page 2 : Sunny Day
Semenjak pertemuanmu dengan Yotsuba Tamaki minggu lalu. Hidupmu berubah. Kamu yang dulunya terlihat pasif dalam sosial media, entah kenapa sekarang cukup terjun terlalu dalam ke dalamnya. Salahkan suara yang muncul.
Kamu berani bersumpah. Sebelum insiden minggu lalu, kamu tidak memiliki gangguan suara itu. Apa ... apakah ini gangguan mental? Jiwa? Apa artinya kamu sudah gila? Ahahha ... kamu memang terlihat cukup gila setelah bertemu dengan Tamaki.
"Dia memposting sesuatu."
Suara itu muncul. Ayolah, kamu tidak ingin main SNS dulu. Saat ini tugas guru sastra cukup membuatmu pusing. Kamu hanya mengabaikan suara itu dan dua menit kemudian, tanganmu yang semula memegang pena beralih memegang ponsel.
Kamu menggulir halaman demi halaman postingan dan menemukan sebuah foto pudding yang dihias di atas mangkuk dengan sangat cantik. Membaca caption postingan itu membuatmu terkekeh geli. Kegilaan pemuda ini pada pudding cukup mengerikan.
Dan kegilaanmu padanya cukup menyenangkan dilihat.
Argh! Kamu menggelengkan kepala dan mencoba kembali fokus. Ponsel dilempar hingga mendarat ke kasurmu dengan apik dan tangan lentikmu kembali memegang pena dan fokus. Oke, kamu pasti bisa.
Mungkin suara-sebut saja suara setan, tidak ingin membiarkanmu tenang. Yappari, suara ini benar-benar suara setan dan membuatmu tidak tenang.
"Dia ingin mengirimu pesan."
Kamu bisa gila jika tidak mengikuti apa kata suara itu sehingga kamu tutup buku tugas sastra dan merebahkan diri di kasur. Oke, kata suaranya Tamaki akan mengiriminya pesan. Maka sekarang mari kita lihat apa yang akan pemuda itu kirimkan.
Lima menit berlalu begitu saja dan ponselmu masih tergeletak dengan tenang. Kamu gelisah hingga suara kembali berbicara. "Dia tidak jadi mengirimu pesan."
"Bilang dari tadi bodoh!" Kamu berteriak kesal dibuatnya. Sebuah suara seruan dari lantai bawah membuatmu meringis. Itu suara kakakmu yang sepertinya marah dengan suara nyaring nan melengking milikmu.
Kau mengambil ponsel dan dengan inisiatif sendiri melihat roomchat milikmu dan Tamaki yang penuh dengan pesan abnormal. Tamaki mengetik. Semenit kemudian berhenti, beberapa menit kemudian mengetik dan kembali berhenti.
Kamu yang sudah lelah menunggu, mengirim pesan lebih dulu.
You
Ada apa?
Monster Pudding
Tidak kenapa-napa
"Ia berbohong."
Tanpa suara itu beri tahu, kamu sudah menyadarinya lebih dulu. Seorang Tamaki Yotsuba tidak akan mengetik seperti itu. Biasanya ia akan memakai nada manja seperti yang biasa ia lakukan. Kamu terkekeh dan menekan ikon telpon di atas. Tersambung, dengan pemuda yang membuatmu gila.
"Ada apa?"
Tidak ada jawaban. Kamu diam dan berbicara lagi. "Apa konspirasi Ousama Purin lagi?" tannyamu.
"Bukan bukan! Kali ini lebih keren! (Name)-chan harus tahu!" Tamaki langsung berseru seperti biasa. Yah, setidaknya kau bisa menghela napas lega mengetahui pemuda ini tidak keracunan makanan dan berubah sikapnya.
"Dia ingin mengajakmu keluar."
Kamu melirik jam yang menggantung di dinding. Pukul 9 pagi. Dibuka tirai dan pemandangan langit musim semi begitu jelas. Cerah dan hari yang pas untuk mellihat sakura. Kamu bersuara, "Ingin jalan-jalan? Langitnya cerah."
"Jalan-jalan?" Tamaki membeo.
Kau mengangguk mengiyakan. "Ya, aku sedang menganggur. Bagaimana kalau kita jalan-jalan di pinggir sungai. Bunga sakura di sana bagus," saranmu sambil memandang tumpukkan tugas di meja belajar.
Suara sorak bahagia terdengar. "Yatta! Aku akan menjemput (Name)-chan! Ayo bawa pudding yang banyak!"
"Haik haik ...." Kau terkekeh dan telpon diputuskan sepihak. Kamu terdiam menatap langit yang cerah. "Yah ... sekali-kali tidak apa, 'kan?"
"Tunggu ... memangnya dia tahu rumahku?"
***
Writers Note
Tidak membacot dulu karena akan update serentak, waitto yak~
regards
-an
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro