Es jeruk
Kami masih di lapangan bola, jam menunjukan pukul 10:45. Di sini sepi tapi banyak capung berterbangan dan kumbang diatas kami terbang mengelilingi pohon jambu air. Benang sari pohon jambu air berjatuhan dikepala kami, aku berkata pada Neji-kun bahwa aku ingin tidur sebentar, kalau dia ingin pulang ku bilang pulang saja duluan. Angin dan benang sari membuat ku mengantuk, apa lagi dibawah pohon seperti ini sejuk sekali.
Aku pun tertidur, di dalam mimpi ku, aku dan Neji-kun pergi kesebuah rumah kayu diatas sungai, di sungai itu banyak ikan yang berwarna warni, dan ada ikan pavorit ku, ikan cupang, di sungai itu banyak sekali tanaman teratai dan saat ini adalah musim berbungga tanaman air.
Kami berdua masuk ke dalam air sungai dan berubah menjadi 2 buaya besar, para peredator air menyingkir melihat kami. Kami menyusuri sungai yang mengalir kedanau, kami berenang terus melewati ikan-ikan dan tanaman air, lalu kami sampai ketengah danau, aku berkata pada Neji-kun dalam bentuk buaya besar, "aku takut kelak akan menyakiti mu."
"Kau tidak perlu bicara, aku sudah tahu," jawab Neji-kun.
Aku terbangun, sebuah daun belimbing kecil masuk kemulut ku, aku terbatuk sambil melihat kearah Neji-kun, iya masih duduk disamping kiri ku sambil mendengarkan lagu, aku batuk sambil mengeluarkan daun belimbing dari tengorokan ku.
Rupanya dia masih disini, "tunggu disini, jangan kemana-mana," kata ku pada Neji-kun, dia hanya mengangguk.
Aku berlari kedepan lapangan, rasanya disekitar sini ada orang menjual es jeruk. Aku kembali dengan membawa 2 es jeruk dikantong plastik, ku berikan 1 pada Neji-kun.
"Apa kau tahu Adit?," tanya ku padanya.
"Iya."
"Bagai mana menurut mu?."
"Bagai mana apa?."
"Orangnya, seperti apa?."
"Tidak tahu, tidak terlalu kenal."
"Dia suka dengan mu."
Neji-kun melihat ku dengan curiga, "pantas kau dulu menanyakan pacar."
"Maaf, dia kan teman ku, aku hanya inggin membatunya."
"Membantu apa?."
"Mendapatkan mu," kata ku cengengesan.
"Kau pacaran?," tanya Neji-kun, aku hanya mengeleng, "kenapa?."
"Nanti putus, menurut mu Adit bagai mana dia cakep lo?."
"Aku ini jelek tau," kata Neji-kun ketus.
"Hah?, kamu manis kok, cakepan kamu dibandinglan Sasa sama Lia."
"Kamu bohong kan, dasar perayu, cowok gombal." Kata Neji-kun sambil mencibir ku, tapi sebenarnya memang sedikit benar, kulit Neji-kun lebih bersih dari mereka, Neji-kun juga lebih ramah dan baik dari mereka berdua, aku hanya diam saat Neji-kun mengatai aku perayu, apa benar aku ini perayu?.
Aku masih memikirkan apa benar aku ini perayu, apa sekarang aku yang non blok ini sudah jadi cowo gombal, tiba-tiba aku baru sadar, gelas plastik ea jeruk ku bocor, pantas beberapa kali minum langsung habis.
"Bocor," kata ku sambil mengangkat gelasnya, "tapi masih ada es nya."
"Apaan?," tanya Neji-kun, sambil meminum es jeruk "oh bocor ya."
"Iya, pantas langsung habis."
Neji-kun tiba-tiba menyerahkan es jeruknya pada ku, "minum saja," katanya dengan polos, aku menolak, itu kan bekas kamu Neji-kun.
"Auuuu!", kami berdua melolong.
Capung berterbangan didepan kami, dan aku masih ingat sedikit lirik lagu yang kami dengarkan waktu itu...
Just like me, they long to be,
Close to you...
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro