Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

13. I wanna save you

"Save You"

Take a breath
I pull myself together
Just another step till I reach the door
You'll never know the way it tears me up inside to see you
I wish that I could tell you something
To take it all away

Sometimes I wish I could save you
And there're so many things that I want you to know
I won't give up till it's over
If it takes you forever I want you to know

When I hear your voice
Its drowning in a whisper
It's just skin and bones
There's nothing left to take
And no matter what I do I can't make you feel better
If only I could find the answer
To help me understand

Sometimes I wish I could save you
And there're so many things that I want you to know
I wont give up till it's over
If it takes you forever I want you to know

That if you fall, stumble down
I'll pick you up off the ground
If you lose faith in you
I'll give you strength to pull through
Tell me you won't give up cause I'll be waiting if you fall
Oh you know I'll be there for you

Save You by Simple Plan

*****

Nick masih memikirkan perkataannya pada Erika dua hari yang lalu. Dia sengaja menghindar untuk memberikan ruang pada Erika agar bisa berpikir jernih. Nick tahu emosi wanita itu sedang meluap.

Memang kalau sudah berhubungan dengan Erika, Nick menjadi laki-laki yang mudah terpancing emosi. Apalagi dengan perkataan pedas Erika yang selalu bisa membuat darahnya mendidih.

Nick hanya berusaha untuk menyelamatkannya, menjaga serta melindunginya. Apa itu salah? Namun dimata perempuan itu Nick tetap laki-laki brengsek dan bajingan.

Shit

Nick mengumpat sendiri. Benar-benar wanita yang sulit untuk ditaklukan. Nick sudah berusaha bersikap baik dan sabar menghadapinya tapi selalu saja berakhir dengan suatu paksaan. Mungkin wanita itu lebih senang dipaksa pikirnya.

Nick memijat pelipisnya, memikirkan Erika membuat kepalanya terasa berdenyut. Dia sudah lelah sekarang. Dua bulan bersama Erika, dia sangat tahu bagaimana sifat wanita itu.

Nick menghela napasnya, dia berpikir bagaimana bisa dia tertarik pada wanita keras kepala seperti Erika. Niat awalnya hanya ingin menyelamatkan wanita itu tapi keberadaannya malah membuat dinding yang dibuatnya selama ini runtuh. Nick sudah jatuh hati pada Erika. Lalu bagaimana dengan wanita itu? Entahlah. Mungkin sebaliknya.

"Semua sudah siap Tuan." Suara seorang wanita membuyarkan pikiran Nick.

Dia berbalik dan mendapati Hannah sudah berdiri tidak jauh darinya. Nick menghela napasnya kemudian mengambil jas yang diletakkan di salah satu sofa di ruangan kerjanya.

"Aku harap kau bisa menjaga wanita itu selama aku pergi," ucap Nick setelah selesai memakai jasnya.

"Saya mengerti Tuan," balas Hannah patuh.

"Aku percaya padamu Hannah tapi tidak dengan wanita itu." Nick tahu wanita itu bisa kabur kapanpun selama dia tidak ada.

"Apakah Anda tertarik dengan Nyonya Erika, Tuan?" tanya Hannah hati-hati.

Nick tersenyum tipis, "Kau sudah mengenalku cukup lama Hannah."

Hannah hanya tersenyum kemudian mengangguk, dia mengerti tanpa Nick harus repot-repot menjelaskannya. Kemudian mengikuti Nick yang berjalan keluar dari ruang kerjanya.

****

Erika keluar dari kamar mandi setelah menyelesaikan ritual mandinya pagi ini. Dia butuh untuk menyegarkan badan sekaligus otaknya. Tak ada yang bisa dilakukannya sekarang selain tinggal di rumah ini.

Dia segera mengganti jubah mandinya dengan dress rumahan kemudian mengeringkan rambutnya. Tidak perlu berdandan karena percuma saja dia tidak akan kemana-mana selain terkurung di dalam rumah Nick.

Kemarin pagi dia tidak sengaja melihat Nick ketika akan menuruni anak tangga. Seorang pelayan ada di belakangnya sedang menyeret sebuah koper dan Erika pikir Nick akan pergi untuk waktu yang lama. Mungkin Nick sengaja menghindar darinya. Dan benar saja dia tidak mendapati Nick selama tiga hari ini.

Erika sedang mengaduk sup sejak setengah jam yang lalu tanpa berniat memasukkan ke dalam mulutnya. Pikirannya sedang tidak berada di sana. Dia memikirkan semua perkataan Nick. Meskipun begitu Erika tidak langsung bisa percaya karena Nick tetaplah laki-laki asing baginya dan Nick juga telah bekerja sama dengan Joshua.

Apakah benar dia hanya berniat untuk menyelamatkannya?

"Apa yang sedang Anda pikirkan, Nyonya?"  tanya Hannah tiba-tiba membuat Erika sedikit terkejut dan langsung menoleh.

"Maaf, jika saya mengagetkan Anda," lanjut Hannah melihat ekspresi yang diberikan Erika.

"Tidak apa-apa Hannah." Erika kembali mengaduk supnya dengan tatapan kosong.

"Ada yang ingin saya tanyakan Nyonya?" ucap Hannah hati-hati takut menyinggung perasaan Erika.

"Katakan Hannah," balasnya yang masih mengaduk supnya yang sudah dingin.

"Maaf jika saya lancang Nyonya." Sekali lagi Hannah minta maaf sebelum mengucap pertanyaannya pada Erika.

"Katakan saja Hannah," balas Erika menoleh pada wanita tua itu dan tersenyum tipis.

"Apakah Anda sangat membenci Tuan Nick?" tanya Hannah yang langsung membuat tubuh Erika menegang.

Apakah terlihat begitu jelas jika dia membenci laki-laki itu sehingga Hannah saja bisa mengetahuinya.

Erika menoleh dan memberikan ekspresi yang sulit untuk diartikan tanpa menjawab pertanyaan Hannah. Namun Hannah mengerti dengan sikap Erika.

"Mungkin Anda berpikir darimana saya tahu." Erika tidak menanggapinya dan memilih meletakkan sendok supnya.

"Anda jangan salah sangka Nyonya saya bukan seorang penguntit atau seorang pelayan yang tidak tahu diri yang berani mencampuri urusan majikannya," tambahnya.

Erika memilih diam. Dia tidak tahu harus berkata apa karena jelas-jelas dirinya membenci laki-laki itu dan Hannah menyadarinya.

"Saya hanya ingin membuka mata Anda agar tidak lagi membenci Tuan Nick."

"Maksudmu?" kali ini Erika bertanya dengan kerutan di keningnya.

"Saya harap dengan menceritakan semua ini Anda bisa percaya dengan Tuan Nick." 

Erika semakin mengerutkan keningnya. Perkataan Hannah terlalu berputar-putar dan sulit untuk dimengerti.

Hannah menatap Erika dan menghela napasnya sebelum melanjutkan perkataannya.

"Lima belas tahun yang lalu ayah Tuan Nick meninggal dunia ketika usianya baru menginjak enam belas tahun. Tidak ada yang menyangka kalau Tuan Williams akan meninggal begitu cepat karena kecelakaan. Nyonya Stefani begitu terpukul dengan kematian suaminya begitu juga dengan Tuan Nick. Ketika itu terjadi saya baru bekerja selama dua tahun di rumah ini sebagai pelayan biasa." Ada nada sedih pada setiap ucapan Hannah.

Hannah memberikan jeda pada ceritanya dan menatap Erika sekilas yang sejak tadi memerhatikannya.

"Waktu itu tidak ada yang bisa mengelola perusahaan Tuan Williams karena usia Tuan Nick yang masih terlalu muda. Akhirnya tidak ada pilihan lain selain menyerahkan perusahaan milik Tuan Williams pada adiknya yaitu Tuan George untuk sementara waktu sampai Tuan Nick dewasa dan bisa memegang kendali perusahaannya."

Erika masih diam tanpa ingin bertanya. Dia hanya ingin mendengarkan cerita Hannah.

"Namun ternyata menyerahkan perusahaan itu pada Tuan George adalah sesuatu kesalahan yang besar."

Erika menyipitkan matanya dia ingin bertanya tapi diurungkannya, ketika Hannah melanjutkan ceritanya.

"Tuan George tidak benar-benar mengurus perusahaan itu dengan baik bahkan membuatnya hampir bangkrut.
Nyonya Stefani begitu marah dan kecewa pada adik iparnya itu. Dua tahun laki-laki itu mengurus perusahaan peninggalan suaminya sekaligus kakaknya. Nyonya berusaha untuk mengambil alih perusahaan tersebut atas nama Tuan Nick tapi pengacara menolak dengan alasan Tuan Nick masih terlalu muda dan baru saja lulus sekolah dan juga pada perjanjian sebelumnya Tuan Nick bisa mengambil alih perusahaan tersebut ketika usianya sudah menginjak duapuluh satu tahun."

"Lalu apa yang terjadi?" kali ini Erika bertanya karena penasaran.

"Tuan George tetap memegang kendali perusahaan namun ternyata dia laki-laki yang begitu licik." Ada kilatan amarah yang ditangkap oleh Erika ketika Hannah mengucapkan kalimat tersebut.

"Maksudmu?" Erika kembali bertanya.

"Tuan George mempertaruhkan semua aset perusahaan termasuk Nyonya Stefani."

Erika membelalakkan matanya karena terkejut seakan tidak percaya. "Maksudmu pamannya menjual semuanya termasuk ibunya?"

Hannah mengangguk. Erika menutup mulutnya seraya tidak percaya apa yang dialaminya ternyata juga dialami oleh ibu Nick dan apa yang dilakukannya selama ini? Menuduh laki-laki itu dengan begitu menyakitkan.

"Tuan Nick tidak tahu apa-apa karena setelah lulus sekolah beliau melanjutkan kuliah dan masuk ke dalam asrama," lanjut Hannah.

"Lalu apakah tidak ada yang bisa menyelamatkannya?"  tanya Erika.

"Sedikit terlambat mungkin tapi Tuan Nicholas berhasil menyelamatkan Nyonya Stefani. Anda pasti telah bertemu dengan Tuan Nicholas."

Erika mengangguk. Tentu saja Erika tahu laki-laki itu ketika Nick membawanya ke pesta dan telah bertemu pamannya itu dua kali.

"Akhirnya dengan bantuan Tuan Nicholas perusahaan milik Tuan Williams berhasil diselamatkan begitu juga dengan Nyonya Stefani tapi Tuan George berhasil melarikan diri waktu itu," ucapnya menyesal.

"Lalu apakah laki-laki itu tidak berhasil ditemukan?" tanya Erika semakin penasaran.

"Dua tahun kemudian Tuan George berhasil ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara, hingga lima tahun yang lalu dia bunuh diri di dalam penjara," jelas Hannah.

Erika hanya bisa ternganga mendengar semua cerita Hannah.

"Lalu ibunya?"

"Nyonya Stefani mengalami depresi dan akhirnya meninggal dua tahun setelah Tuan George ditangkap karena meneguk obat penenang dengan jumlah yang  banyak." Raut wajah Hannah berubah menjadi sedih.

Erika semakin terkejut dengan semua cerita Hannah. Ternyata laki-laki itu menyimpan rahasianya sendiri.

"Tuan Nick begitu terpukul tapi beliau masih bisa bertahan dan melanjutkan hidupnya kembali dengan bantuan Tuan Nicholas tentunya. Lalu ketika dia bertemu dengan Nyonya Ellisa empat tahun yang lalu hidup Tuan Nick seperti bercahaya kembali." Hannah mengakhiri ceritanya dengan senyuman diwajahnya.

Erika diam sesaat. Semua yang diceritakan oleh Hannah membuat hati Erika terasa diremas. Satu pukulan dan itu berhasil menyadarkannya atas sikapnya selama kepada Nick. Orang yang jelas-jelas menyelamatkannya.

"Percayalah Nyonya, Tuan Nick hanya berniat menyelamatkan Anda,"  jelas Hannah agar Erika mau mempercayai ucapannya.

"Dan saya harap anda merahasiakan semuanya karena Tuan Nick tidak ingin orang lain tahu tentang masa lalunya," ucap Hannah menegaskan.

"Lalu untuk apa kau menceritakan kepadaku?" tanya Erika. Bodoh pikirnya setelah Hannah menceritakan semuanya Erika masih saja bertanya, dia menyesal telah mengucapkan kalimat tersebut.

"Saya hanya ingin Anda tidak salah paham lagi dengan Tuan Nick, beliau hanya ingin membantu Anda."

Erika jadi teringat dengan perkataan Nick malam itu.

Aku hanya ingin menyelamatkanmu Erika dan jika kau tidak bersedia untuk tinggal di rumah ini, aku akan melepaskanmu.

"Saya hanya tidak ingin melihat Tuan Nick terluka," ucap Hannah yang membuat Erika sedikit terkejut.

Terluka

Apakah perbuatannya selama ini membuat laki-laki itu terluka? Tapi Erika tidak melihat itu semua selain sikap dinginnya. Mungkin karena dia terlalu membenci laki-laki itu.

Erika menghela napas panjang setelah mendengar semua cerita Hannah. Wanita itu telah meninggalkannya setelah dia mengucapkan terima kasih. Sedangkan Erika telah kembali ke kamarnya. Ada rasa sesal di dalam dada, karena telah berprasangka buruk pada Nick selama ini dan juga ternyata dia melakukan ini semua karena masa lalunya.

Sungguh laki-laki itu menyimpan begitu banyak rahasia. Dia akan berbicara pada Nick ketika laki-laki itu kembali nanti. Mungkin dia akan meminta maaf atas semua perbuatannya selama ini. Tapi, apakah laki-laki itu akan bersedia memaafkannya?

****

Selamat pagi, hujan turun beberapa hari membuat saya mager dan maaf jika feelnya nggak dapat di bab ini...

Jika ada pertanyaan, kritik dan saran di part ini silahkan tinggalkan komentar, kalau ada yang mau marah sama Erika silahkan...

Raining Day

23 november 2016 🙏

Veaaprilia

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro