
RAINY MOMENT
"Aku memaafkan mu," lirih nya
"Hahh, kalau aku jadi Ai, mungkin Lisa tak akan ku maafkan," You menghela nafas berat
"You," Yoru menegur sahabat nya itu
Pintu UGD kembali terbuka, menampakan sesosok laki laki berambut putih serta manik mata berwarna biru dengan wajah yang hampir mirip dengan Ai
"Kakak !!," Ai berlari memeluk kakaknya itu
Karane yang khawatir serta terkejut itu, kembali tenang ketika melihat adiknya kembali tersenyum, ia mengecup puncak kepala Ai
Keesokan harinya, seperti biasa jadwal mereka. Masuk dan mengikuti pelajaran seperti biasa. Namun, langit kembali bersedih, mendung menutupi langit biru dan juga matahari
Titik titik air pun jatuh ke bumi, membasahi semua yang ada. Terpaksa, beberapa murid harus membawa payung untuk berangkat ke sekolah, meski beberapa dari mereka ada yang membawa mobil ke sekolah
Salah satunya, Shun dan Rei, hampir setiap hari, Shun akan menunggu Rei saat mereka akan pulang maupun berangkat sekolah. Entah mengapa, semenjak mereka menjadi kekasih, Shun sangat sangat memperhatikan Rei juga keluarga nya itu
Hajime dan Naru, memang lah sudah lama membawa mobil ke sekolah. Terkadang, Hajime membawa motor nya, tapi Naru sempat mengomel. Pertama, ia tidak suka memakai helm, kedua, rambut nya akan berantakan, ketiga, ia merasa canggung jika harus memeluk pinggang Hajime
Membuat Hajime kewalahan mendengar omelan nya, mau tidak mau, ia tetap membawa mobil kemanapun ia pergi bersama Naru, jika tidak bersamanya, mungkin dengan motor
Rui dan Hikari sempat bermain hujan, namun ibu mereka sempat mengomel pada keduanya. Mereka segera berangkat sekolah dengan membawa payung masing masing
Sepanjang perjalanan, Rui menatap langit yang mendung dengan tetesan air yang terus turun tanpa henti
"Rui menyukai hujan ??," Tanya Hikari yang bertanya tanya saat melihat Rui memandangi tetesan air yang turun itu
"Aku sangat suka, hujan itu indah," Rui menatap Hikari seraya tersenyum tipis itu
PCAK !
Ai menginjak genangan air hujan, ia sedikit bermain main yang membuat Aoi geleng kepala
"Kau baru saja sembuh, kenapa masih sempat sempat bermain ??," Tanya Aoi yang menggandeng tangan Ai
"Menyenangkan bukan ? Eheheh," Ai menjawab dengan polos nya
Aoi menggeleng lagi, "tidak boleh,"
Ai tersenyum, sifat protektif Aoi lah yang membuatnya senang. Ia menyukai sifat Aoi yang seperti itu
Mereka pun lanjut berjalan lagi, Aoi semakin dekat dan terus menggandeng Ai erat
"Kau ingat ? Saat pertama kali hujan turun dan kita kehujanan ?," Tanya Rui yang mengingat kembali masa masa dimana mereka kehujanan bersama
Hikari menunduk menyembunyikan rona merah nya, "i-iya,"
Rui menggandeng tangan Hikari, "ayo, kita akan terlambat,"
Entah mengapa, sempat terlintas dipikiran Hikari sebuah pertanyaan
Mengapa Rui yang baru mengenal nya merasa nyaman di sisinya ?
Ini tentang Hikari, Hayasaka Hikari. Seorang siswi pindahan, ia bertemu dengan Rui saat pertama kali ia menginjak kan kaki di Tsukiuta High School
Ia tidak mengenal Rui dengan pasti, tapi saat suasana hujan yang membawa nya pada arus kenyamanan. Dingin ditengah hujan, tiba tiba menjadi hangat karena pelukan Rui
Hikari adalah seorang anak yang memiliki hotel yang besar. Hayasaka Resort, restoran dan hotel yang terkenal seantero Tokyo. Meski ia masuk dalam daftar orang kaya, ia tidak pernah memakai barang mahal ke sekolah
Selalu sederhana, adalah bagian dari dirinya
Entah mengapa dan sejak kapan, ia merasa sangat nyaman jika berada di samping Rui. Apalagi jika ia tidak bertemu Rui sehari saja. Sebaliknya dengan Rui, ia merasa bahwa Hikari sangat menyayangi nya, gadis pertama yang memperhatikan nya
Mungkin, suasana hujan yang terjadi dihari itu, menyimpan kenangan mereka yang pertama kali nya
Hikari berada di ruang olahraga, ia sedang bermain bola basket
"Hey, sedang apa," Ai masuk, kebetulan ia sedang membutuhkan tempat sepi untuk mengerjakan tugas laporan yang Haru berikan kepadanya
"Oh, Ai-san," Hikari menghentikan kegiatannya itu
Ai duduk di salah satu bangku disana, "hmm, kau hebat,"
"Hebat ?? Oh, aku sudah terbiasa dengan basket," jawab Hikari seraya terkekeh
Ai tersenyum lalu mulai fokus pada laporan nya
Hikari sempat memerhatikan Ai, "bagaimana kondisi Ai-san sekarang ??,"
"Hm ? Yaa, masih terasa sakit, tapi aku baik baik saja dengan itu," Ai tersenyum, kembali ia mengerjakan laporan nya
Hikari mengangguk paham, ia memasukkan bola basket pada ring basket tersebut
"Aoi-san sangat peduli ya pada Ai-san," celutuk nya
Ai menghentikan kegiatan menulis nya, lalu menatap Hikari dengan kebingungan
"Sangat baik, sangat peduli, pasti Ai-san senang bukan memiliki kekasih seperti itu ??," Hikari duduk di samping senior nya itu
Mendengar ucapan Hikari itu, mengerti lah Ai apa yang dimaksud Hikari, "jangan berpikir seperti itu,"
Hikari menatap Ai tak percaya. Ai tersenyum, ia mengambil selebar foto Aoi yang terselip di buku catatan kecil miliknya, tampak disana juga dirinya yang tersenyum ke arah kamera
"Uwah, foto itu sepertinya sudah lama ya ??," Tanya Hikari yang terkagum kagum
"Iya, saat musim dingin, kau tahu ? Seseorang yang mencintai mu itu, seseorang yang benar benar mau menerima kekurangan mu, jadi jangan berpikir seperti itu, meski Rui tidak memberi mu perhatian yang sama, dia sangat menyayangi mu, bagaimana pun dirimu,"
Mendengar ucapan Ai, Hikari tertegun. Ia berpikir kembali dan mencerna apa yang dikatakan Ai padanya. Benar ucapannya, tidak seharusnya dia terlalu berharap, yang harus di lakukan nya adalah menyayangi dan melindungi Rui
"Ai," seseorang memanggil Ai dari pintu masuk ruang olahraga. Hikari dan Ai menoleh pada seseorang yang memanggil nama Ai itu
"Ehem," Hikari berdehem
"Diam, baiklah aku pergi dulu, kau tidak apa kan sendirian ?," Tanya Ai yang berdiri seraya menatap Hikari
Hikari mengangguk lalu tersenyum, "arigatou ne Ai-san,"
Ai tersenyum lalu berlari kecil menghampiri Aoi yang menunggu di pintu masuk ruang olahraga tersebut
Melihat kedekatan mereka. Sedikit, Hikari mengerti arti dari sebuah cinta. Tidak hanya dari Rui saja, keluarganya pun mencintai nya juga. Dan, meski Rui tidak begitu peka terhadap perasaan Hikari yang ingin sekali diperlakukan sama oleh Rui, Hikari tetap pada pendiriannya, yaitu terus menyayangi Rui bagaimana pun dirinya
Jam pulang berdering keras di seluruh koridor sekolah. Membuat para murid segera keluar dari kelas dan segera menuju gerbang untuk pulang
"Hikari," Rui melambaikan tangan nya, memberi isyarat kalau ia berada tepat di gerbang sekolah dengan beberapa siswa dan siswi yang menghalangi pemandangan dirinya
Hikari segera menghampiri Rui dengan pelukan mendarat di tubuh Rui. Rui mengelus lembut surai merah muda milik kekasihnya itu, meski Hikari tak menjelaskan kenapa, tapi sesungguhnya, ia tahu apa yang Hikari rasakan tanpa dirinya yang peka terhadap perasaan Hikari itu
Hajime membawa motor untuk hari ini, membuat Naru mengomel lagi padanya
"Sudah ku bilang kan ?? Jangan membawa motor ! Rambut ku akan kusut nanti ! Kalau kau memaksa ku untuk memakai helm, aku tidak mau," Naru mengomel yang membuat Hajime menghela nafas berat
"Hahh, dengar, hari ini aku akan menunjukan suatu pemandangan padamu," ucap Hajime menaiki motor nya
"Kemana ??,"
"Taman, bunga sakura bermekaran hari ini. Aku rasa melihatnya saat sore lebih indah," jelas Hajime
"Aku mau, tapi,"
"Apa ?," Hajime merasakan hal yang tidak enak melalui nada bicara Naru
"Pagi tadi hujan, kenapa tiba tiba sakura mulai bermekaran ??," Naru heran
"Oh itu, kalau soal itu, ini lah keunikan sang penulis cerita ini,"
Naru menatap Hajime bingung, "penulis yang menulis cerita ini ??,"
"Lupakan,"
Naru mengangguk saja, ia pun segera naik dan berpegangan pada Hajime
"Tunggu, kita tidak memakai helm ??," Tanya Naru mengangkat satu alisnya
Hajime menggeleng, "lebih indah jika rambut mu itu terkibas saat mengenai angin dengan kelopak sakura itu," mendengar perkataan Hajime itu, pipi Naru terasa panas
Shun dan Rei sudah berada di taman lenih dahulu, dengan apa ? Teleportasi. Rei sendiri tidak merasa keberatan dengan apa yang Shun lakukan
Haru dan Yukari berjalan kaki untuk ke taman demi melihat indah Sakura. Sementara, Arata dan Yuki bermain diantara pohon pohon bunga sakura tersebut
Tebaran bunga sakura yang mempercantik langit musim semi. Hari ini pun, Aoi tengah berjalan jalan bersama Ai sepulang sekolah dengan sepeda yang dibawanya, Ai yang berada di belakang nya memegang pinggang nya erat seraya menikmati kelopak sakura yang bertaburan
Aoi merasa senang bisa bersama Ai kembali. Ia sempat turun dan melihat Ai menikmati pohon sakura yang berada di hadapan mereka berdua
"Indahh," Ai tersenyum lebar
Tiba tiba, dari arah yang berlawanan, seseorang menabrak nya
"Oh, maaf, aku tidak melihat mu," ucap nya dengan nada biasa
Seorang itu dan juga Ai bertatap muka, terkejutlah mereka satu sama lain
To Be Continued
Story By SatsuAoi15
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro