Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

page 11 : Sweet

Tamaki masih merengut kesal. Astaga, padahal kamu hanya menyentuh adiknya sendiri dan ia tetap marah. Aya? Dia sudah pergi, ingin belajar di rumah teman katanya. Kamu berusaha fokus sambil membolak-balikkan halaman, mempelajari materi yang ada.

"(Name)-chan jahat."

"Itu hanya Aya, adikmu, Tamaki. Lagi pula aku hanya mengelus rambutnya." Kamu menjawab seadanya dan kembali meyodorkan kertas soal ke arahnya. Kamu melanjutkan, "Yang ini dikerjakan ada materinya di halam-"

"Tidak mau."

Tamaki langsung mendorong buku-bukunya ke arahmu dan menidurkan kepalanya di meja, malas. "(Name)-chan kejam, aku benci (Name)-chan."

Mengingat tidak ada suara itu, kamu menganggap 'benci'nya sebagai kesal. Jika seperti ini terus, kalian tidak akan selesai belajar sampai makan siang. Kamu mengambil kotak yang kamu simpan disebelahmu dan membukanya. Mengambil satu pudding, kamu melambaikannya di udara. "Tamaki."

Tamaki menoleh kala dipanggil olehmu. Matanya langsung menangkap objek yang menjadi sumber kehidupannya dan berbinar. "Ousama Purin!" serunya sambil berusaha meraih pudding di tanganmu. Kamu menjauh dan tersenyum jahil.

"Jika ingin pudding, lanjutkan belajar dan akan kuberi satu kotak penuh."

"Sepakat!"

Sangat mudah bernegoisasi dengan Tamaki. Pemuda itu langsung mengerjakan tugasnya dengan tampang serius yang menggemaskan. Kamu mengulurkan tangan dan mengelus surai miliknya lembut. "Tamaki anak pintar."

"Dia sangat bahagia."

***

Kamu mulai mencatat beberapa fakta dari suara yang terus menghantuimu. Pertama, suara itu memberitahukan perasaan Tamaki. Kadang ada persyaratan saat suara itu muncul, seperti Tamaki ada disekitarmu dan mengobrol denganmu. Menyampaikan perasaan yang dirasakan Tamaki paling sering terjadi.

Kedua dan yang paling jarang. Apa yang dilakukan atau akan dilakukan Tamaki. Ini tidak menentu. Kadang kamu tidak menyadari ada Tamaki disekitarmu dan suara itu memberitahu kegiatan Tamaki. Kadang Tamaki persis dihadapanmu dan suara memberitahukan kejadian yang akan terjadi. Hanya itu.

Membaca pikiran? Ah tidak, suara ini hanya membaca perasaan dan tindakan, tidak dengan isi hati Tamaki. Jika kamu bisa membaca isi hati Tamaki, mungkin kamu akan pusing dengan berbagai teori konspirasi tentang Ousama Purin.

"Waktu ujian 10 menit lagi. Yang sudah selesai bisa mengumpulkan kertas ujian dan pergi keluar, jangan berisik." Suara teguran dari Sensei yang berdiri di depan membuatmu tersadar.

Astaga, kotrekan matematika yang kamu gunakan malah berisi teori tentang suara itu. Menyebalkan. Baik, ayo kembali fokus. Argh! Persetan dengan matematika. Kamu yang sudah pasrah menjawab asal tiga soal yang masih kosong. Hanya berdoa dan berpegang pada harapan jika jawabanmu benar adanya. Jika tidak, siap saja dengan liburan dan uang jajan yang dipotong.

.

Kamu meminum jus yang kamu pesan. Rasanya sangat menyegarkan minum minuman dingin di musim panas yang terik ini. Tamaki yang duduk di depanmu seperti biasa memakan puddingnya, kali ini dengan wajah yang tertekuk. Kamu terkekeh.

"Ujiannya sulit?"

"Sangat! Aku menjawab hampir semua dengan asal! Huh, apa gunanya matematika untuk kehidupanku nanti?" gerutu Tamaki. Aku nyaris setuju dengan perkataan terakhirnya sebelum mengingat aku ingin menjadi seperti kakakku, menjadi pekerja kantoran dengan banyak hitungan.

Ah, ada sesuatu yang mengganjal. "Memang Tamaki ingin menjadi apa?"

"Menjadi suami (Name)-chan." Ia menjawab dengan santainya, mengabaikan fakta wajahmu yang mulai memerah cepat. Apa dia bilang? Menjadi suami untukmu? Astaga, wajahmu bertambah panas.

"(Name)-chan, kau kenapa? Wajahmu memerah? Apa kau demam?" tanya Tamaki sambil menyentuh keningmu.

Kamu menggeleng dan kembali meminum cepat jus milikmu hingga sesuatu yang dingin menyentuh pipimu. Kamu menatap Tamaki yang menyentuhkan toples kecil pudding dinginnya ke pipimu. "Ini khusus untuk (Name)-chan."

Heh?! Mimpi apa lagi kamu semalam? Seorang Tamaki membagikan puddingnya?

"A-arigatou ...."

"Hun."

Kamu memakan pudding dengan bahagia dan mengabaikan suara di kepalamu. Kamu tahu kamu tahu, tidak perlu mengatakannya lagi! Tamaki tengah menatapnya dan mengataimu manis dalam hati, 'kan?

***

regards
-an

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro