Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

page 6 : Mine!

"Dia mencintaimu."

"Aku sangat mencintai (Name)-chan!" seru Tamaki. Kamu hanya bisa mengangguk-anggukan kepala pasrah. Sudah keberapa kalinya kamu mendengar ucapan itu keluar dari mulutnya? Apa masih bertahan.

"(Name)-chan nomor satu di hatiku! Ah tidak itu tidak benar ... (Name)-chan nomor dua, Ousama Purin nomor satu!" Ia kembali berseru dengan senyum lebar hingga matanya menyipit.

"Haik haik, aku tahu."

Ini seminggu setelah kejadian pengutaran perasaanmu. Setelah hari itu, Tamaki rela mengganti wallpaper ponselnya menjadi wajahmu dan menyingkirkan gambar Ousama Purin favoritnya. Bahkan ia dengan blak-blakannya memposting fotomu yang ia ambil diam-diam.

Dan seperti yang diharapkan, esok harinya kau menjadi bintang sekolah! Ekhem-maksudku menjadi omongan satu sekolah, topik terhangat! Adik kelas menatapmu iri dan teman sekelasmu menggodamu.

"Selamat~" ujar Ketua Kelas. Kamu hanya menghela napas dan menyembunyikan wajah di lipatan tangan di atas meja. Lelah dengan segala hal. Ketua Kelas yang merasa diabaikan merengut kesal dan mengusak lembut rambutmu. "Apa ia merepotkanmu?"

"Tidak ...." Kamu membalas dengan tidak minat sama sekali.

"Dia akan berteriak."

Kamu ingin bangun dan bertindak, namun kalah cepat dengan suara yang langsung menggelegar. "AH! (NAME)-CHAN!" Suara itu sukses membuat dirimu dan sosok bersurai biru itu menjadi pusat perhatian.

Ini gawat. Kamu menatap takut-takut Tamaki yang berjalan kesal ke arahmu. Suara hentakan kakinya terdengar dan setiap langkahnya mampu membuat degup jantungmu semakin keras.

Tamaki langsung berdiri di hadapanmu dan memelukmu erat. Ia menatap tak suka pada Ketua Kelas dengan tatapan tidak suka. "(Name)-chan 'milikku'. Kalau kau mau, cari saja yang lain! Tidak boleh menyentuh 'milikku'!" Tamaki berseru kesal dan mengklaim haknya, tidak ingin kamu disentuh orang lain.

Ketua Kelas mengangkat kedua tangannya seraya berkata, "Gomen gomen, tidak akan kulakukan lagi."

Tamaki cukup puas mendengar itu. Ia menggenggam tanganmu kuat dan membawamu keluar kelas. "Tamaki ... pelan-pelan, aku bisa terselandung," ucapmu memelas dan berdoa dalam hati semoga tidak akan ada hal memalukan yang terjadi.

Kendati demikian, Tamaki menyeretmu ke tengah halaman sekolah dan berteriak kencang, "(Name)-chan milikku! Tidak ada yang boleh mengganggu apalagi menyentuhnya!"

Astaga, wajahmu benar-benar semerah tomat sekarang. Rasa malu dan bahagia karena diakui bercampur jadi satu. Adakah ember untuk menyembunyikan wajahmu sekarang? Karena kamu benar-benar ingin pergi dari tatapan para siswa yang kebingungan.

"Dia sangat bahagia."

***

Kamu menjitak pelan kening Tamaki dan menarik pudding dari tangannya. Tamaki yang melhat puddingnya diambil, merengek. "(Name)-chan ... kembalikan puddingku."

Rengekannya persis seperti anak kecil. Dan begitulah kamu, mengembalikan puddingnya karena tidak kuat dengan perilaku manis Tamaki. Kamu terus menatap Tamaki yang asik makan dan menarik pipinya gemas. "Lain kali jangan berteriak seperti itu di sekolah, bodoh," ujarmu.

Tamaki tidak merasa terganggu dengan cubitanmu dan tetap memakan puddingnya. "Kenapa? Itu kan biar semua tahu kalau (Name)-chan milikku. Aku tidak suka jika ada orang lain yang menyentuh (Name)-chan," belanya.

"Astaga, kau tidak bisa memaksakan kehendak seperti it-"

"Dia kesal."

"M, maksudku aku memang milikmu. Tapi bagaimana jika ada tugas kelompok yang mengharuskan aku dekat dengan mereka? Memang kau mau milikmu sedih karena tidak punya teman?" Kadang kau bersyukur dengan keberadaan suara antah berantah itu yang membuatmu brpikir dua kali dalam berbicara dengan si sapphire.

"Humm ... baiklah. Aku akan menjaga (Name)-chan supaya tidak terjadi hal buruk!"

Yah setidaknya lebih baik. Kamu tersenyum lembut dan mengelus surai langit itu dengan hati-hati. Pertama kalinya. Kamu dapat melihat semburat merah tipis di wajah pemuda itu.

"Dia sangat menyukaimu."

***

regards
-an

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro