falling for you
Aku tidak tahu harus dimulai darimana, ada banyak sekali kejadian yang berputar cepat di sekelilingku. Rasanya seperti mimpi, bahkan aku rasa aku tidak pernah bermimpi seindah ini.
Harry Styles putus dengan gadis itu! Bahkan dia membuat pengakuan terang-terangan di depan umum bawa dia menyukaiku. Aku ulangi, Harry Styles menyukaiku! Dia menyukaiku demi Tuhan.
Rasa terkejutku yang begitu besar membuatku tak sadar bahwa aku sudah ada di dalam mobil mewah Harry. Tanganku masih ada dalam genggaman tangan hangatnya.
"Jadi, mau kemana kita?"
Aku menoleh kepadanya, senyuman Harry semakin membuat lututku lemas. Senyum dia begitu menawan sehingga mustahil untukku tidak ikut membalas senyumnya. Bak orang yang sudah terhipnotis, aku hanya punya satu jawaban, "Take me anywhere you want to."
Jantungku nyaris berhenti berdetak saat Harry menarik tanganku dan mencium punggung tanganku. Aku seperti seorang puteri yang diajak pergi bersama sang pangeran. Kalau pun ada alat ukur kebahagiaan eksis di dunia ini, aku yakin alat itu akan rusak karena tidak bisa membendung betapa bahagianya aku saat ini. Its like a dream, it's unreal.
"Bagaimana kalau kita pergi ke flat ku?"
Alisku bertaut heran. Secepat itu? Aku menyukai Harry, aku rela melakukan apapun untuk dia tapi pergi ke flat Harry secepat ini? Aku bukan anak polos, aku sangat yakin disana nanti kita---
"Simpan pikiran kotormu." Ujar Harry memotong pemikiranku. Dia terkekeh sebelum melanjutkan, "I just want to show you my capability as a chef."
Mulutku ternganga. "You? As a chef? Are you kidding me?"
"No, dear. So, what's your favorit food? I'll cook it for you."
Harry adalah pria idaman setiap wanita. Aku selalu terkejut dengan dirinya yang tak pernah terduga. Harry dan memasak bukanlah suatu kombinasi yang wajar. Itu nyaris mustahil. Tapi sekarang dia menawarkan aku masakannya. Entahlah, aku rasa ini bukan mimpi tapi ini surga.
"Apa saja. Aku suka apapun. I can't wait to taste your dish."
"Sebelum itu, bagaimana kalau kita berbelanja bahan makanan dulu." Harry lalu memajukan badannya hingga kini napasnya menyentuh telingaku, "Ini kali pertama aku memasak untuk seorang gadis. That's how special you're to me."
"Thank you." Kataku tak bisa membendung senyumanku.
Sebelum Harry menginjak pedalnya, dia menyalakan pemutar musik di mobilnya. Mungkin kita berjodoh karena selera musik Harry sama denganku. Kita sama-sama jatuh cinta dengan musik era 90an.
***
"Harry, ini enak sekali!!!" Aku berkata fakta. Harry membuat Asparagus Stuffed Chicken Breast yang rasanya tak kalah dibandingkan dengan makanan chef restoran ternama.
"Harusnya kau ikut ajang Masterchef, aku yakin Gordon Ramsay akan menjadikanmu anak kesayangannya."
"Well, pujianmu terlalu berlebihan."
"Aku serius, Harry! Kau sangat berbakat. Makanan ini sangat lezat."
Harry mengangguk, "Ya, aku tahu aku sangat bertalenta tapi sebaiknya kau habiskan makananmu."
Aku menurut. Aku melahap makanan itu perlahan karena tidak ingin makanan ini habis dengan cepat. Sungguh, aku tidak hiperbola dengan ucapanku. Harry lebih dulu menyelesaikan makanannya, kini dia menopang wajahny dengan tangannya dan melihatku dengan pandangan yang membuatku sangat gugup.
"Kau cantik sekali." Aku tersedak. Harry dengan cepat memberikan minumannya.
Aku gugup sekali. Entah apa yang akan kita lakukan setelah acara makan ini. Apalagi sekarang tatapan Harry begitu menggoda. Aku tidak sanggup untuk menolak apapun yang dia berikan.
"Kau suka film genre apa?"
"Hm... Psychological Thriller?"
"Aku kira semua perempuan menyukai Romance."
"Nah, it's to cheesy for me. Aku suka film yang menantang daya pikirku."
"Ah, ya. Sorry aku lupa fakta kau seorang genius."
"Aku tidak sepintar itu, jangan melabeliku dengan kata jenius."
"Apa film favoritmu?"
Aku mengangkat bahu, "Banyak film yang memuaskanku. So, I can't choose one."
"Bagaimana kalau setelah kau makan, kita menonton film. Aku rasa disini ada beberapa koleksi film yang worth it to watch."
"Sure."
Sayangnya, apa yang direncanakan dengan indah tidak selamanya akan sesuai ekspektasi. Selesai aku memakan, Harry masuk ke salah satu kamar mencari koleksi filmnya. Sementara aku menunggu living room. Ada bingkai foto di sebelah tv dengan wajah yang sangat familiar. Rambut pirang itu dari jauh mengingatkan aku akan satu orang.
Pintu apartemen terbuka begitu aku hendak mendekat untuk melihat foto itu dengan jelas. Aku menganga begitu melihat Niall masuk ke dalam apartemen Harry.
"Keira?! Apa yang kau lakukan disini?"
"Niall?"
Bersamaan dengan itu Harry keluar tanpa membawa film apapun. Dia tampak wajar dengan kedatangan Niall.
"Sorry, Key. Aku lupa bilang. Ini bukan apartemenku tapi apartemen Niall, sepupuku."
Niall memicing menatap Harry dan dengan cepat membawaku ke kamar yang tadi dimasuki Harry. Niall mengacak pinganggnya. "Kau? Apa yang kau lakukan dengan Harry?"
"Makan."
"Kau yakin hanya itu?"
Aku mengangguk. "Ya, aku yakin. Dan kita berencana nonton film."
Niall menggelengkan kepalanya. "Sebaiknya kau segera pulang. Dan jangan dekati Harry lagi. For God's sake, dia bukan pria yang baik untukmu, Keira."
Aku agak kurang suka dengan sikap Niall. Dia pikir dia siapa bisa mengatur kehidupanku? Terserah aku ingin dekat dengan Harry atau tidak.
"Don't judge him if you don't know him."
"Tapi dia bukan pria baik-baik Keira?! Kita semua tahu itu. Dia tidak cocok dengamu."
"Kenapa tidak cocok denganku? Kau pikir aku gadis baik-baik? Dengar, Niall... I know we are friend but please respect my decision. Kalau aku ingin bersama Harry, hargai itu."
"Aku tidak mau kau dirusak olehnya. Aku tidak mau kau tersakiti olehnya. Kau tidak lihat apa yang dia lakukan pada Ashley? Keira buka matamu baik-baik dia hanya ingin mempermainkanmu."
"So what?"
"Please… please stay away from him. He's not good for you."
"I'm happy, Niall. Crush yang sudah aku idamkan sejak lama membalas perasaanku. Biarkan aku bahagia."
"Tapi-"
Aku memotong ucapannya. "Sudahlah, kita bicarakan ini lain waktu. Don't ruin my mood. I was so happy before you came. Please let me be happy."
***
It's a long time since I posted the lastest chappie. Yeah, I know I sucks and losing my touch of words. If this one have a good responds maybe I will update the next chapter asap. As if there's people that remember this story. 🤣🤣🤣. So yeah. Just it.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro