Chapter 24: Sciamachy
"Kim Taehyung menemuiku."
Satu kalimat dari Sehun membawa kembali kelabat memori. Kalimat tadi pula membuat rasa tercekik kembali terasa nyata. Jooeun kehilangan kata-kata. Pikirannya mendadak kosong. Seluruh pertanyaan diurungkan dan dibiarkan menguap bersama aroma tanah basah yang dipijaknya saat ini.
"Kim Taehyung membawa foto Jisoo padaku. Dan kau bisa menebak apa yang terjadi, 'kan?" Sehun menatap lurus iris cokelat gelap milik Jooeun sebelum menunduk dan berkata serak.
"Min Yoo muncul."
Jooeun mundur satu langkah. Bulu kuduknya meremang sempurna. Itu penyebab utama trauma-nya. Sedari tadi horor sudah bercokol hebat. Berhadapan dengan Oh Sehun memang bukan pilihan yang baik untuk mentalnya. Kakinya sedari tadi bergetar. Peluh dingin terselip di pelipis yang tertutup helai anak rambut. Perutnya bergelak mual terlukis pada wajahnya yang pucat pasi. Degupan jantung tanpa kontrol, belum lagi dengungan oktaf tinggi pada telinga. Jooeun merasa terjebak dalam dunianya yang berputar. Tak bisa lari, tak kunjung reda pula.
Tatkala Sehun menyebut satu nama di bawah gerimis langit yang muram, Jooeun menoleh dalam tekad bulat.
Barangkali bertemu orang yang menghancurkanmu adalah pilihan terbodoh. Akan tetapi, berhadapan dengan penghancur yang tidak membunuhmu, membuatmu lebih kuat. Dan itu adalah pilihan bodoh Jooeun.
Lantas di sini lah gadis dengan rambut sepinggang itu berdiri di antara aroma petrikor dan guyuran hujan yang dingin menusuk tulang.
"Kau tahu seberapa besar perasaan cinta Min Yoo pada Kim Jisoo, kan?" Pria itu menjeda. Kendati terlihat keras, pandangannya seolah jatuh jauh di bawah dasar jurang yang tajam. Sakit.
Besar perasaan cinta Min Yoo pada Kim Jisoo... itu...
"Sebesar rasa bencinya pada Bae Jooeun," bersamaan, keduanya berdesis pelan.
Sehun memiringkan kepala pada Jooeun yang mematung di sana. Memerhatikan tangan Jooeun yang terkepal ketakutan, Sehun sadar ia tak boleh berlama-lama di sana. Mau bagaimanapunㅡseberapa besar pun keinginannya untuk tetap tinggal dan menghibur gadis itu dengan dekapan atau sandaran-Oh Sehun hanyalah penghancur Bae Jooeun. Itu mutlak. Fakta yang tak terelakkan.
Ia sungguh merasa tak pantas. Ia malu atas fakta tersebut. Barangkali waktu bisa melupakan. Akan tetapi, belum tentu waktu mampu menghapus bekas dan menyisakan hanya kenangan baik.
Lantas sebelum berbalik dan melangkah pergi dalam balutan kesuraman absolut, Sehun berbisik kecil, "Aku tahu aku tidak pantas menerimanya setelah apa yang kulakukan, tapi... maaf. Aku sungguh minta maaf."
Menyisakan Jooeun yang tangisnya perlahan pecah bersamaan dengan hati bergemeretak parah. Seluruh ucapan tulus dan punggung Sehun yang membelakangi di bawah tangisan langit, membanting Jooeun ke sebuah realita baruㅡyang mungkin baru ia sadari dan sayangkan.
Hubungannya dengan Oh Sehun, sahabatnya, takkan kembali.
"S- Sehun..."
Jooeun mendapati suaranya sangat serak dan bergetar. Ia susah payah menahan tumpukan likuid di pelupukㅡyang tersamar hujan di mahkota mataㅡsebelum akhirnya melanjutkan tatkala melihat punggung Sehun berhenti menjauh, "...jaga diri baik-baik."
Menelan pahit.
"Dan berbahagia."
Di detik itu, Sehun benar-benar tidak tahu lagi berapa banyak batu yang terpakai untuk menumbuk hatinya sampai hancur tercecer. Seberapa banyak rasa sakit yang Jooeun rasakan sebelum mampu mengucap nama Sehun lagi setelah 6 tahun berlalu. Seberapa banyak air mata yang tumpah diantara dirinya dan gadis itu dari saat itu sampai dalam momen ini. Seberapa banyak langkah yang telah menjauhkan posisi keduanya. Seberapa banyak rasanya Sehun ingin mengakhiri perasaan duka yang mencokol.
Orang seperti Sehun memangnya boleh bahagia?
***
Taehyung sangat tidak mengerti. Kalau bisa ia ingin menutup telinga dan mata rapat-rapat. Semuanya membawanya kembali pada langkah orang-orang berlalu lalang, pandangan menusuk penuh tanda tanya, dan riuh rendah tanpa artian tertentu. Kepalanya seolah berada di dalam cakram badai yang bergelung. Dan bola mata hitam cokelat bak eboni milik Jooeun yang menatapnya sendu.
Jooeun baru saja bilang bahwa ia benar-benar membunuh seseorang? Kim Jisoo? Jadi inikah alasan Seokjin bunuh diri? Karena depresi sepeninggalan kekasihnya?
"Dan juga, Tae. Kau pernah bilang bahwa kau melihatku 6 tahun lalu di stasiun, 'kan?"
Stasiun KTX Seoul. Seoul-Busan. Musim panas. 29 Juli 2012.
Tidak mungkin Taehyung lupa. Ia masih ingat dengan jelasㅡketika jeritan-jeritan menarik penuh atensi Taehyung, menyebabkan dia berbalik ke arah suara, tepat pada waktunya untuk melihat seorang gadis muda di udara, lalu ditabrak kereta, setelah melakukan lompatan di depan kendaraan bergerbong tersebut.
Dan Taehyung berada di sana. Di dalam kereta. Sebagai penumpang barisan terdepan-yang menyaksikan detik demi detik ketegangan dengan horror yang terpaku.
Taehyung tidak tahu siapa mayat yang tergeletak hancur di atas genangan merah beraroma anyir yang membuat seluruh orang bergelak mual. Taehyung sendiri hampir muntah saat matanya tanpa sengaja menangkap cipratan darahㅡyang menutupi hampir tiga perempatㅡdi kaca masinis.
Otaknya tak bisa menghapus apa yang terekam di sana. Sesak. Sekali pun Taehyung tidak pernah menyangka bahwa melihat kejadian singkat bak petir tadi dapat membuat hidupnya digerogoti bayangan mengerikan. Taehyung tidak pernah lagi naik kereta. Bahkan melewati bus-terutama yang 2 tingkat-membuatnya bergidik ngeri. Ia selalu was-was menunggu lampu lintas berganti dari merah, kuning, dan hijau. Taehyung bahkan tidak suka suara decitan kendaraan apapun, karena itu akan menghantui tidurnya semalaman-dengan bayangan yang sama pada pertengahan tahun 2012.
Banyak orang berlalu lalang, berteriak, merekam, menelepon ambulans, atau berlarian, bahkan ada yang kehilangan kesadaran. Dan yang disebutkan terakhir itu adalah presensi Bae Jooeun yang mendapat penuh atensinya. Adik kelasnya itu jatuhㅡbertumpu pada lututㅡhanya sekitar 4 atau 5 siku sebelum berujung pada rel kereta. Tidak menyisakan ngeri dalam netra seperti yang lainnya, iris sang gadis hanya memandang kosong pada mayat kaku yang terkapar hancur lebur. Dan imaji itu bukan ilusi.
"Yang tertabrak kereta itu Kim Jisoo." Seakan-akan belum cukup, Jooeun menambahkan lagi lecutan kejut dalam dada dan kepala Taehyung.
"Aku yang mendorongnya..." []
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro