page 8 : Night
"Huh menyebalkan." Kamu mengeluh sambil menendang kerikil tak bersalah. Ini sudah malam dan kamu masih berkeliaran sambil menenteng plastik belanjaan dari konbini. Salahkan kakak laki-lakimu yang menyebalkan. Teganya dia menyuruhmu mencari bahan makan malam. Ini sudah terlambat!
"Dia mengikutimu."
"(Name)-chan?" Panggilan seseorang membuatmu menoleh. Sosok dengan rambut biru yang berbanding balik dengan gelapnya malam terlihat mendekat. Tamaki dengan sepeda yang didorongnya terlihat jelas. Heh, kenapa pemuda ini mendorong sepedanya, bukannya menaikinya?
"Tamaki? Sedang apa kau disini?" tanyamu saat ia sudah berada tepat di sampingmu.
"Ah ... berjalan-jalan," jawabnya.
"Dia berbohong."
Diamlah. Kamu sudah bersama seorang Tamaki hampir sebulan. Membaca kebiasaan dan raut wajahnya bukanlah hal yang asing lagi. Kamu terkekeh dan berkata, "Siapa yang mau jalan-jalan di malam begini? Kau mengikutiku, 'kan?"
Tamaki terlihat panik dan menatapmu. Ia menggelengkan kepala kuat. "Tidak tidak, aku benar-benar sedang berjalan-jalan!" serunya.
Menjahili Tamaki, satu lagi kebiasaan barumu. "Ahahaha ... rumahmu terlalu jauh dari sini, Tamaki. Ingin mampir?" tanyamu menawarkan saat siluet rumahmu sudah terlihat di ujung jalan. Tamaki mengangguk bahagia. Yah biarlah, toh besok hari libur.
.
"Heh~ pacarmu ya, (Name)?"
Kakakmu langsung mengejek tepat setelah kalian masuk rumah. Tatapannya memandangmu seolah meremehkan.
"Huh, memang kenapa? Aku tidak seperti Nii-chan yang tidak memiliki pacar." Kau membalas mengejek.
"Enak saja!"
Kalian mulai bertengkar layaknya kakak beradik dan mengabaikan si biru yang memandang kalian bingung "Ano ...." Ucapan Tamaki sukses membuat kalian berhenti dan menghentikan aksi yang hampir menghancurkan seisi rumah.
"Ngomong-ngomong, siapa namamu?" tanya kakakmu yang masih melirikmu tajam. Kau hanya membalasnya dengan dengusan.
"Aku Tamaki Yotsuba! Salam kenal!" Tamaki langsung membungkuk, membuatmu terkejut. Eh, sejak kapan anak ini menjadi begitu sopan? Apa ia salah makan? Atau ini karena Ousama Purin yang sering ia makan?
"Heh~ sopan sekali. Apa imoutoku selalu merepotkan?" Kamu melirik kakakmu tajam. Apa-apaan dia?!
"Tidak! Justru (Name)-chan selalu membantuku!" balas Tamaki. Kakakmu tertawa yang cukup membuatmu merengut kesal.
"Baiklah, ayo masuk. Akan aku masakkan makan malam untukmu dan (Name)-chan~" ujar kakakmu dengan nada mengejek di akhir. Ukh sialan.
***
"Kakak (Name)-chan keren! Dia baik dan pintar memasak makanan enak!" seru Tamaki saat kamu mengantarnya ke ujung jalan.
"Biasa saja, aku bisa memasak lebih baik darinya." Kamu yang tidak terima pujian Tamaki untuk kakakmu, mencela.
Tamaki mendorong sepedanya dan berpikir. Seketika wajahnya cerah. "Ya! Masakan (Name)-chan jauh lebih enak! Anak-anak kita pasti senang!"
Kamu tersentak dan nyaris terselandung. Apa-apaan itu? Tamaki bahkan belum pernah memakan masakanmu, dan apa maksudnya 'anak-anak kita'?
"Dia ingin mengajakmu jalan-jalan."
Karena suara itu, kamu melirik arloji di tangan. Belum terlalu larut untuk hanya sekedar jalan-jalan di sekitar kota.
"Anu, (Name)-chan ...."
"Tamaki, ayo jalan-jalan. Aku bosan." Kamu berinisiatif sendiri dan sontak saja wajah Tamaki terlihat cerah. Ahahaha, manisnya. Dia dengan semangat menaiki sepedanya dan menunggumu duduk di jok belakang.
Dan begitulah kau berakhir memeluk pinggang Tamaki dan berjalan-jalan menikmati pemandangan kota di malam hari. Rasanya, ini pertama kalinya kamu pergi keluar di malam hari bersama seorang pemuda. Pantas saja semburat merah tanpa diminta muncul di pipimu dan degup jantungmu semakin tidak karuan.
"Dia sangat senang."
"(Name)-chan?" panggil Tamaki. Kau hanya mendongak dan menatap punggung berlapis jaket biru itu.
Tamaki sedikit melirik dan tersenyum lebar, senyum yang selalu menjadi ciri khasnya,senyum yang selalu kau suka. Ah, rasanya waktu berhenti di sekitarnya. "Aku sangat bahagia bisa bersama, (Name)-chan!"
***
regards
-an
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro