page 9 : Birthday
Jiiittt....
Kamu mencoba mengabaikan tatapan menelisik di hadapanmu dan lebih memilih fokus memakan makan siangmu. Sementara yang diabaikan masih terus menatap sambil menyuapi dirinya sendiri dengan pudding. Sudah lima menit lamanya dan jujur saja, tatapan Tamaki mengerikan.
"Ada apa?" tanyamu yang mulai risih sambil menatap kedua netra sapphire itu.
"Dia kesal padamu."
"(Name)-chan kejam." Ucapannya membuatmu tertegun.
Hei, apa salahmu? Tiba-tiba saja mengataimu kejam. Kamu hanya memandangnya bingung dan meminta kejelasan. Tapi pemuda bersurai langit ini tak berminat mengatakan apapun. Sepertinya menunggu kamu yang menyadarinya.
Oke mari kita pikirkan. Apa yang salah darimu. Kamu sudah berusaha hati-hati dalam bertindak dan menjauhi laki-laki di kelasmu sebisa mungkin. Dan atas pertolongan suara antah berantah ini, kemu menjadi semakin berhati-hati dalam ucapanmu. Jadi sekarang apa?
"Dia merajuk."
"Jahat."
"Hehhhhhhhhh??"
***
Kamu tidak habis pikir dengan sikapnya tadi. Wajahnya yang merajuk membuatmu terus memutar otak dan mencari apa yang salah. Hei, sudah berapa lama kamu berpikir? Rasanya tidak ada yang salah sama sekali, kamu yakin akan hal itu.
"Ya, baiklah mungkin cukup sekian." Sensei di depan menatap arlojinya. Ia berucap, "Hari ini April tanggal 1, Sensei beri waktu tiga hari pengerjaan. Jangan ada yang kelupaan apalagi tidak mengerjakannya. Ingat?"
"Ya ...." Murid-murid menjawab dengan tidak berselera dan merapihkan buku sekolah meleka. Tepat sekali, bel berdering dan membuat suasana menjadi ramai. Abaikan sang Sensei yang sudah pergi entah ke mana.
Tunggu, sepertinya Sensei mengatakan sesuatu tadi. Sekarang ....
"(Name), kau menyiapkan hadiah apa untuk pacarmu itu?" tanya seorang teman yang duduk di depan bangkumu. Kamu hanya termangu menatapnya.
"Laki-laki sangat sulit dibaca, mereka tidak mau kita repot-repot tapi mengharapkan hadiah," timpal yang lainnya. Orang yang duduk di depanmu tertawa.
"Ku rasa coklat bagus."
"Tidak, itu sama saja seperti hari Valentine. (Name)-san, jika ingin memberinya hadiah, kau harus menyiapkan yang spesial."
Sialan. Kamu lupa! Bagaimana kamu bisa ceroboh soal tanggal. Dengan tanda di kalender kamar mu bahkan di kalender ponsel, bagaimana bisa kamu masih melupakannya?! Ini hari ulang tahun Tamaki!
"A-aku pergi dulu!" pamitmu yang langsung melesat keluar kelas.
"Semangat!"
.
Hahh persetan! Kakakmu tidak memberimu uang jajan lebih dan sekarang yang bisa kau lakukan hanya berlari ke konbini. Ousama Purin, hanya itu yang kau ingat. Dengan kotak pudding di tas sekolah, kamu berlari ke rumah si biru. Berharap anak itu sudah sampai di rumah.
Dan benar saja, ia menatapmu dengan pandangan kecewa dan memelas meminta sesuatu. Kamu, tanpa mengatur napas yang masih menderu, menariknya dan membawanya pergi. Jalan kota ditelusuri, kamu hanya ingin menuju satu tempat.
"(Name)-chan ... kita mau kemana? Aku belum memakai jaketku." Tamaki merengek penasaran. Ah bodohnya kamu membiarkan pacarmu sendiri kedinginan.
"Diamlah."
Kalian sampai di bukit kecil di kota kalian. Suasana tidak terlalu ramai dan langit mulai mensenja. Pemandangan kota yang mulai bersinar menjadi objek yang indah. Kali ini kamu berhenti dan mengatur napas.
"(Name)-chan-"
"Tamaki!" Kamu memotong ucapannya dengan degup jantung tak karuan. Kamu keluarkan kotak Ousama Purin dari dalam tas dan berujar dengan senyum. "Selamat ulang tahun, Tamaki!"
Tamaki tersentak dan memelukmu tanpa aba-aba.
"Dia sangat bahagia."
Syukurlah, kamu bernapas lega. Setidaknya hadiah dadakan yang tidak spesial sama sekali, diterima olehnya. Tamaki masih memelukmu erat dan bahkan nyaris menggendongmu sambil berputar saking bahagianya. Kalian berdua menjadi pusat perhatian untuk sementara waktu sebelum para pengunjung kembali sibuk.
"Aku sayang (Name)-chan!"
***
regards
-an
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro