Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

15

Andini

Aku  sama sekali tak menyangka kalau kemarin akan bertemu dengan Nata di cafe. Saat melihatnya yang tengah duduk sambil menikmati kopi entah keberanian dari mana hingga aku bergegas menghampirinya.

Lagi-lagi aku dikejutkan dengan sisi lain Nata. Dia yang selama ini terlihat cool malah terlihat lucu. Masih teringat jelas saat dia yang harus terkena tumpahan kopi karena keteledorannya sendiri saat aku menyapanya. Membayangkan wajahnya yang terlihat kaget dengan kedatanganku membuat aku geli sendiri. Aku bahkan tak sadar mengumbar pujian untuknya saat dia tersenyum yang menurutku sangat manis. Tiba-tiba rasa malu menyelimutiku saat mengingat bagaimana aku mendekatkan bibirku pada telinganya hanya untuk mengatakan kalau dirinya lucu. Ah......ingin rasanya aku menghilang saat itu juga untung saja dia segera memutuskan untuk menemani Diah yang mau ke toilet.

Berbicara mengenai Diah, aku merasa heran melihat sikapnya yang lebih banyak diam waktu di cafe. Saat datang dia bahkan tidak memilih tempat duduk di dekat Nata padahal biasanya dia tidak pernah ingin jauh-jauh dari Nata. Aku tahu memang pada dasarnya dia pendiam tapi biasanya  dia akan jadi rame kalau aku, Val dan dia bertemu tapi kemarin dia sama sekali tidak tertarik untuk ikut dalam pembicaraan kami. Bahkan saat aku membahas tentang organisasi yang mulai di geluti Nata. Dan yang lebih mengejutkanku saat melihat wajahnya yang terlihat menahan kesal waktu aku membisik Nata. Namun anehnya saat mereka kembali dari kamar mandi mereka saling bergandengan dan semuanya kembali normal bahkan Diah dengan telatennya membantu memilah-milah makanan untuk Nata. Melihat mereka kembali normal bukannya aku merasa senang justru aku merasa sesak dan agak nyeri di dada. Dan tidak tahu kenapa akhirnya aku menghubungi Bagas untuk menjemputku. Aku hanya ingin melihat reaksi Nata saat dia mendengar aku menyebut nama Bagas. Aku sendiri tidak tahu kenapa aku melakukannya.

"Hello.......ada orang..!!" Bagas mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajahku. Hampir lupa kalau sekarang Bagas lagi berkunjung ke rumahku, kami sekarang sedang mengobrol di ruang tamu. Dia memang sering datang ke rumah bahkan orang tuaku sudah mengetahui hubungan kami.

"Hm....Ha...apaan sih...??" aku mendengus kesal pada Bagas yang membuyarkan lamunanku

"Kamunya yang kenapa....??? dari tadi senyum-senyum saja......ya...aku sadar kamu pasti senang ketemu aku kan.....??" goda Bagas tersenyum lebar padaku sambil menaik turunkan ke dua alisnya

"Iiihhhhhh....PD banget sih...." aku segera memukul lengannya meski tak keras

"Aahhhh..sayang....beneran juga tidak apa-apa kok...tidak perlu malu begitu..." ujarnya pura-pura meringis kesakitan dan mengelus lengannya yang baru aku pukul

"Iyya deh sayang......." aku mencubit pipinya dengan gemes, Aku terpaksa mengiyakan saja karena malas memperdebatkan hal yang tak penting ini. Lagipula tidak mungkin juga aku mengakui kalau sebenarnya dari tadi aku senyum-senyum karena sedang memikirkan tingkah konyol Nata.

"Nah gitu donk...makin sayang aja...." bagas menggenggam tanganku dengan lembut, aku hanya bisa tersenyum melihat tingkahnya yang manis.

"Ya..udah aku pulang dulu...salam sama papa-mama ya..." ujarnya sembari berdiri. Dan udah kebisaan sebelum pergi dia pasti akan mencium keningku

"Iyya..hati-hati...!!" aku mengantarnya sampai depan pintu dan kembali ke rumah setelah memastikan mobilnya menghilang dari pandanganku.

Aku segera menuju kamarku setelah kepulangan Bagas. Hari libur seperti saat ini biasanya aku manfaatkan untuk tidur apalagi Bagas sudah bertemu denganku jadi aku tidak perlu khawatir dia akan mengganggu tidurku hanya untuk mengajakku ketemuan. Sudah aku bilang kalau Bagas itu laki-laki yang sangat mengerti dengan sikapku.

Drt...drt...drt......terdengar suara getaran yang berasal dari HPku yang mengisyaratkan kalau ada pesan singkat masuk. Dengan rasa malas aku meraba-raba tempat tidur sampai aku menemukan HPku yang ternyata berada di bawah bantal

"Ka' An lagi sibuk....??" aku membaca pesan yang ternyata berasal dari Val. Biasanya kalau dia menanyakan tentang kesibukanku berarti dia mau ngajak keluar.

"Tidak juga...kenapa...??"

"Temani aku ke Rumah Sakit jenguk Diah...."  rasa kantukku tiba-tiba menghilang saat membaca pesan balasan dari Val, karena merasa penasaran aku segera menelpon Val

"Halo...." terdengar suara Val yang kurang semangat  tidak seperti biasanya yang langsung berteriak bila aku menelponnya

"Halo Val...Diah sakit apa..sekarang dia dirawat di Rumah sakit mana...??" ujarku dengan khawatir, biar bagaimanapun aku lumayan dekat dengan Diah meskipun tak seakrab Val

"Satu-satu donk kalau bertanya.....aku juga belum tahu Diah sakit apa..aku juga baru dengar kabar dari pembantunya..sekarang dia lagi dirawat di Rumah sakit Siloam...." meskipun Val terdengar sewot namun dia tetap menjawab semua pertanyaanku.

"Ya udah kita bareng kesana......ntar aku jemput kamu ok..."

"Ok...ta.." belum sempat Val menyelesaikan ucapannya aku segera menutup telepon dan segera beranjak untuk mandi. Bukannya aku tak sopan, aku hanya ingin segera bersiap-siap agar dia tidak mengamuk nantinya karena membuatnya menunggu berlama-lama.

***********************************

Sampai di Rumah Sakit kami segera menuju tempat Diah di rawat yang kami tahu dari perawat yang bertugas di resepsionist. Saat kami berdua sampai di kamar Diah, aku melihat seseorang yang sedang menemani Diah. Dia sepertinya sedang tertidur dengan posisi duduk sementara kepalanya dia telungkupkan dalam lengannya yang telah disandarkan di bagian samping tempat Diah berbaring . Aku tak bisa mengenali orang yang sedang menemaninya. Setelah aku makin dekat, aku baru bisa menebak orang itu menilik dari tampilannya yang  sudah tidak asing lagi. Saat mengetahui kedatangan kami, Diah menyambut kami dengan senyum lemah yang menghiasi wajahnya yang pucat.

"Di...kamu sakit apa...???" Val segera memposisikan dirinya dekat Diah hingga membuat orang yang sedang tertidur itu menganggkat kepalanya sembari mengucek-ngucek matanya

"Eh....Val...pantas aku mendengar suara cempreng..aku kira kaleng jatuh......" tebakanku ternyata benar orang itu siapa lagi kalau bukan Nata

"Apa kamu bilang......" Val pura-pura marah dan mengakat tangannya hendak memukul Nata yang sudah menutup matanya seperti ketakutan

"Sudah..sudah..apa kalian tidak kasihan melihat Diah yang sedang sakit..." aku segera angkat bicara berniat melerai mereka

"Iyya nih...masa aku sakit gini mereka masih bertengkar saja...." imbuh Diah denag wajah sedih yang di buat-buat

"Maaf ya De' habis Val datang-datang udah teriak ganggu tidur aku saja...." ujar Nata sambil mengerak-gerakkan lehernya yang mungkin terasa kaku akibat posisi tidurnya yang tidak nyaman

"Ngomong-ngomong sejak kapan kamu ke sini...??" ujar Val

"Udah dari tadi malam.....aku yang antar Ade' ke Rumah Sakit..."

"Kok bsa..?? terus kenapa aku ga di hubungi..??

"Ya bisalah..buktinya aku ada disini....Tadi malam Mbo minah yang hubungi aku....katanya tiba-tiba Ade' pingsan terus dia ga tahu harus hubungi siapa apalagi papa mama Ade lagi ga ada di rumah...Dia sempat hubungi kamu tapi katanya nomor kamu ga aktif terus dia hubungi aku deh...karena mbo Minah tahunya cuma kita berdua teman yang paling dekat ama Ade.........Puass.....??" jelas Nata panjang lebar dan elakukan penekanan pada saat mengatakan kata puas

"Puas banget......jadi kamu belum mandi donk....pantesan aja dari tadi kaya' ada bau yang..." Val mengendu-ngnduskan hidungnya seakan-akan mencium bau tak sedap

"Bau apaannnn.......???"Nata melotot pada Val

"Ka' an aja ga protes...iyya kan ka An..???." dia segera membalikkan badannya dan melihatku seakan-akan meminta dukungan dariku

"Ga kok...cuma bau asam aja..." candaku dengan senyum geli

"Aish....." dengan malu dia meneggelamkan wajahnya pada kedua tangannya

"Hahahahhahaha...bercanda kali Ta..." ujar val memaksa melepaskan tangan Nata dari wajahnya. Nata segera beranjak dari tempat duduknya dan pergi ke kamar mandi

"De' kamu makan dulu gi...." Val segera beranjak dari tempatnya dan mengambil bubur yang telah di sipkan oleh perawat yang sempat masuk tadi

"Aku ga mau makan....aku ga suka makanan rumah sakit rasanya hambar..." Diah segera menutup mulutnya sambil mengeleng-gelengkan kepalanya

"Sedikit aja..mau ya.." Val memaksa Diah untuk makan

"Iyya Di...makan sedikit aja kan mau minum obat.." aku ikut membantu Val membjuk Diah agar bisa makan. Saat kami sedang bersikukuh memaksa Diah makan tiba-tiba

"Ada apaan sih kok ribut-ribut gitu....??" terdenga suara Nata yang baru saja keluar dari kamar mandi untuk bersih-bersih karena tidak terima di bilang bau

"Itu Ta...dia rewel ga mau makan..." adu Val yang dibalas dengan delikan oleh Diah

"Kok gitu sih...sini biar aku yang ambil alih...." Nata segera mengambil semangkuk bubur yang ada di tangan VVal dan menggeser posisi Val yang berada di dekat Diah

"Aaaaaaa......."ujar Nata menyendok bubur dan mengarahkan pada mulut Ade, melihat tingkahnya aku dan Val tanpa sengaja tertawa terbahak-bahak sementara Diah masih menutup mulutnya

"Apa yang lucu...???" Nata melihat kami berdua dengan wajah kebingungan

"Habis kamu mau nyuapin Diah  kaya anak kecil aja udah gitu ikutan mangap pula...." Val memegang perutnya berusaha untuk menahan tawa

"Biarin....apap pun akan aku lakukan untuk Diah..." mendengar ucapannya membuatku berhenti tertawa. Beruntung banget Diah punya orang yang sangat perhatian tapi tunggu dulu aku kan juga punya Bagas..

"De'...ayo donk makan..." bujuknya kembali

"Aku ga mau makan....kan aku udah bilang rasanya tidak enak..." Diah menghalau sendok bubur yang sudah dekat dengan mulutnya. Aku mengira Nata akan marah dengan tingkah Diah yang mulai kekanak-kanakan  tapi dia malah tersenyum

"Enak kok...."ujarnya setelah menyuap sesendok bubur yang tadi di halau Diah, meskipun tersenyum aku bisa melihat eksperesi wajahnya yang aneh menandakan kalau sebenarnya bubur itu memang tidak enak

"Aku akan makan bubur ini tapi  kamu makan juga...sekarang makan ya...aaaaa..." Nata kembali menyendok bubur itu yang sekarang di sambut dengan senang hati oleh Diah. Sesekali dia meniup-niup bubur itu kemudian menyuapi Diah kembali dan tak lupa menyuapi untuk dirinya sendiri

"Akhirnya habis juga..." dia mengumbar senyum sambil membersihkan sisa bubur yang ada di ujung bibir Diah dengan jarinya. Ah...dia so' manis sekali

"Hmmm...hm....bikin baper aja..." suara deheman Val membuat Nata segera menarik tangannya sementara Diah hanya tersenyum. Meskipun wajahnya pucat namun terlihat semburan ronamerah di kedua pipi Diah.

"Sini..sini..biar ga baper..." Nata menngoda Val dan segera memeluknya

"Ahh...aku juga pingin...apa-apaan ini..sadar An...." terdengar suara hatiku yang sepertinya saling berdebat membuatku menggeleng-geleng kepala

"Ka' An kenapa....??? pusing..??" suara Nata segera menyadarkanku untuk kembali ke realita sesungguhnya

"Barangkali pengen di peluk juga sama Nata..." celetuk Val yang membuatku ingin menutup mulutnya yang bawel itu dengan botol infus yang ada di dekatku

"Apaan sih kamu Val..." ujarku dengan nada senormal mungkin padahal perang batin masih berlangsung dalam hatiku

"Val memang gitu kak, dia ngomongnya ga pake otak sih tapi pake dengkul..."Ujar Nata yang berhasil mendapat cubitan bahkan jambakan dari Val. Melihat Val yang sekasar itu membuat aku ngeri juga punya sepupu seperti itu, ajaibnya Nata tak pernah marah dengan aksi KDRT nya itu

"Aaahhh....sakit Val....Tolong Nata Tuhan..." dia menghadapkan ke dua tangannya ke atas dengan wajah yang di buat seperi teraniaya membuatku tersenyum melihatnya. Dasar anak ajaib ada-ada saja tingkahnya yang mampu mengukir senyum dibibirku

"De' kamu sekarang istirahat ya..." Nata segera membaringkan Diah secara perlahan-lahan setelah memperbaiki posisi bantalnya

"Iyya Di...kamu istirahat yang cukup supaya cepat sembuh..." ujar Val

"Iyya...Di..tubuh kamu juga perlu istirahat...jangan lupa minum obat.."imbuhku sambil tersneyum pada Diah sesekali aku melirik Nata yang sepertinya enggan melepaskan genggaman tangannya

"Iyya De'.....tuh dengarin mereka....jangan bandel lagi ya..." ujar Nata lembut sekarang dia mengelus rambut Diah dan sepertinya Diah sangat menikmati perhatian Nata

"Ya udah..kami pulang dulu ya..." ujar Val setelah ku beri kode agar meminta izin untuk pulang

"Tunggu..kita pulangnya bareng aja...aku juga mau pulang dulu mau ganti baju habis itu kesini lagi..." mendengar ucapan Nata, Diah yang tadinya kukira sudah tertidur  segera membuka matanya

"Kamu juga mau pulang...??" rengek Diah yang spertinya tidak rela mendengar Nata ingin pulang juga

"Iyya sebentar aja kok...cuma mau ganti baju udah gitu ke sini lagi.." Nata mengelus-ngelus pipi Diah dengan penuh kasih sayang

"Iyya deh..tapi jangan lama ya.." Diah mengangguk lemah menyetujui permintaan Nata.

"Iyya janji...sekarang tidur lagi ya..." Nata mengumbar senyum pada Diah

Sebelum kami pulang, aku dan Val memeluk Diah untuk memberinya semangat agar cepat sembuh dan segera melangkah keluar. Saat di luar kamar karena merasa penasaran dengan Nata yang belum muncul juga aku melihat ke kamar Diah lewat kaca transparan kecil yang ada di dpintu kamar Diah dan tanpa sengaja melihat Nata yang sedang mencium kening Diah yang sedang menutup matanya. Seakan mengijinkan Nata untuk menciumnya.

Aku segera bergegas menyusul Va yang sudah beberapa langkah di depanku. Merasakan suara langkah kaki Nata yang makin dekat di belakangku , aku hanya menunduk dan lebih memilih untuk berpura-pura tidak menyadari kehadirannya. Aku baru melihatnya saat dia menegurku dan mengajakku untuk bareng menuju parkiran dimana Val sudah menunggu kami dengam muka cemberutnya.

Melihhat Nata seperhatian dan semesra itu pada Diah ada rasa marah yang terselip dalam hatiku, rasa iri yang sperti meletup-letup. Apa ini yang di katakan cemburu...??? tapi cemburu kenapa....?? dari mana datangnya cemburu..?? bukankah cemburu itu muncul bila ada rasa cinta..?? tapi aku sama Nata sama sekali tidak memiliki hubungan apapaun bahkan dekat pun tidak..pertanyaa demi pertanyaan memenuhi benakku yang tak mampu aku jawab...






Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro