6 :: Hi Jack
Berdiam diri didalam kamar hotel bukanlah hal yang baik untuk Qiena saat ini, nyatanya pikirannya hanya tertuju pada Sean dan rumah tangga mereka. Menyesali apa yang sudah dia putuskan dahulu memang tidak ada gunanya, dia sudah memutuskan menikahi Sean jadi dia harus terima semua ini.
Mengambil mantel hangatnya Qiena keluar dari kamar berniat menuju restoran di hotel itu, dia sudah menyiapkan satu buah buku untuk dia baca disana.
Pintu restoran dia buka dan senyuman ramah petugas disana menyambutnya, Qiena melihat satu meja yang akan dia tuju namun tubuhnya menabrak seseorang yang membuatnya terhuyung ke belakang. Dia pikir dia akan menyentuh lantai dengan keras namun ternyata tubuhnya ditahan oleh sosok pria dengan mata elang yang sangat tajam.
Tatapan itu begitu membuat Qiena terpaku, oh tuhan pria yang berada tepat di hadapannya ini sungguh memiliki tatapan mata yang tajam, Qiena suka itu.
"Are you oke ?"
Pertanyaan itu membuat Qiena tersadar dan dia langsung berdiri dengan benar. Dia memberikan senyuman seadanya kepada pria itu.
"Maaf aku tadi sedang menelpon sehingga tidak melihat mu," ujar pria itu dan Qiena mengangguk.
"Tidak masalah," jawab Qiena seadanya. Lalu Qiena memutuskan untuk menuju meja yang dia lihat kosong, Keduanya saling menatap satu sama lain secara diam-diam Qiena sudah duduk di meja.
Tanpa sadar Qiena lagi memberikan senyumannya pada pria itu, dan balasan senyuman dia dapatkan membuat pipinya panas dan merona secara bersamaan.
Qiena buru-buru membuka bukunya setelah memesan menu yang dia inginkan. Namun baru dia ingin focus, dia merasakan suasana disekitarnya berubah. Suara seseorang membuatnya menatap orang tersebut yang tak lain adalah pria tadi.
"Hai boleh bergabung disini ? aku mencari-cari meja kosong ternyata tidak ada."
"Oh ya silahkan," jawab Qiena lagi dengan senyumannya.
"Terima kasih, aku tidak akan mengganggu tenang saja." Qiena menganggukkan kepalanya lalu menu yang dia pesan datang. Qiena tidak membuka percakapan ataupun pria itu, mereka berdua sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing.
***
Qiena larut dalam kisah yang dia baca, hingga tepukan di bahu menyadarkan Qiena jika Amber ada disana.
"Ada apa ?" tanya Qiena dan Amber menunjukkan ponselnya, disana tertera nama Sean membuat Qiena menarik napas dan langsung beranjak dari sana meninggalkan pria yang menatapnya sambil tersenyum simpul. Mereka berdua duduk di satu meja selama kurang lebih satu jam namun Qiena dan pria itu tidak melakukan perkenalan sama sekali. Pria itu menyimpulkan jika wanita dengan binar mata menggoda itu sangat cuek pada sekitarnya.
Di tempat lain Qiena menelpon balik Sean melalui ponsel Amber, mereka sambil berjalan menuju lift untuk ke kamar Qiena.
"Ada apa ?" tanya Qiena begitu Sean mengangkat telponnya.
"Aku mencoba menghubungi mu tapi tidak bisa," ujar Sean di tempatnya.
"Lalu ada apa ?" tanya Qiena ketus sehingga Amber melebarkan matanya.
"Tidak ada, aku hanya ingin tahu keadaan mu saja. Aku khawatir," suara Sean terdengar lembut namun bukan membuat Qiena simpati, dia malah memutar bola matanya tanda dia bosan.
"Aku sangat sibuk, aku tidak apa-apa. Katakan pada Yasmine aku merindukannya." Setelah mengatakan hal tersebut tanpa menunggu Sean menjawab ucapannya Qiena sudah memutuskan sambungan telpon itu. Dia merebahkan tubuhnya di kasur dan memberikan ponsel Amber.
"Kau tidak bisa bersikap seperti itu Qiena," ucap Amber ingin membuat hubungan Qiena dan Sean membaik.
"Kenapa ! kau pikir apa yang aku lakukan selama ini salah. Please Am, kau tahu semuanya." Qiena menutup wajah dengan bantal.
"Bertahanlah jika kau memiliki perasaan untuk Sean, mungkin Sean butuh waktu untuk mendekatimu."
"Perasaan ? untuk Sean ?" Qiena menggelengkan kepalanya.
Bagaimana perasaan untuk Sean ada di hati Qiena, jika pun dulu rasa itu ada Qiena saat ini sudah meluruhkan semua rasa itu, dia muak bosan bahkan rasanya ingin berlari dari kenyataan yang ada.
Kenapa ? karena dia hanya terkurung dengan status istri Sean. Sean tidak pernah memperhatikannya, tidak bertanya pendapatnya sebagai seorang istri apapun itu. Pernah Qiena ingin tahu pekerjaan dan kegiatan apa yang dilakukan Sean, dan pria itu dengan santainya menjawab.
"Tidak ada yang penting. Jangan mencampuri urusan pekerjaan ku."
Sejak saat itu Qiena enggan bertanya apapun lagi, dia hanya diam. Tidak bericara jika itu tidak penting, dan yang penting adalah semua seputar Yasmine anak mereka.
Menyiapkan sarapan dan makan malam, memastikan kebutuhan Yasmine dan rumah mereka. Jika tentang Sean, sepertinya pria itu bisa melakukannya sendiri. Mereka tidur di kamar yang sama, tapi hanya Qiena yang ada disana karena Sean selalu pulang larut malam dan lebih banyak menghabiskan waktu di ruang kerjanya atau perpustakaan rumah itu. Sepertinya laptop dan buku lebih menarik bagi Sean daripada dirinya.
"Apa mungkin Sean memiliki kekasih Qin ?" tanya Amber membuat Qiena berdecih.
"Aku tidak perduli. Bagus jika dia memiliki kekasih, setidaknya kami tidak lagi perlu lama-lama hidup bersama."
"Ck, kau ini !" Amber melemparkan bantal kepada Qiena.
"Hei pria yang duduk satu tempat dengan mu tadi siapa ?"
"Entah lah, kami tidak berkenalan." Amber cemberut mendengar jawaban Qiena itu.
"Sudah jangan pikirkan tentang ku lagi, apa pekerjaan yang aku berikan sudah kau kerjakan. Besok kita harus segera menyelesaikan semuanya, aku ingin secepatnya kembali. Kasihan Yasmine, Sean besok sudah kerja dan kau tahu dia selalu pulang larut malam, tidak ada yang akan menemani Yasmine."
"Kenapa kalian tidak keluar bersama sesekali ?"
"Kenapa kau menanyakan hal itu padaku Amber ? kenapa tidak bertanya saja pada suami ku tercinta, kau lupa dia sangat sibuk hem !" Qiena menampilkan raut wajah yang sangat murka sepertinya dan ingin menyantap Amber membuat sahabatnya itu langsung berdiri meninggalkan kamar Qiena.
****
Ku pikir ini bukan hanya tentang angan ku dimasa lalu
Tapi juga tentang dimana hati mu kau tuju
Jika itu bukan aku
Maka pantaskah kau untuk terus ku tunggu
Tbc...
Kalian menanti cerita ini gak ? gimana menurut kalian jika berada di posisi Qiena ?
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro