-san.
Etto, Ai menemukan sesuatu yang belum kami ketahui. Apa mungkin itu hantu?
Selanjutnya! Red! Segera setelah kasus dimana hantu sekolah itu berkeliaran di lorong sekitar perpustakaan.
Hahh, saingan ku akan bertambah lagi, aku harap Ai tidak berpindah hati. Haha.
Kenapa banyak murid baru?! Sekolah ini memakai jimat penarik?!


















To Be Continued
Story By SatsuAoi15

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro