6
Kelas baru.....suasana baru....Berasa banget bedanya dengan di kampung. Sekarang satu kelas aja bisa berasal dari berbagai suku dan daerah. Ku langkahkan kaki menuju sebuah ruangan yang sepertinya akan menjadi tempatku menimbah ilmu. Dengan langkah ragu-ragu ku masuki ruangan tersebut, kuarahkan pandanganku ke seluruh ruangan berharap di antara orang-orang yang masih asing bagiku akan ada orang yang ku kenal, meskipun kemungkinan itu sangat kecil. Setelah kusisir hingga hampir seluruh sudut ruangan sepertinya aku harus terima kenyataan...
"hhhuuftt.....sepertinya dia tidak satu kelas dengan aku..."ucapku dalam hati sambil menghela nafas. Aku berharap dia teman satu kelompokku waktu Ospek satu kelas denganku.
"Aaah...bodoh...bodoh....seharusnya tadi aku lihat namanya di papan pengumuman...." rutukku dalam hati. Iyya...sebelumnya kami sudah di berikan pengumuman, untuk mengetahui kelas berapa dan siapa saja yang akan satu ruangan.
"Di mana ya......???" sambil celingak-celinguk, ku masih mencari posisi tempat duduk yang paling strategis menurutku
"Ahaa....disana aja..." kulangkahkan kakiku menuju tempat duduk yang ku incar dari tadi. Meskipun masih banyak yang kosong di sekitarnya tapi aku lebih memilih yang paling belakang. Dari dulu memang aku paling suka duduk paling belakang. Alasannya klasik, jauh dari jangakauan para guru...wkwkwkwk
Kulihat teman-teman di sekelilingku, mereka nampaknya mulai sibuk saling memperkenalkan diri bahkan sepertinya ada yang sudah kelihatan akrab. Aku lebih memilih tetap duduk di kursiku. Bukannya aku tidak mau kenalan atau tidak mau jadi teman mereka, tapi aku memang susah berinteraksi dengan orang baru. Kalau bukan mereka yang menyapaku lebih dahulu maka aku akan tetap diam. Aku tidak tahu memulai sebuah pembicaraan apalagi dengan orang yang masih asing bagiku. Makanya kalau orang tidak akrab denganku, mereka pasti akan beranggapan kalau aku ini pendiam atau bahkan terkesan sombong. Karena merasa bosan, aku menelungkupkan kepalaku dan menggunakan lenganku sebagai penyanggah kepalaku.
"Lebih baik aku tidur dulu...."kumulai memejamkan mata, aku memang merasa sangat lelah soalnya kemarin baru sempat membersihkan kamarku yang sudah seperti kapal pecah. Selama ospek aku tidak sempat untuk membersihkannya. Lebih baik ku ambil kesemptan ini untuk tidur, apalagi baru saja ada konfrmasi kalau dosen untuk mata kuliah pertama berhalangan hadir. Ya mungkin kami diberi kesempatan untuk saling mengenal.
Aku tidak tahu berapa lama aku tertidur, smpai kudengar suara samar-samar di dekatku yang sepertinya menyebut namaku...
"Renata kan..???" tanya seorang perempuan sambil memegang pundakku
Aku yang masih setengah sadar tidak bergeming dan kembali ingin melanjutkan tidurku. Sumpah aku berasa nyaman banget tidur diruangan ini, mungkin karena ruangannya ber AC kali ya beda sama di kostan yang panasnya minta ampun.
"Hei...bangun..kamu betulan Renata kan..???" perempuan itu kembali mengganggu tidurku kali ini tidak hanya memegang tapi malah mengguncang-guncang pundakku dan juga meninggikan suaranya.Mungkin sekarang dia jadi pusat perhatian karena dari tadi teriak-teriak
"Ah....siapa si ini orang....datang-datang udah ganggu...perasaan dari tadi tidurku nyaman-nyaman saja tidak ada yang ganggu.......rese' banget sich...!!!" omelku dalam hati
"Iyya benar saya Renata.....kenapa...???" jawabku masih dengan nada kesal,
"kamu udah lupa sama aku...??" tanyanya lagi
"Siapa sich ini orang, datang-datang kok sok kenal banget ama aku..??" sambil mengucek-ngucek mataku,aku melihat perempuan yang dari tadi sudah mengganggu tidurku. Astaga...dia kan orang yang tadi aku cari-cari. Terima kasih Tuhan, tenyata engkau mendengar doaku.
"Iyya...saya..teman kelompok kamu waktu ospek..masih ingat kan...Ardiah..." jawabnya sambil tersenyum padaku
"Kok..aku ga lihat kamu...??
"ya iyyalah..kamu ga lihat...orang dari tadi kamunya molor..."
"hehehehhhe..."sambil kugaruk bagian belakang leherku yang sebenarnya tidak gatal.
Tapi tunggu dulu dia tidak sendirian, kulihat seorang perempuan di dekatnya. Mereka kelihatan sangat akrab. Tidak mungkin secepat itu bisa seakrab itu dengan orang yang baru kenalan.
"Kenalin ni teman aku, ga usah heran begitu kali...dia sahabat aku sejak SMA dan kebetulan kami ambil jurusan yang sama..cuma kemarin waktu ospek kami beda kelompok...."jelasnya panjang lebar, seakan-akan dia bisa baca pikiranku yang dari tadi melihatnya dengan penuh keheranan
"Oooohhhhh.....begitu..."anggukku menandakan kalau aku telah mengerti
"Vallery...panggil aja Val...."perempuan itu menjulurkan tangannya padaku sambil tersenyum
"Renata...tapi panggil aja aku Nata..."ujarku menyambut uluran tangannya sambil memasang senyum terbaikku. Wiiihhhh..namanya emang kebarat-baratan soalnya kalau dilihat dari tampilannya sepertinya dia itu setengah bule.
Senangnya diriku akhirnya ada juga orang yang kenal sama aku. Diah, aku lebih suka memanggilnya Ade'. Kalian pasti bertanya-tanya kok bisa kan ga nyambung. Biar kujelaskan, dia itu lebih muda dua tahun dari aku. Katanya dia itu masuk kelas akselerasi waktu sekolah jadi selesainya juga cepat. Itu berarti dia termasuk anak yang pintar ya setidaknya nanti bisa lah dia bantu aku kan otakku pas-pasan. Dan Val anaknya juga ternyata asyik banget, dia sangat periang dan memiliki semangat hidup yang tinggi. Dan yang lebih penting aku merasa nyambung dengan mereka berdua.
************
Semenjak perkenalan itu Aku, Ade', dan Val makin akrab bahkan mereka sudah kuanggap sebagai sahabat aku. Jujur awalnya aku minder dengan mereka. Banyak hal yang membuatku tidak percaya diri untuk bergaul dengan mereka. Dari latar belakang keluarga saja kami udah sangat jauh berbeda bagai langit dan bumi deh. Ya aku tahu kalau dalam persahabatan sama sekali tidak memandang materi. Tapi aku tetap aja minder dengan mereka maklum belum pernah bergaul dengan orang gedongan. Terus masalah fisik jangan ditanya dech..jauuuuhhh banget kalian sendiri tahu kan secara fisik aku gimana.....tambah ga PD aku jalan bareng mereka. Kalau di ibaratkan, aku seperti bebek si buruk rupa na mereka berdua itu angsanya yang cantik-cantik. Biar aku jelasin sedikit tentang mereka.
Ade' lebih tinggi dari kebanyakan perempuan pada umumnya, badannya sangat ramping, matanya agak sipit berwarna hitam, hidung kecil dengan bibir yang tipis. Rambutnya yang panjang menambah kesan yang sangat feminim. Dia sangat pintar menari kadang dia dipanggil ke luar negeri untuk menari.
Val, badannya lebih kurus dibanding kami berdua, tingginya rata-rata seperti kebanyakan orang, dia memiliki mata yang berwarna coklat muda dengan rambut bergelombang berwarna pirang. Val suka memakai pakaian yang warna-warni sangat kontras dengan diriku yang hanya suka warna gelap.
Lihatkan betapa sangat berbedanya aku dengan mereka, bahkan teman-teman yang lain pun sama herannya dengan diriku. Kok aku bisa seberuntung ini memiliki sahabat seperti mereka. Di antara kami bertiga, kadang aku berperan layaknya kakak mereka. Aku merasa ingin selalu melindungi mereka, aku tahu banyak laki-laki yang tertarik dengan mereka. Bagiku itu hal yang sangat wajar secara mereka memang cantik. Aku tidak mau saja kalau ujung-ujungnya nanti mereka di kecewakan. Kemana-mana kami selalu bertiga, tapi bukan berarti kami tidak akrab dengan teman-teman yang lain. Kami juga akrab dengan yang lain cuma kadar keakrabanynya beda. Kadang kalau mereka sibuk, aku juga nongkrong dengan teman-teman yang lain. Kan aku udah bilang awalnya aja aku pendiam kalau udah kenal baru keluar aslinya.
Namun entah kenapa, secantik dan semenarik apapun mereka aku sama sekali tidak memiliki perasaan aneh seperti perasaan yang aku rasakan ketika melihat Andini waktu itu. Bahkan kalau dari segi kecantikan kuakui mereka tidak jauh beda. Namun hanya Andini yang mampu membuatku seperti orang bego yang selalu ingin memandangnya meskipun hanya diam-diam, hanya Andini yang mampu membuatku senyum-senyum sendiri kala aku mengingatnya, hanya Andini yang membuatku buta ketika orang menganggapnya nenek sihir aku malah menganggapnya sebagai bidadari, hanya Andini yang mampu membuatku deg-degan meskipun hanya mendengar namanya. Aku telah berusaha sebisa mungkin untuk melupakannya namun sepertinya otak dan hati ini telah kompakan untuk mempertahankan seorang Andini dalam pikiranku. Entah mantra apa yang dia gunakan sampai bisa membuatku seperti ini. Merasa rindu yang sangat dalam dengan orang yang tidak kamu kenal. Aku memang pernah merasa kagum dengan perempuan tapi tidak pernah sekeras ini. Aku takut kalau apa yang kurasakan saat ini adalah tanda-tanda orang sedang jatuh cinta. Segitu hebatnya seorang Andini, tanpa melakukan apapun dia mampu membuatku seperti ini.
Aku berharap Tuhan kembali mengabulkan doaku.
Tuhan tolong pertemukan aku dengan dia, Andini.............
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro