Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

❁ཻུ۪۪⸙͎ Ruang Temu

"Bisakah kau tidak menatapku terus seperti itu?" sarkas Utahime kepada Gojou yang sedang duduk sambil bertopang dagu di hadapannya. Kegiatan membaca bukunya di perpustakaan benar-benar terdistraksi oleh eksistensi pemuda di hadapannya ini yang selalu mengundang mata.

Kedatangan murid baru seorang pemuda menawan bak pangeran sejak dua hari yang lalu memang bukan hal yang akan membuat seluruh siswa terbiasa. Pasang-pasang mata akan terus mengikuti pemuda itu hingga orang-orang yang ada di sekitarnya ikut ditatap juga, termasuk Utahime. Hal itu membuat sang gadis merasa risih.

"Hei, kau benar-benar tak mengingatku sama sekali?" tanya pemuda itu sambil mendekatkan wajahnya ke Utahime membuat dia secara tak sadar menjauhkan kepalanya sambil mengernyit. Tiba-tiba didatangi oleh si pemuda, ditatap lama, lalu ditanyai seperti ini membuat Utahime berpikir keras.

Pertanyaan si pemuda ini benarkah merujuk pada kejadian empat tahun yang lalu? Atau dia hanya iseng saja? Keraguan mendominasi pikiran Utahime. Hendak menjawab tapi ada ketakutan jika anggapannya salah.

"Empat tahun yang lalu, di taman dekat sekolah dasar. Saat aku menghampirimu yang habis dirundung," tambah Gojou sambil duduk ke posisi awal dan menatap penuh harap. Jujur saja, saat mendengar pernyataan Gojou, Utahime terkejut. Tidak disangka jika sang pemuda masih mengingatnya.

"Aku pikir kau yang malah melupakanku karena sikapmu biasa saja," tutur Utahime sambil mengerjap menatap Gojou. Kerutan di dahi sang gadis akibat kesal perlahan hilang.

Gojou terkekeh pelan dengan volume suara kecil membuat beberapa gadis yang ada di dekat mereka meliriknya terpana. Pemuda seatraktif Gojou jika tertawa memang penuh pesona bukan?

"Sebenarnya aku sudah melupakanmu, tapi saat melihat pertunjukan tarianmu di pusat kota akhir pekan lalu membuatku teringat kembali. Ya, benar-benar mengejutkan melihat perubahanmu yang drastis." Gojou kembali bertopang dagu sambil menatap Utahime lekat-lekat dengan senyuman damai membuat sang gadis gugup seketika.

Berdehem sejenak lalu menutup buku. Pasang mata semakin banyak yang melirik ke arah mereka. "Lebih baik kita mengobrol di luar saja. Ini perpustakaan soalnya."

Mendengar perkataan Utahime membuat Gojou langsung melihat keadaan sekitar dan baru menyadari jika kehadirannya menarik mata perhatian. "Ah, oke oke. Kita mengobrol di luar."

Kini Utahime dan Gojou pun beranjak ke luar. Mereka memutuskan untuk melanjutkan percakapan sambil berjalan menuju ruang kelas. Kebetulan kelas mereka bersebelahan.

"Sampai sekarang aku masih tak menyangka, lho, jika Utahime yang aku temui dahulu benar-benar berbeda dari yang sekarang. Apakah telah terjadi sesuatu yang membuatmu terpacu untuk berubah?" tanya Gojou. Mendengar pertanyaan Gojou otomatis membuat Utahime mendelik heran.

"Justru kamu pemicunya, Gojou-san. Apa kamu tak ingat perkataanmu kepadaku sebelum kamu pergi?"

Mendengar penuturan Utahime membuat Gojou terdiam. Ia berusaha mengingat-ingat lagi memori pertemuan pertama mereka. Tapi, yang ditayangkan di otak hanyalah visual tanpa suara dan ekspresi Utahime yang muram. Gojou tak mengingat satu pun dialog yang pernah diucapkannya pada Utahime.

"Hmm, aku tak mengingatnya. Oh, apakah aku mengatakan sesuatu yang keren sehingga membuatmu tersentuh? Hmm, boleh juga diriku ini pas SD," ujaran kelewatan percaya diri itu membuat Utahime diam-diam berkedut kesal. "Ya, intinya seperti itu."

Gojou hanya mengangguk-angguk sambil mengusap dagunya menggunakan ibu jari. Langkahnya sedikit dicepatkan lalu berhenti menghadap Utahime, menghadangnya. Sontak saja Utahime heran dengan sosok Gojou yang menjulang tinggi tiba-tiba menghadangnya.

"Kalau begitu kita kenalan lagi saja karena aku masih belum mengingat sepenuhnya tentangmu, tidak, lebih tepatnya kenangan akan kamu cuma perkenalan saja alias tidak ada kenangan yang berkesan. Lebih baik kenalan lagi saja soalnya kita, kan, sudah tumbuh remaja tentunya beda dengan diri kita saat kanak-kanak dahulu, iya, kan? Jaa, namaku Gojou Satoru, pemuda tampan yang akan mengguncang sekolah ini. Salam kenal Nona Utahime,"

Pemuda itu mengulurkan tangannya, mengajaknya untuk bersalaman sambil menguarkan senyuman usil. Utahime mengernyit heran akan tingkah Gojou yang di luar dugaan dan perkataannya yang terlampau percaya diri. Diam-diam ia mengembuskan napas pelan lalu akhirnya tangannya pun terulur untuk membalas salaman Gojou yang seharusnya dibalas empat tahun lalu.

"Iori Utahime, gadis biasa yang akan menjadi teman seangkatanmu. Salam kenal juga pemuda yang menyebut dirinya tampan."

Senyuman melebar saat sang gadis membalas jabatan tangannya ditambah ia terkekeh sedikit saat mendengar ucapan balasan dari Utahime.

Jabatan tangan ini adalah awal dari segala interaksi yang akan mengacaukan perasaan mereka.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro