Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

20

Sebelumnya maafkan aku karena mungkin terasa melompat tapi aku tidak sabar, duh, cerita ini bergerak lebih lambat dari yang aku harapkan padahal masih ada tiga setting tempat utama yang belum aku munculkan. Awalnya aku memang akan memecahnya menjadi tiga buku di mana buku pertama akan berakhir dengan mereka melarikan diri, tapi hai siapa yang bisa menjamin aku akan rajin menulis, jadi melihat bagaimana mood swing ku, aku mungkin akan sedikit melompat-lompat saja untuk mempercepat tempo cerita, mungkin suatu saat aku akan rewrite atau mungkin juga tidak. Pokoknya nikmati saja :)

peringatan, adegan non konsensual

Daisy

Berbaring di meja periksa logam yang dingin secara umum tidaklah menyenangkan. Aku bisa merasakan merinding di tengkukku dan perasaan yang semakin tidak nyaman di dasar perutku, hampir seperti mual. Itu terjadi setiap kali aku gugup, dan biasanya aku tidak akan bisa fokus.

Secara instingtual aku ingin melompat dari meja logom itu, menjerit dan lari lalu tidak pernah menoleh ke belakang. Namun karena itu bukanlah pilihan jadi aku harus menelan ketidaknyamananku dan memikirkan bahwa ini hanyalah mimpi. Sebuah mimpi buruk yang akhirnya akan memudar seperti mimpi buruk lain yang pernah aku alami. Kalvac mengeratkan tali kulit yang menahan pergelangan tanganku ke sisi meja logam, yang sejujurnya membuatku takut. Seberapa mengerikan pemeriksaan kehamilan hingga aku perlu dikekang?

Kembali ke Bumi, aku yakin bahkan prosedur USG Transvaginal tidak melibatkan pasien yang diikat ke ranjang rumah sakit. "Jadi bagaimana kalian melakukan pemeriksaan ini?"

Kalvac mengabaikanku yang tidak mengejutkan, setelah pertemuan terakhir kami, aku cukup yakin dia menganggap spesies lain ada di bawahnya. Itu menimbulkan pertanyaan acak di kepalaku. Bagaimana strata di masyarakat alien bekerja? Apakah spesies tertentu lebih unggul dari yang lain dan lagi hukum apa yang mereka ikuti? Apakah mereka punya Raja? Kaisar Galaxy? Sesuatu semacam itu? Atau setiap planet berdiri sendiri dan hanya melakukan gencatan senjata untuk tidak saling serang? Pikiran-pikiran itu aku sambut baik karena itu mengalihkan kegugupanku terutama saat Kalvac memegang tongkat yang mencurigakan.

Dia bahkan tidak memiliki kesopanan untuk memperingatkanku saat meja mulai tertekuk, bagian kepala terangkat dan bagian di bawah lututku juga, mengubah meja pemeriksaan menyerupai semacam kursi yang biasa kamu temui di dokter gigi. Aku ingin percaya dengan teknologi alien mereka yang maju-karena ayolah mereka alien jadi aku mengharapkan lebih baik dari ini. Aku hampir memprotes saat Kalvac mendorong gaunku ke atas, untuk kreditnya dia tidak memintaku melepasnya tapi tetap saja. Aku merasa dilanggar, dan invasi itu berlanjut saat jarinya yang bersarung tangan memeriksa bagian paling sensitifku.

Dia membuat catatan di tabletnya dan aku tidak bisa menghapus perasaan seperti tikus laboratorium. Jika dugaanku benar maka ada manusia lain, mungkin sebelum diriku, mungkin mengalami hal yang sama. Sentuhannya metodis dan cepat tapi itu tidak mengurangi perasaan disalahgunakan saat dia membuat bagian bawah meja terbelah dan memaksa kakiku terbuka. Saat dia melihat hal paling intim dari diriku dan membuat catatan lain seolah itu hanya hari kerja lain untuknya.

Sebagian diriku khawatir mereka akan memiliki teknologi untuk mengetahui bahwa apa yang aku dan Aidan lakukan hanyalah akting. Pertunjukan yang meyakinkan tentang bagaimana kami bercinta dan terengah-engah karena orgasme. Seperti alat yang bisa mendeteksi apakah benih Aidan ada di dalam diriku. Untungnya? Atau sialnya? Itu tergantung bagaimana kamu melihatnya.

Kalvac tidak mengambil sampel darah atau urine yang menurutku lebih mungkin untuk mengetahui hal itu. Bukannya aku akan tahu, aku bukan dokter di Bumi dan pengetahuanku tentang tubuh wanita sebatas siklus menstruasi dan bagaimana meredakan nyeri di hari-hari terburuk. Sekarang aku memikirkannya, aku menjadi khawatir tentang bagaimana jika siklusku datang. Aku harap alien memiliki tampon.

Sekali lagi tidak ada peringatan saat aku merasakan benda logam tumpul yang perlahan didorong masuk, secera refleks aku menegang pada invasi yang tidak diinginkan. Butuh beberapa saat bagiku untuk menyesuaikan dan butuh beberapa saat lagi bagiku untuk menenangkan detak jantungku. Itu tidak menyakitkan, hanya saja perasaan direndahkan itu tidak luput dariku.

"Sekarang kita lihat," ucap Kalvac, suaranya dipenuhi keingintahuan dan ketertarikan di suaranya tidak salah lagi.

Dia melihat ke layar tabletnya, awalnya dengan antusias sebelum perlahan digantikan dengan raut kekecewaan. Aku berusaha untuk tidak menunjukkan ekspresi apa pun, karena tidak seperti dia, aku tahu pasti tidak akan ada kehamilan. Aidan bahkan belum melepaskan diri dari siksaan yang berlanjut.

"Wanita manusia biasanya perlu waktu lebih dari satu minggu untuk mengetahui kehamilan," ucapku pelan, itu tidak memberikan efek yang aku harapkan karena Kalvac melemparkan tatapan sinis ke arahku.

"Teknologi kami lebih maju dari pada apa yang dimiliki planet primitifmu, kami seharusnya bisa mendeteksi perubahan terkecil, seperti bagimana rahim mulai mempersiapkan untuk janin. Kamu tidak hamil dan aku mulai tidak sabar." Dia mengucapkan setiap kata seolah aku idiot yang tidak akan mengerti bahkan jika dia mencoba menjelaskan.

Aku berusaha untuk tidak tersinggung, diremehkan adalah keuntungan. Itu berarti mereka tidak akan menaikkan kewaspadaan di sekitarku. Setelah dia dengan tidak sabar mengeluarkan alat itu, dia mulai melepaskan kekang yang sebenarnya tidak diperlukan. Kemudian pikiran itu menyelinap tanpa diminta. Mungkin aku bukan manusia pertama di kursi itu. Mungkin manusia lain benar-benar membuat keributan dan bertarung. Meskipun pikiran-pikiran itu menggangguku dengan perasaan pahit yang memuakkan aku terpaksa mendorongnya mundur. Aku tidak memiliki ruang untuk kekhawatiran itu saat diriku sendiri mengkhawatirkan.

Begitu tali kulit yang menahan pergelangan tanganku terlepas, aku melompat dari meja pemeriksaan yang telah kembali ke posisi awal.

Kalvac kembali mengabaikanku saat dia membuat catatan lain, mungkin catatan kaki tentang percobaan yang gagal. Itu membuatku ingin menarik tablet sialan darinya dan memukulkannya dengan keras ke kepala kadal Kalvac hingga terdengar bunyi retakan. Itu akan sangat memuaskan. Sayangnya kepuasan itu berada di luar jangkauanku tapi laci mejanya tidak, dan dia masih tidak melihat.

***

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro