Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

JUST FRIEND (!?) OR MORE (!?)

"A-ai.." Aoi heran serta sedih, baru pertama kali ia diperlakukan kasar oleh Ai. Ia tidak marah, hanya kecewa

Kelas menjadi sunyi seketika mendengar Ai berteriak pada Aoi seraya berlari keluar kelas

"Susul dia," celutuk Arata

"Su-susul ?!," Aoi gelagapan

"Iya," Arata menampakan ekspresi serius nya dibalik wajah datarnya

Merasa mengerti dengan ekspresi sahabat nya itu, ia segera menyusul Ai

Ai termenung di balik pintu kamar mandi wanita, ia menangis dan berusaha agar tidak mengeluarkan suara, isak tangis yang bisa didengar oleh siapapun yang berada di kamar mandi itu

Ia memutuskan keluar setelah dirasanya cukup waktu untuk ia menangis, mengusap air matanya, menghilangkan nya dan bersikap biasa saja saat ia keluar

Namun

"Kau menangis ??," Celutuk Aoi tiba tiba yang sudah berada di depan Ai ketika ia keluar dan membalikkan badannya tatkala Aoi berada di depan pintu kamar mandi wanita dan ia mengetahui bahwa Ai, menangis

"Tidak," jawab Ai biasa saja

"Uso desu," Aoi tidak percaya

"Tidak aku tidak menangis," Ai melewati Aoi begitu saja, namun, ia tertahan ketika Aoi menggenggam tangannya

"Bercerita lah padaku," lirih Aoi dengan nada khawatir

Ai pasrah, ia terpaksa menceritakan semuanya pada Aoi. Dari awal hingga akhir, Aoi mendengarkan dengan seksama, sesekali ia berempati

"Aku tidak ingin lagi jatuh cinta pada laki laki, aku hanya ingin berteman, hanya teman, kau tahu ? Tidak ada yang peka terhadap ku," mendengar hal itu, Aoi terdiam sejenak

"Aoi ?,"

"Ma-maaf," Aoi gelagapan, serasa di hatinya suatu hal yang ingin dikatakan nya, tapi apa ? Pasalnya, ia sedikit menyukai Ai, semenjak mereka menjadi teman baik hingga menjadi sahabat. Aoi selalu menceritakan keluh kesah nya pada Ai, sementara Ai, ia jarang bercerita pada Aoi

Sedikit demi sedikit, Aoi merasa penasaran dengan Ai, dan ingin ada suatu hal yang lebih

"Ai, kalau saja, teman mu menyukai mu, dan menyatakan perasaan nya, apa yang akan kau jawab untuk itu ?," Aoi sedikit menunduk, ia sadar, seharusnya ia tidak menanyakan hal itu pada Ai. Ia malu, bahkan tiba tiba saja, detak jantung nya berdegub kencang

"Kalau itu.." Ai bingung

"Aku menolaknya," jawaban Ai seolah memberi sejuta anak panah kesakitan pada dada Aoi tidak pada perasaan nya lebih tepat nya

"Begitu ya," Aoi mencoba memahami meski terasa sakit

"Oh, ayo kembali, sebentar lagi jam pulang," Ai menarik tangan Aoi guna mereka kembali ke kelas. Tangan Ai yang terselip antara jari jari Aoi, terasa nyaman dan tak ingin Aoi lepas, namun, mengingat kembali jawaban Ai, dadanya terasa sesak

"Hanya.. teman ?.."

Jam pulang tiba, para murid segera keluar gerbang untuk pulang menuju rumah masing masing. Karena rumah Aoi dan Ai satu jalan dan kebetulan berhadapan, Ai pulang bersama Aoi hari ini

Aoi telah menunggu nya di depan gerbang. Wajah nya murung tidak seperti biasanya, tidak ada senyum yang biasa ia pasang di wajahnya

"Minna, kalian pulang dengan apa ??," Tanya Ai menghampiri teman teman nya itu

"Tenang, kami akan ikut Rei yang kebetulan sudah menjadi teman Shun, mungkin sekarang mereka pendekatan," Naru melirik Rei

"Ti-tidak !! Bohong !!," Ucap Rei dengan rona merah nya

Sementara yang lainnya hanya tertawa

"Oh ya, Ai, tadi di kelas, kenapa kau sempat keluar dan membentak Aoi ??," Tanya Yuki yang membuat Ai berhenti tertawa

Teman teman nya pun memandang nya juga

"Tidak ada, hanya sekedar marah," ucap Ai bohong

"Marah ? Kenapa ??," Yukari bertanya

"Hm, itu, oh ! Aku harus pulang ! Jaa minna !,' Ai berlari seraya tersenyum

"Dia.. selalu begitu," Naru melipat kedua tangannya di depan dadanya

"Tertutup," tambah Rei

Tertutup, salah satu sifat Ai yang sudah menjadi pembicaraan para murid saat Ai tidak mau menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya. Ia hanya menceritakan hal hal yang penting saja, jika menyangkut dirinya ia lebih sering bercerita pada, Aoi

Jarang ia menceritakan pada teman teman nya, membuat mereka semakin khawatir akan Ai. Seorang yang tertutup, bahkan selalu menyendiri. Tapi, mereka memaklumi itu

"Rei~," suara yang Rei kenal, membuat gadis itu menoleh

"Ayo, kalian," Rei segera menuju mobil milik Shun, yang dikendarai oleh supir andalan Shun sendiri

"Sekaya apa laki laki albino ini ?," Batin Naru,Yukari, dan Yuki

Di perjalanan menuju rumah, Aoi masiu murung, membuat Ai sendiri bingung

"Aoi, kenapa ? Kenapa diam ? Kau sedih ?," Tanya Ai bertubi tubi sembari menatap Aoi polos

"... Tidak," Aoi memalingkan wajahnya, tidak ingin tertawa hanya dengan melihat wajah polos Ai

"Hmm," Ai sedikit kesal, ia lalu berpindah posisi dimana Aoi memalingkan wajahnya

"Apa yang tidak ? Kau masih sedih," Ai menatap Aoi lekat lekat, mereka terhenti di tengah perjalanan

"A-a-ai ! Jauhkan sedikit wajahmu," Aoi merona, ia sedikit menjauh dari Ai karena malu

"Eh ??, Pffft hahah !," Ai tertawa lepas melihat tingkah Aoi yang malu itu. Aoi yang mendengar tawa serta ekspresi Ai, ikut tertawa

"Hahaha, dasar ! Aoi pemalu !," Ledek Ai disela sela ia tertawa, Aoi tak membalas nya, ia hanya tertawa

"Hah," Ai menghela nafas mengakhiri tawanya diikuti Aoi yang sudah berhenti tertawa

"Jadi ??," Ai masih bertanya

"Uhm, tidak hanya kesal saja,"

"Pada siapa ?,"

"Anata," Aoi tiba tiba berlari setelah mengucapkan hal itu pada Ai

"Eh !? Padaku ?? Hey ! Tunggu !,"

Ai menyusul Aoi, keduanya bermain kejar mengejar di pinggir jalan. Matahari sore menyinari keduanya membuat bayang bayang mereka terlihat

"Aku menangkapmu," Ai memeluk Aoi seketika, guna agar dirinya tidak kabur

"Dasar, memang kecepatan berlarimu itu tidak di ragukan," Aoi terkekeh

"Ayo pulang, orang tua kita pasti menunggu," ucap Ai lalu melepas pelukan nya

Mereka kembali berjalan, tak jauh lagi mereka akan sampai

"So la la li da di, we like to party, dancing you and me, doing whatever we want~♪," Ai bersenandung yang mana setiap alunan senandung nya Aoi dengarkan

"Suaramu bagus," puji Aoi

"Eh !? Terdengar ya ??,"

"Jelas, kau berada di dekat ku," Aoi tertawa

"Matahari nya indah ya," celutuk Ai diikuti arah pandang Aoi pada matahari sore

"Iya, cantik, seperti mu," perlahan nada Aoi menjadi pelan

"Hm ?? Apa ??," Ai yang sempat mendengar ucapan Aoi tersebut, spontan menoleh

Aoi yang tersadar akan apa yang diucapkan nya, rona merah tertampak lagi, "bu-bukan apa apa !,"

"Hmm, akhir akhir ini kau menyembunyikan sesuatu dari ku," Ai memandangi ujung sepatunya yang saling salip menyalip

"Kau tidak lagi bercerita, kau seolah merahasiakan sesuatu yang tak ingin aku ketahui," Ai menatap Aoi penuh harap

"Ai.. aku.."

"Kalau kau memang bosan berteman dengan ku, katakan saja," celutuk Ai

"Tidak ! Bukan itu !,"

"Lalu ?,"

"I-ini belum, belum waktunya ku katakan, aku aku," Aoi gugup
















To Be Continued
Story By SatsuAoi15

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro