Page 14 : Café
"Melelahkan...."
Kamu bersandar di kursi pengunjung. Mengistirahatkan tubuhmu yang lelah bekerja seharian. Pemuda biru ikut duduk di kursi depanmu. Dalam posisi yang sama, orang akan dengan senang hati mengatakan kalian pasangan yang kompak.
Ini masih masa liburan musim panas, namun dalam rangka mengerjakan tugas dari Sensei. Judul tugasnya sederhana, pekerjaan sambilan. Yah cukup ikut kerja sambilan dan mendapat tanda tangan pemilik dalam sebulan dan fotonya. Sederhana tapi satu bulan seperti ini? INI MELELAHKAN!
Dan ... ini bukan kerja sambilan. Café ini milik kakakmu dan dengan senang hati kakakmu menerima kalian berdua. Dengan seringai dan tampang iblis, ia memberikan pekerjaan bertubi-tubi pada kalian.
"Ahahaha, berkat dua anak muda yang bersemangat, café ini mengalami kemajuan! Bagus bagus." Kakakmu bertepuk tangan dan menatap kalian yang hampir meregang nyawa.
"Nah sekarang-"
"Nii-chan!" Kamu berseru lelah, tidak ingin mendengar perintah apapun lagi. Menarik napas panjang dan mulai berbicara, "Tugas kami hanya sebagai pekerja sambilan! Pekerja paruh waktu, bukan bekerja seharian penuh!"
"Heh~ dalam waktu?"
"Satu bulan."
"Jika kalian bekerja seharian, aku akan memotong 15 hari. Jadi kalian cukup bekerja setengah bulan saja, bagaimana?" tawar kakakmu. Heh, sejak kapan dia jadi pandai bernegoisasi. Kamu memperhitungkannya baik-baik. Jika kelelahan dalam setengah bulan, setidaknya setengah bulan sisanya bisa kau gunakan untuk istirahat.
"Setuju!"
"Baguslah." Kakakmu berbalik memandang Tamaki yang sudah tidak memiliki energi, ia tersenyum. "Tamaki, di ruang pegawai ada kulkas. Aku membeli dua kotak Ousama Purin kesukaan-"
"Ousama Purin!" energinya langsung meledak dan sekejap sudah menghilang dari pandangan dan berpindah ke ruang pegawai. "Dia sangat bahagia."
Kamu tahu kamu tahu. Bukan Tamaki namanya jika dia tidak bahagia menerima pudding kesukaannya secara percuma.
"Pacarmu selalu bersemangat."
Kamu mendengus mendengar ucapan kakakmu dan mengejek, "Tidak seperti Nii-chan yang tidak punya."
"Aku punya satu."
"Yah, apa dia cantik? Kurasa tipe yang dewasa pilihanmu,"
"Ya, dia cukup dewasa dan cantik." Kakakmu memandang salah satu pegawainya yang berada di meja kasir dan tersenyum. Kamu mengikuti pandangan kakakmu. Terdiam, syok dan terkejut. Apalagi yang bisa mendeskripsikan rasa terkejutmu.
"Nii-chan ... itu yang kau suka." Kakakmu mengangguk, membuatmu berteriak keras dan menarik atensi seluruh pegawai, "Dia pria, Nii-chan!"
***
Kamu merinding selepas keluar dari café milik kakakmu. Tamaki melihatmu keheranan sambil memakan puddingnya. "(Name)-chan ... ini musim panas, apa kau kedinginan?"
"Tidak ada yang kedinginan di musim panas, Tamaki...." Kamu menatap Tamaki dan pikiran mengenai kakakmu kembali terlintas. Kamu langsung maju dan berdiri di depan Tamaki, menahan kedua pundaknya dan berkata tegas, "Tamaki siapa yang kau suka?"
"Eh? Name-chan-"
"Jenis kelaminnya?"
"Perempu-"
"Hah ... yokatta." Kamu bernapas lega. Tamaki makin keheranan. Sebelum ia bisa berbicara, kamu sudah berjalan lebih dulu. Aish, kakakmu yang satu itu ... sejak kapan pula. Yah kalau boleh jujur, pegawai kasirnya cukup cantik untuk ukuran pria. Rambutnya seperti salju dan netra violetnya bersinar lembut. Tapi rasanya kamu tidak asing dengannya, seperti pernah bertemu di-
"Nee, Tamaki," panggilmu sambil melirik ke belakang. "Pria yang jadi kasir di café Niichan ... apa kita pernah bertemu dengannya?"
Netranya menerawang, mencoba mengingat-ingat. "Eh, dia yang menabrak (Name)-chan di depan pusat perbelanjaan! Harusnya aku tahu lebih awal, akan ku hajar-"
Kamu tertawa terbahak-bahak mendengar penuturan bocah ini. "Yah, biarkan. Toh kakiku sudah lama sembuh."
"Dia merasa gelisah."
Jangankan dia, kamu merasa ada yang aneh. Seolah, ini akan berakhir. Kamu menautkan jari-jari gelisah. Menarik napas panjang, menoleh kebelakang. "Ayo segera pulang~"
***
regards
-an
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro