🌕️ 7 🌕️
"Nyatanya tidak," balas Kyle. "Aku heran betapa bodohnya dia."
Liza menarik napas. "Ayo, kita pulang!"
Dia memegang tangan Kyle lalu kembali menemui kedua pria itu.
Ferre tersenyum begitu melihat keduanya tiba, ia lalu pamit dengan kenalannya sambil menyerahkan beberapa buah koin emas untuknya sebagai tanda terima kasih.
"Kalian tidak ingin menginap?" tawarnya.
"Tidak, terima kasih." Ferre tersenyum lalu membuka pintu. "Selamat malam, Kawan."
"Selamat malam juga, Kawan!"
***
"Dia pria yang baik," komentar Ferre. "Kalian sudah menemukannya?"
Liza menyerahkan buku harian itu kepadanya. "Dia wanita yang keji."
"Itulah alasan kita untuk menjatuhkannya," balas Kyle. "Aku penasaran apa jadinya jika Al mengetahuinya."
"Jangan sekarang!" kata Liza. "Kasihan dia."
"Akan kutulis keterangannya agar Al dapat membacanya sewaktu-waktu," kata Kyle. "Terima kasih atas kebaikanmu, Tuan Ferre."
"Ferre," koreksinya. "Kamu terlalu formal, Kyle."
"Oh ya, Ferre. Kamu akan menyampaikannya kepada kawananmu?" tanya Liza.
"Kawanan kita lebih tepatnya." Ferre membuka kenop pintu rumahnya. "Selamat malam, Kakak, Kyle!"
"Selamat malam," balas Kyle.
"Selamat malam, Ferre!" timpal Liza sambil melambai.
***
"Huft! Aku ngantuk," keluh Liza. Dia hampir saja roboh ke tanah kalau bukan Kyle yang menahannya.
"Sebentar lagi sampai," balas Kyle sambil melepas jubahnya.
Liza sudah siap membayangkan dirinya merebahkan diri lalu melepaskan segala beban hari ini. Dia berlari lalu membuka kenop pintu.
"Al!" panggil Liza dengan antusias.
Tidak ada jawaban.
"Al!" panggilnya sekali lagi.
"Barangkali dia tidur," balas Kyle. Ia lalu mengendus udara. "Tidak ada baunya."
"Al!" jerit Liza.
Anak itu telah kabur.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro