19
Daisy
Tujuh hari, tujuh hari sialan bukanlah waktu yang sebentar. Tujuh hari sialan aku yakin adalah neraka untuk Aidan karena dia masih belum mendapatkan pelepasannya. Aku tidak tahu bagaimana dia masih bisa berdiri, bahkan memasang wajah netral saat dia secara konstan keras, bahkan sekarang. Aku duduk di pangkuannya, makan sesuatu yang terlihat seperti kue kering dari nampanku sementara jemarinya memainkan helai rambutku tanpa alasan.
"Jadi apa kesepakatannya?" ucap Feral, akhirnya menjadi yang tidak sabar di antara kami bertiga.
Aku dan Aidan telah membicarakan ini, dan sejujurnya Aidan tidak terlalu mempercayai jantan alien lain. Namun kami tidak punya banyak pilihan. Hari ini kemungkinan Kalvac akan kembali membawaku untuk pemeriksaan. Tidak banyak waktu yang tersisa untuk menyusun rencana konkret atau kemewahan memilih sekutu jadi kami harus bekerja dengan apa yang kami punya.
Sejauh yang aku tahu dari pembelajaran singkat Aidan, ada beberapa spesies yang memiliki pendengaran yang ditingkatkan, seperti ras halnor yang untungnya saat ini tidak berada di sini.
"Kita perlu mendengar lebih banyak rencanamu sebelum melakukan gerakan," jawabku, memutuskan aku adalah jembatan terbaik untuk tim ini mengingat keduanya kemungkinan sama-sama memiliki tingkat agresi yang mengkhawatirkan. Hormon testosteron mungkin berperan, atau itu hanya masalah jantan dengan ego mereka.
"Seperti yang aku bilang, Cantik, aku tidak bisa membocorkan semua rahasiaku begitu saja, atau aku akan kehilangan pesonku," balas Feral, kembali mengambil nada menggoda yang memicu ketegangan di Aidan.
Sejujurnya? Menurutku itu agak lucu tapi kemudian aku ingat satu minggu penuh dengan penis keras pasti menyakitkan dan aku tidak akan terkejut kalau beberapa kata yang salah akan memicu perkelahian. Aidan telah membuktikan dia petarung yang mematikan, dia telah setidaknya mematahkan lebih dari lima jantan alien di ruang makan karena cukup dekat denganku, tujuh di ruang olahraga karena mengatakan beberapa kata yang salah tentangku—aku tidak melihat yang di ruang olahraga karena rupanya aku tidak diizinkan karena terlalu berbahaya bagi manusia yang rapuh menurut Kalvac, tapi itu perlu untuk sebagian besar ras lain karena mereka perlu menyalurkan energi. Dan yang dimaksud dengan menyalurkan energi adalah menyalurkan agresi dan kemarahan dengan saling pukul.
Dari rekam jejak itu, menurutku akan cerdas bagi Feral untuk menjaga lidahnya. Sepertinya memo itu tidak sampai padanya karena dia tentu saja masih bertingkah dengan aura kesombongan yang agak menawan jika tidak menyebalkan.
"Jadi begitu? Kalau begitu kurasa kamu harus keluar dari persamaan," balasku, mengharapkan suaraku terdengar percaya diri. Ibu jari Aidan sedikit membelai tengkukku, pijatan lembut seolah dia menyadari ketegangan yang aku alami.
Feral menyipitkan mata aligatornya, aku harus merasa aneh dengan pemandangan wajah dan sisik hijau itu tapi setelah hari-hariku si sini, aku menemukan diriku dengan cepat menyesuaikan. Hampir tidak lagi aneh untuk melihat berbagai versi humanoid seolah aku sudah hidup melalui ini bertahun-tahun. Betapa mengejutkan bagaimana otak manusia mampu beradaptasi jika berada dalam kondisi yang terancam.
Ketika Feral tidak juga bergerak aku kembali mengambil kue kering yang sebenarnya rasanya hambar dan aku tidak menyukainya. Parana dengan cepat menjadi satu-satunya favoritku, memang benar makanan di sini tidak membahayakan tapi rasanya tentu adalah soal yang lain. Kebanyakan tidak cocok dengan lidah manusiaku tapi Aidan telah membujukku untuk mencoba sebanyak mungkin. Selain itu bagus untuk memenuhi segala nutrisi yang dibutuhkan tubuhku rupanya dia juga menikmati untuk mencari tahu ekspresi apa yang aku buat di setiap gigitan baru.
"Aku tahu di mana needle," ucapku di tengah gigitan. "kemungkinan akan mendapatkannya hari ini, atau setidaknya mencoba, tapi kemudian apa? Kita perlu tahu kamu benar-benar punya rencana atau Kalvac akan membunuhku ketika tahu aku tidak melakukan apa yang dia inginkan."
Butuh satu menit penuh bagi Feral yang akhirnya mendesah. Satu menit jari Aidan yang diam-diam memijit tengkukku dan miliknya yang sekeras batu menekan lekukan pantatku.
"Jika kamu bisa mendapatkan benda sialan itu, aku tahu cara mematikan air lock dengan tegangan yang cukup."
Tentu saja dia tidak menginginkan benda itu hanya untuk mematikan pelacak. Aku dan Aidan sudah menduga itu. Aku sedikit menoleh ke Aidan mencari tahu apakah dia memahaminya, karena aku tidak tahu mengapa kami perlu mematikan Air lock.
"Kamu berencana menggunakan Runner?" balas Aidan, skeptisme di suaranya cukup menjelaskan bahwa ini bukan hal yang ideal. "Pesawat cepat hanya memiliki cukup ruang untuk dua orang, apakah sejak awal kamu berencana meninggalkan salah satu dari kita di belakang?"
Aku kembali menoleh ke Feral yang tidak terlihat malu atau menyesal. "Aku takut itulah yang akan kalian lakukan ketika mengetahui rencanaku."
"Bisakah kalian memperlambat?" Aku harus menjaga suaraku tetap pelan dan tidak menarik perhatian, berpura-pura menikmati biskuit hambar tidak membantu.
"Runner biasa digunakan oleh mekanik untuk memperbaiki bagian luar kapal. Karena itu desainnya ramping bahkan hanya ada dua kursi, dan itu tidak mampu untuk perjalanan panjang, apalagi loncatan ruang," jelas Aidan dengan muram.
"Ada cukup ruang jika manusiamu meringkuk, mungkin tidak akan nyaman tapi itu tidak akan menjadi perjalanan liburan, dan kita tidak perlu pergi cukup jauh, yang kita butuhkan adalah menghilang."
"Menghilang?"
"Ya Cantik, jadi kembali ke yang pertama, kita perlu mematikan pelacak."
***
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro