Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

22

Perasaan bersalah tentu saja masih bergelayut manja dalam hatiku, rasanya sungguh tidak adil dia melimpahkan begitu banyak cinta padaku namun aku belum mampu membalas apapun. Meskipun aku tahu dia melakukannya dengan tulus tetap saja aku ingin melakukan hal yang setimpal. Bahkan aku begitu berani berlaku mesra dengannya namun belum berani secara resmi meminta dirinya sebagai kekasihku. Seandainya aku bisa mengatur hati ini sesuai dengan kemauanku tentu menyatakan cinta bukanlah hal yang sangat susah namun lidah ini masih terasa keluh.

Aku sengaja menggandeng tangan Diah ketika menuju taman kampus tempat Val menunggu kami. Aku yakin orang yang melihat tingkahku hanya menganggap bukan hal aneh mengingat keakraban kami selama ini. Aku sendiri pun sebenarnya tidak mengerti tentang hubungan yang kami jalin saat ini. Aku ingin mengaku sebagai kekasihnya namun aku masih terlalu pengecut untuk memintanya sebagai kekasihku secara resmi. Aku pasti sangat egois, ada rasa tidak senang bila ada saja mata yang jelalatan memandangi Diah tanpa berkedip. Aku ingin menyatakan ke seluruh dunia kalau Diah milikku namun aku sendiri tidak ada keberanian untuk memintanya untuk jadi milikku.

'Cueee...cue...mau nyebrang Ta gandengan terus..??" seloroh Val saat melihat kami mendekatinya

"Iyya nih..mau nyebrang ke hati Ade'..Aaaaaa" aku pura-pura meringis kesakitan saat merasakan genggaman Diah tiba-tiba mengeras seperti ingin meremukkan buku jariku

"Bhahaaahha..syukurin makanya jadi orang jangan suka ngegombal" bukannya kasihan Val justru terlihat sangat senang menyaksikan penderitaanku sementara Diah kini kembali mengendorkan genggamannya melempar senyum pada Val

"Siapa yang gombal..kalian tahu sendirikan aku tidak ngerti yang namanya kata gombal" aku mendengus kesal, padahal niatnya supaya terkesan romantis

"Tuh sadar..makanya lain kali jangan seperti itu tidak cocok.." kali ini Diah ikut menimpali percakapan kami membuat Val makin menyeringai kesenangan

"Iyye..iyye..aku tutup mulut saja" aku memberi isyarat seakan mengunci mulutku dan membuang kuncinya, Diah yang melihat tingkahku mengukir senyum tipis

Jadwal kuliah memang sudah usai akan tetapi dikarenakan ada laporan lab yang mau dikumpul  terpaksa kami harus tinggal soalnya asisten lab yang akan memeriksa laporan kami masih memiliki jadwal praktikum di kelas lain.

 Sembari menunggu asisten kami memutuskan untuk ngobrol di taman kampus apalagi suasannya cukup tenang meskipun bukan cuma kami yang ada di taman. Sementara Val dan Diah sibuk memeriksa kembali laporan mereka khawatir kalau ada yang terlewatkan aku lebih memilih untuk tidur-tiduran dengan paha Diah sebagai bantal. Tiba masa tiba akal, itulah kalimat yang jadi prinsipku aku baru akan mengerjakan laporanku bila keesokan harinya harus dikumpul meski itu berarti aku akan begadang semalam suntuk. Entah kenapa aku baru bersemangat menyelesaikannya bila waktu sudah mepet tidak seperti Val dan Diah yang mengerjakan laporan mereka sedikit demi sedikit. Dan biasanya aku akan mengcopy contoh laporan mereka yang sudah dikerjakan (jangan ditiru ya..).

"Ngantuk...??" Diah menunduk melihat ku yang telah berbaring di pahanya

"He'em.." aku membalas menatapnya sementara tanganku memainkan ujung rambutnya yang terjuntai

"Makanya jangan begadang terus...!!!" ujarnya mengelus rambutku sudah jadi kebiasaanya saat aku mau tidur

"Kan kerja laporan..." aku mengelus pipinya pelan. Entah kenapa aku sangat suka mengelus pipinya

"Huukk..huukk..huukk..!!" kami sontak terkejut mendengar suara batuk Val

"Kamu sakit Val..??" tanya Diah polos penuh rasa khawatir

"Iyya...sakit mata lihat kalian mesra melulu jaga perasaan donk..sakitnya tuh di sini..!!" goda Val sembari menunjuk dadanya berhasil menyulap pipi Diah berubah warna membuatnya menunduk sedalam mungkin sementara aku tertawa sekeras-kerasnya melihat Diah yang dasarnya pemalu makin malu terlihat sangat cute

"Sini peluk dulu!!" aku segera bangun merentangkan kedua tanganku berniat untuk memeluknya setelah aku berhasil meredakan tawaku

"Addddeeee'..nasib-nasib selalu jadi korban kekerasan" aku mengelus lenganku yang baru saja jadi sasaran empuk gigi Val

"Makanya jangan kegenitan jadi orang, sono kamu tidur lagi!!!" Val mendorongku hingga terjungkal membuatku kembali keposisi semula

"Sakit tau'..seriusan"  saat aku masih meraba lenganku yang berhasil mencetak bekas Gigi Val tiba-tiba saja tangan Diah sudah menggeser tanganku dan mengelus bekas gigitan Val secara lembut sesekali meniupnya

"Thank you Val" aku memberi kode kepada  Val tanpa mengeluarkan suara, membaca gerakan bibirku Val hanya tersenyum masam melihatku

Saat aku bermaksud untuk kembali melanjutkan tidurku yang tertunda, dari jauh aku melihat seseorang yang melangkahkan kakinya menuju ke tempat kami. Moodku tiba-tiba saja berubah drastis saat mengetahui kalau orang yang menghampiri kami adalah dia yang selama ini menghindar dariku. Luka yang secara pelan-pelan mulai mengering kembali basah saat harus melihatnya lagi. Rasa penasaran kembali bercokol dalam benakku mengingat selama ini dia yang bersikeras untuk mengenyahkanku dari pandangannya kini muncul sendiri di depanku

"Hi..Ka An..!!" ujar val dan Diah bersamaan, aku yang masih asyik dalam pikiranku tersadar saat aku meraskan genggaman halu yang sudah kuketahui pasti Diah. Mengerti dengan isyarat yang diberi Diah aku hanya bisa mengangguk dan segera beranjak dari tidurku

"Hi ka'..." aku tak lupa memamerkan senyuman padanya

"Kok kakak bisa tahu kita lagi kumpul di sini" Val yang sepertinya bisa membaca kecanggungan di antara kami segera mencairkan suasana. Dia memang sahabat yang pengertian sangat pandai menilai sikon

"Tadi aku lagi duduk-duduk di gazebo tanpa sengaja melihat kalian disini, daripada sendiri kupikir barangkali tidak ada salahnya kalau aku gabung sana kalian..." ujarnya menunjuk sebuah gazebo yang tidak jauh dari tempat kami

"Tidak salah kok kak...emang kakak masih ada kuliah atau lab gitu??" Diah ikut nimbrung dalam obrolan sementara aku masih bungkam  tidak tahu harus mengatakan apa

"Tidak..kakak lagi nunggu Bagas soalnya dia ada keperluan bentar" dari ujung mataku aku tahu dia melrikku saat menyebut nama Bagas

"Oh gitu..Kok Nata diam aja biasanya juga cerewet.." Val melihatku dengan senyum jahil. Kampret ini anak baru saja aku memujinya sekarang malah sengaja membuatku ingin menerkamnya. Aku memandang Val dengan tatapan "tungu tanggal mainnya"

"Masih ngantuk..." dengan sengaja aku memeluk pinggang Diah dari samping sementara kepalaku bersandar di bahunya. Jangan salah paham Aku sama sekali tidak ada niat memanfaatkan Diah untuk memanas-manasi Andini aku memang sangat suka bermanja-manja dengan Diah yang selalu memberiku kenyamanan tersendiri

'Ya udah..tidur aja lagi!!" anjur Diah sambil menepuk-nepuk pahanya

"Ga perlu De' gini aja udah nyaman kok" bukannya merubah posisi aku makin memperat pelukanku

"Kalian makin sweet aja..!!" aku tidak tahu apa maksud dari perkataannya aku hanya membalasnya dengan senyuman sementara pipi Diah makin memerah menahan rasa malu

"Ka An kaya tidak ngerti saja mereka kan lagi dimabuk cintaaa..." val mendendangkan sebuah lagu, aku tidak mengerti apakah Val sengaja bercanda seperti itu untuk menggoda kami atau justru memanas-manasi Andini. Bila tujuannya seperti itu aku rasa  misinya cukup berhasil buktinya Andini hanya tersenyum paksa saat melihat kami. Jangan ditanya kenapa aku bisa menyimpulkan kalau Andini menampilkan senyuman yang terkesan memaksakan karena aku sudah hafal bagaimana indahnya senyumannya yang benar-benar tulus.

"Val..!!!" Val segera menutup mulut dengan kedua tangannya setelah mendapat tatapan tajam dari Diah. Seperti itulah Diah meskipun bicaranya sangat lemah lembut nanmun sekali tatap saja dia pasti berhasil membungkam kami

"Eh..ya udah kakak pamit dulu..!!" Andini segera berdiri setelah dia melihat handponenya.

"Kok cepat banget sih kak?? baru juga berapa menit??" ujar Val dengan nada heran

"Lain kali kita ngobrol lagi soalnya Bagas udah nungguin di mobil" sepertinya dia baru saja mendapat pesan kalau Bagas telah menunggunya. Udah tradisi pasti mereka akan cipika-cipiki sebelum berpisah. Aku merasa sangat terkejut saat dia juga melakukan cipika-cipiki padaku aku sama sekali tidak menyangka dia akan melalukan itu mengingat selama ini diah berusaha sebisa mungkin untuk menjauh dariku

"Suit..suit......yang dapat cipika-cipiki dari Ka An.." aku yang mau membekap mulut Val hanya bisa menahan kesal saat Val berhasil menjauh dariku dengan alasan ingin membeli minuman. Sepertinya dia sudah tahu dengan jalan pikiranku dasar Val rese' banget sih jadi teman. Khawatir akan termakan ucapan Val yang asal nyablak aja aku segera melihat Diah yang kembali menyibukkan diri dengan laporannya

"De' kamu marah??"aku segera mnutup laporan yang dari tadi dibolak-balik olehnya

"Kenapa harus marah??" meskipun terdengar lembut aku tahu dia berusaha menyembunyikan perasaannya yang sebenarnya.

Aku mengenggam tangannya dengan pelan setelah merebut laporan yang dari tadi di pegangnya. Melihatnya yang masih menunduk aku memegang dagunya menengadahkan sedikit wajahnya hingga mata kami beradu pandang.  Menatap matanya yang begitu lembut aku seakan mendapat suatu keindahan yang mampu menenangkan batinku dari pancaran matanya.Melalui kontak mata ini aku ingin mengungkapkan semua perasaanku yang tidak bisa kulisankan, aku ingin membuktikan padanya bahwa aku betul-betul memiliki perasaan yang kuat untuknya. Tanpa memikirkan bahwa kami berada di tempat umum yang bisa saja orang memerhatikan kami dengan berani aku mencium kedua bibirnya meskipun hanya saling menempel aku ingin menyampaikan kalau aku betul-betul sayang padanya, bersyukur telah memiliki dirinya yang telah berhasil menganugerahkan kebahagiaan yang sangat luar biasa dan bila tanpanya pasti akan menciptakan kesedihan yang mendalam bagiku.

Maunya buat scene romantis tapi sayang aku tidak bisa...hehehehe



Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro