page 13 : Aishiteru
Tamaki mendengus kesal semenjak keluar dari restoran. Kamu hanya terkekeh. "Hei berhentilah merajuk. Dia sudah meminta maaf dan mentraktir es krim bahkan pudding," ucapmu.
"Tetap saja! Dia membuat baju (Name)-chan kotor! Dasar, tidak bisakah ia membelikan (Name)-chan baju baru?!" Tamaki menggerutu kesal dan melirikmu yang kini terbalut jaket birunya. Dimakannya pudding dengan tidak minat. Kamu kembali terkekeh dan menyenggol lengannya.
"Sudahlah, jika dia tidak bisa, kenapa tidak Tamaki saja yang membelikanku baju baru?" tanyamu dengan maksud bercanda.
"Dia senang."
Haha ... mulai sekarang, kamu mungkin akan mengutuk mulutmu sendiri yang asal bicara. Yah, selamat menikmati ditarik Tamaki ke toko baju.
.
Jujur saja, Tamaki keliatan lebih serius saat memilih baju untukmu dibanding kamu sendiri yang hanya asal pilih. Tamaki yang kelihatan ceroboh, ternyata cukup bagus dalam selera fashionnya. Yah walau anak itu lebih suka menggunakan jaket saat keluar.
"Tamaki-sudah. Aku hanya butuh kaos satu saja." Kamu memelas dan lelah keluar masuk ruang ganti dan mencoba pakaian yang dipilihkan Tamaki. Tamaki nyaris cemberut sebelum kamu kembali berkata, "Jika kita terlalu lama disini, hari akan semakin sore. Bukankah menyenangkan melihat matahari terbenam di bukit?"
Ah, berterimakasihlah pada suara yang membantumu di detik-detik terkakhir. Kamu menatap Tamaki yang berbinar dan mengambil satu pasang kaos dan rok biru muda yang terlihat imut. Haha ... itu sih selera bocah bersurai biru langit ini.
Keluar dari toko pakaian, kamu langsung melihat ponsel. Berjalan dari pusat perbelanjaan ke bukit memakan waktu cukup lama dan ... yak waktunya cukup. "Ayo, sebelum kita terlambat," ajakmu.
"Dia sangat bahagia."
Netra sapphire itu terus menatap lekat dirimu. Yah, ini baju pilihan Tamaki dan sekarang kamu menggunakannya. Pacar mana yang tidak bahagia dan bangga saat baju yang mereka beli dipakai oleh pasangannya.
Kamu berjalan duluan dengan seringai, meninggalkan pemuda biru langit itu. Tamaki yang tersadar ditinggal olehmu, langsung mengejar. "(Name)-chan jahat," ucapnya. Kamu hanya terkekeh dan menggandeng tangan Tamaki.
"Terimakasih, aku suka bajunya~"
***
Kamu kini berada di punggung Tamaki, digendong pemuda itu berjalan ke atas bukit. Peluh terlihat mengalir dari kening Tamaki dan perban membungkus kaki kananmu acak-acakan. "Mou ... Tamaki, jika kau lelah, aku bisa berjalan sendiri. Kita kembali saja. Ke bukit bisa lain kali, 'kan? Saat kakiku sembuh," pintamu.
Tamaki keras kepala dan tetap berjalan. Ia diam, tak mengatakan apapun. Namun suara itu berbicara. "Dia menyesal."
Yah ini terjadi karena-
.
Keluar dari pusat perbelanjaan, seseorang yang terburu-buru kembali menubrukmu. Entahlah, mungkin ini hari sialmu. Dewi keberuntungan menolak untuk berpihak padamu. Kamu yang kehilangan keseimbangan terjatuh dan kakimu cedera akibatnya. Salahkan kembali lantai yang licin dan membuat kakimu cedera.
Tamaki sangat memarahi dirinya sendiri karena tidak bisa menangkapmu tepat waktu. Sudah dibilang, 'kan? Dewi keberuntungan menolak berpihak padamu.
Pria itu panik dan meminta maaf berkali-kali. Ia bahkan menawarkan diri untuk mengantarmu ke klinik untuk diobati. Kamu sempat menolak sebelum tatapannya terbesit aura tak mengenakkan. Bahkan Tamaki yang berada di sebelahmu ikut merinding.
Dan disinilah kamu, dengan perban di kaki dan digendong. Rasanya kamu seperti ingin tenggelam saja, ini terlalu memalukan! Beberapa orang melirikmu dan kamu dapat berbisik-bisik mengenai pasangan yang romantis. "Ahhhh! Tenggelamkan aku!"
"(Name)-chan! Kita sampai!"
Kamu menoleh. Kalian benar-benar sampai. Tamaki mencari tempat untukmu berpegangan dan menurunkanmu di samping pohon. Langit senja terlihat cerah seperti senyum pemuda di hadapanmu. Birunya berganti senja.
Kamu tersenyum. "Tamaki," panggilmu.
Si empunya nama hanya menoleh dan dengan sekejap kamu memeluk lehernya erat dan berjinjit dengan kaki kirimu. Senyum cerah terpampang di wajahmu dan rona merah terlihat. Ah tidak, ini karena senja.
"Aishiteru yo, Tamaki~!"
***
regards
-an
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro