
FAITHFUL
You yang mana sampai terlebih dahulu di Rumah Sakit Tokyo, dengan cepat memanggil dokter dan juga suster untuk berjaga jaga jika terjadi sesuatu pada Ai
Dan
Hal You takut kan terjadi, Ai kembali bersimbah darah, sementara teman teman nya terikat dan hanya bisa menangis melihat kejadian itu.
"Apa apaan ini ? Suster cepat buka ikatan mereka, segera panggil suster yang lainnya dan bawa gadis ini ke UGD," titah sang dokter yang segera dilaksanakan oleh suster tersebut.
You mengepalkan tangan nya seraya menggertakan giginya, Lisa yang mana tangan nya bersimbah darah hanya bisa mematung dalam diam.
"You !," Yoru menghampirinya bersama dengan yang lainnya
You yang sudah naik pitam itu segera menarik Lisa keluar dengan kasar dari ruang Ai. Hal itu dilihat oleh teman teman Ai yang lainnya
Hajime melihat Naru yang sempat di berikan pertolongan pertama oleh salah satu suster disitu
"Dia baik baik saja, hanya perlu istirahat sebentar," ucap sang suster
"Arigatou gozaimasu," Hajime berterima kasih
Bagaimana nasib seorang suruhan Lisa yang sempat bertarung dengan Naru ? Dia keluar, melalui jendela yang telah ia buka lebar. Katakanlah dia pengkhianat
"Shun !," Rei memeluk Shun erat, ia menangis di pelukannya
"Tenang, tenang," Shun mengelus rambut hitam lebam milik kekasihnya itu, sesekali ia mengecup puncak kepalanya
"Hikari.." Rui memeluk Hikari yang mana ia bersyukur ia baik baik saja, tidak ada sedikit luka yang tergores di bagian tubuh nya
"Kau tidak apa apa ??," Tanya Haru yang sangat sangat khawatir itu pada Yukari
Yukari mengangguk, seraya tersenyum tipis
Haru memeluk Yukari erat dengan penuh rasa bersyukur, "yokatta,"
Sementara itu, Aoi melihat bercak darah yang berada di sudut ruangan. Itu darah Ai, pikirnya. Ia mengepalkan tangan nya kesal, ia gagal, tidak sempat atau kurang cepat ia melindungi Ai dari bahaya yang ia tahu akan mengancam nya
Aoi terpaksa keluar, duduk dengan lemas. Ia merasa tidak berguna saat ini, melindungi Ai, tidak, menjaga nya, tidak, bahkan membuatnya bahagia, entahlah. Ia merasa stress
Rei melihat reaksi Aoi itu, ia sangat sedih, bahkan lebih dari itu. Lewatlah seorang suster yang sedang terburu buru, tampak nya ia menghampiri Aoi yang tengah duduk itu
"Cih, Lisa, dia sangat keji, orang orang yang tak ikut campur dalam nya pun, ia ikut sertakan sebagai korban," Hajime berkata dengan kesal
"Ini semua karena ku, andai saat itu aku menolak dan segera memberitahukan nya kepada kalian, mungkin hal ini tak akan terjadi," Yoru merasa bersalah
"Sudahlah, Yoru~ yang berlalu biarlah berlalu~," Shun terkekeh
"Tidak apa, semua nya baik baik saja bukan, tapi.." Haru menunduk sesaat ia mengetahui keadaan Ai yang ia perkirakan kembali di tusuk oleh Lisa
"Tidak dengan Ai ! Dia ditusuk ! Haru, bagaimana kalau dia, kalau.. Ai.." Yukari menunduk, ia terisak, Haru mendengar isakan tangis Yukari, membuat teman teman nya yang berada di ruangan dimana Naru diistirahatkan, kembali sedih
Haru mendekap Yukari, "tidak akan hal itu terjadi,"
You menghantamkan tubuh Lisa pada tembok, ia marah dengan tindakan tidak bijak yang Lisa lakukan itu
"Kau keji ! Semua orang kau ingin bunuh, dimana otak mu itu hah ?! Kau manusia kan ?! Kenapa masih ingin membunuh manusia lain ?!," Nada You meninggi, sementara Lisa, ia hanya menunduk
"Aku tidak ingin mendengar permintaan maaf dari mu, katakanlah itu pada Ai, yang tidak bersalah dan yang kau tusuk seenaknya. Dan jangan lupa pada mereka yang kau sandera," You kembali menarik paksa Lisa untuk masuk ke rumah sakit lagi
"Bagaimana keadaan nya ?,"
"Dokter, detak jantung nya normal,"
"Bagus, apakah dia sudah sadar ?,"
"Sebentar lagi,"
Ai mendengar samar samar suara yang berada di sekitar nya, perlahan tapi pasti, Ai membuka matanya menampakan sang dokter dengan beberapa suster yang mengelilingi nya
"A-a.." ingin sekali Ai berkata, namun tenaga nya tak cukup untuk terus melanjutkan nya
"Syukurlah nona anda sadar, " ucap salah satu suster tersebut
"Sa.. dar ?,"
"Iya, siswa itu memberikan darahnya pada anda, ia masih terbaring karena belum sadarkan diri. Ia mendonorkan darahnya dengan jumlah yang banyak hanya demi anda," jelas sang suster
Ai melihat ke samping ranjang nya, dan benar saja. Ada ranjang lagi yang mana diatasnya terdapat seorang siswa, Satsuki Aoi. Ai terbelalak tak percaya, dapat ia lihat wajah Aoi yang sangat dirindukannya setelah beberapa hari ini koma
"A..Aoi.." Ai sedikit menitikkan air matanya
"Dia berkata pada saya, 'dia berharga, lebih dari diriku. Aku rela tak sadarkan diri hanya untuk mendonorkan darah ku untuknya, mau bagaimana pun, dia harus tetap hidup,' begitu katanya nona," sang suster tersenyum
"A-apakah dia akan bangun ? Dia pasti bangun kan !?," Ai mulai panik
"Mohon tenang nona, anda jangan terlalu tegang dulu. Yang pasti, dia hanya pingsan karena banyak darah yang di donorkannya untuk anda," kata sang dokter
"Begitu.." bahkan Ai tak bisa mengatakan apapun selain berterima kasih pada Aoi, dan juga Tuhan yang masih mengizinkan dirinya untuk tetap berada di dunia, juga Aoi yang masih berada di sisinya
"Kalian sahabat yang luar biasa, tidak pernah saya menemukan sahabat seperti kalian," sang dokter memuji
Ai tersenyum, lalu pandangan nya pada Aoi, "aku dan dia, lebih dari pada sahabat. Kami adalah kekasih,"
"Begitu, anda seseorang yang setia ya, kalau begitu, anda istirahat lah, saya permisi sebentar" sang suster bersamaan dengan dokter itu segera keluar meninggalkan keduanya
"Aoi.. bisakah kau mendengar ku ?," Ai menatap Aoi sendu yang masih tak sadarkan diri itu
"Aku tahu, betapa menderita nya dirimu saat menjaga ku, andai saja aku segera-"
"Jangan katakan itu.." Aoi menggenggam tangan Ai, ia berkata dengan nada pelan memotong ucapan Ai
"Aoi.."
Aoi menoleh pada Ai, ditatapnya wajah gadisnya itu. Kembali seperti semula, ia tersenyum
"Maaf, seharusnya aku lebih memperhatikan mu, tapi, aku malah terlambat untuk melindungi mu," nada Aoi mengiba
Ai menggeleng, "kau lebih dari melindungi ku, kau menyelamatkan ku," setitik air mata dapat Aoi lihat, namun gadis di depan nya ini tersenyum tulus
Aoi meraih pipi Ai, di usapnya air mata yang jatuh itu. Dengan perlahan, Aoi mengusap lembut pipi Ai
Teman teman Aoi serta Ai menyusul mereka. Naru membuka pintu ruang UGD dengan perlahan, menampakan Aoi dan Ai yang hampir saja mencium satu sama lain
"Uwaahh~," suara Yukari mengagetkan keduanya, segera mereka menjauh satu sama lain
"Yukariii !," Naru dan Rei bersorak kesal pada Yukari yang mana merusak pemandangan mereka yang hampir saja melihat Aoi dan Ai berciuman
"Eh ??," Yukari memasang wajah polosnya
Hajime menepuk jidatnya, Yoru menutup mata Rui dan You menutup mata Hikari. Shun terkekeh, sementara Haru hanya sweatdrop seraya tersenyum kikuk
"Sudahlah," Naru masuk diikuti yang lainnya
Yoru dan You masing masing membuka penutup mata Rui dan Hikari
"Lisa," You memanggil Lisa dengan nada peringatan
Tampak lah Lisa dari belakang You, kemudian dia berlari lalu memeluk Ai dengan erat seraya menangis di pelukan nya
"Lisa !?," Ai terkejut
"Maafkan aku, maafkan aku,Ai," Suara nya parau, terdengar getir yang teramat sangat dari nada bicaranya
Ai yang mengetahui dan teringat kembali apa yang telah di perbuat Lisa padanya, ia membalas pelukan Lisa
"Aku memaafkan mu," lirih nya
Koganeiro Aoi :
Art By : Satsuki Aoi15
Description : Gadis lahiran Osaka ini tinggal bersama kakaknya di Tokyo, Koganeiro Karane. Orang tua mereka menetap di New York untuk mengurus perusahaan mereka yang sempat terancam gulung tikar. Koganeiro Aoi memiliki penyakit yang terdapat pada jantung nya, gadis ini tidak menyesali akan nasib nya yang tak akan lama lagi di dunia. Tidak suka dengan makanan asin, selalu memasak masakan dengan rasa hambar. Ai digambarkan sebagai gadis yang tertutup, terlalu sabar, menyimpan masalah nya sendiri, tidak menyukai sejarah, dan terkadang keras kepala. Jarangi ia menceritakan nya pada orang lain, kecuali pada seseorang yang dekat dengan nya
To Be Continued
Story By SatsuAoi15
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro