Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

11

Andini

"Kamu kenapa sih........!!!" bentakku pada Bagas setelah keributan yang terjadi antara dia dan Nata

"Kenapa kamu ikutan marah..aku kan cuma ngomong apa yang kulihat..." ujar Bagas setenang mungkin.

"Iyya.....tapi seharusnya kamu tidak perlu seperti tadi.."

"Dianya saja yang berlebihan.." mendengar Bagas menjawab sesantai itu entah mengapa timbul rasa kesal dalam diriku.

"Sudahlah ga usah dipikirin lagi, dan kalau perlu kamu tidak perlu bergaul dengan orang seperti dia....!!!" aku hanya bisa diam mendengar permintaan Bagas yang menurutku tidak masuk akal.

"Memangnya kenapa.....??" tanyaku setelah beberapa menit terdiam

"Kamu dengar sendiri kan tadi gimana cara dia bergaul, bagaimana kalau dia memberi pengaruh buruk nantinya.........." suara Bagas mulai meninggi

"Tapi selama Val sepupuku bergaul dengan dia, sepupuku baik-baik saja..." aku tidak tahu kenapa aku terdengar membela Nata

"Iyya itu karena dia belum memperlihatkan aslinya.............dan seharusnya kamu harus menasehati sepupumu untuk menjauhinya......bisa saja dia punya maksud tersendiri.......kamu ngerti kan maksud aku..??"

"Maksud tersendiri apaan.........sumpah aku ga ngerti dengan jalan pikiranmu.......?

"Hanya karena Renata bertingkah dan berpenampilan seperti laki-laki kamu melarangku berteman dengannya.........." suraku ikut meninggi, membuat beberapa orang memperhatikan keributan yang terjadi diantara kami

"Andini sayang......please kamu jangan terlalu naif jadi orang.......kamu tidak memperhatikan bagaimana kedekatan dia dengan teman sepupumu........"

"TTapi...."

"Ah terserah deh.......cape' ngomong sama kamu.." Dengan nada marah Bagas melangkahkan kakinya meninggalkanku. Aku begitu shock  melihat kemarahan Bagas. Dan tanpa niat untuk mengejar aku hanya melihat punggungBagas yang semakin menjauh dari pandanganku. Pertengakaran seperti ini memang sering terjadi namun biasanya karena cemburu bila aku terlihat dekat dengan laki-laki lain.

Ucapan Bagas tentang Renata berhasil menggaggu pikiranku. Kemesraannya dengan Ade yang sering diperlihatkan tiba-tiba muncul satu persatu dalam benakku. Entah kenapa rasa ingin tahu tentang hubungan mereka berdua menggelitik pikiranku. Hanya ada satu cara untuk menjawab rasa pensaran ini, aku akan mencoba untuk mengakrabkan diri dengan mereka.

***************

Semenjak keributan itu terjadi, aku berniat untuk meminta maaf kepada Renata atas perlakuan Bagas yang tidak sopan biar bagaimanapun Bagas adalah pacar aku. Sekalian menjalani misiku unutuk mengakrabkan diri dengan mereka. 

Salah satu cara yang aku rasa cukup ampuh yaitu liburan bareng. Hitung-hitung bisa melepaskan penat dari berbagai jadwal kuliah yang padat selama ini. Seperti kata pepatah sekali mendayung dua tiga pulau terlampau. Untuk dekat dengan mereka sebenarnya tidak sulit apalagi aku, Val dan Diah memang sudah sering jalan bareng. Namun yang menjadi kendala adalah dari Renata sendiri, aku amati sejak keributan itu dia memang sengaja untuk menghindariku. Terbukti selama kami bertiga selalu kumpul entah itu hanya sekedar ngobrol atau pergi jalan dia pasti selalu menghilang dengan alasan ada keperluan mendadak.

Liburan minggu ini ku jadikan moment yang pas untuk mengajak mereka liburan. Apalagi setelah aku mendengar rekomendasi tempat liburan yang kata temanku sangat indah. Tempat liburan yang di rekomendasikan temanku sebenrnya hanyalah sebuah pulau yang jaraknya lumayan jauh. Namun menurut yang pernah datang pengorbanan yang dilakukan sebanding dengan pemandangan yang tersaji.

"halo...Val liburan yuk....lagi BT nih...!!" aku menelpon Val setelah aku mantap memilih liburan di pulau itu

"Boleh..kebetulan aku juga suntuk nih...kemana...???" ku dengar suara val yang begitu bersemangat

"Aku dapat rekomendasi dari teman..katanya ada pulau yang indah rugi kalau tidak ke sana...Gimana...?? aku sangat berharap Val menyetujui ideku, dengan begitu besar kemungkinan Renata juga aka diajaknya

"Hmmmm....gimana ya..?? sepertinya Val sengaja membuatku penasaran

"Val...please mau ya...?? aku butuh refreshing ini..aku yakin kamu juga butuh refreshing apalagi dua hari kedepan kita libur jadi kita bisa nginap.....ayolah...!!" imbuhku lagi dengan nada memelas

"Baiklah....tapi aku ngajak Diah sama Nata ikut ya supaya rame..."

"Iyyaaa....ntar kumpulnya di rumah kamu aja ok..." ujarku sangat antusias.  Val memang sepupu yang pengertian, dia tahu aja kalau aku berharap dia ngajak Nata

"Ok...."

Setelah menutup telepon aku segera menyiapkan segala hal yang akan dibuthkan selama liburan nanti apalagi rencananya aku akan mengahbiskan masa liburanku disana.

Beberapa jam kemudian, setelah packingan ku beres, aku segera mengendarai mobilku menuju rumah Val. Tak membutuhkan waktu lama untuk sampai di rumah Val, karena jarak antar rumah kami tidak terlalu jauh. Sesampai di rumah Val, aku melihat dia yang sepertinya tidak sabar menungguku bersama Diah dengan bawaan masing-masing yang disimpan di lantai teras rumah.. Terbesik rasa kecewa di dalam hatiku melihat tidak ada batang hidung Nata.

"Apakah dia tidak ikut lagi....segitu bencinya kah di denganku.."gumamku dalam hati

"Ka' An.....!!" mereka segera menghampiriku dengan wajah sumringah

"Udah siap.......!!" dengan terpaksa aku membalas mereka dengan senyuman, sesekali melirik ke seluruh area rumah Val, berharap Nata da di sekitar situ

"Tunggu dulu....Nata belum datang katanya sih ada keperluan bentar..." ujar Diah seakan-akan mengetahui isi hatiku. Mendengar ucapan Diah rasanya seperti oase dalam gurun pasir. Emang sih kedengaran lebay tapi aku bingung mendeskripsikannya dengan kata-kata.

Selama menunggu kedatangan Nata, kami mengobrol di teras rumah Val sekalian memeriksa barang bawaan kami. Sesekali aku melirik jam yang ada di tangan kiriku, bukannya aku merasa jenuh atau bosan menunggu dia justru aku tidak sabar untuk melihatnya lagi. Sejak kejadian itu aku tidak pernah melihatnya secara dekat. Sedang asyiknya aku dalam lamunanku tiba-tiba terdengar sebuah deru motor yang makin jelas terdengar.

"Nata.....akhirnya datang juga kirain ga jadi datang..." Val segera menghampiri Nata yang di ikuti denganiah, jujur aku sebenarnya ingin menghampiri namun aku masih merasa segan dengannya

"Ya ampun Nataaa....kamu mau pergi jalan atau ke kamar mandi.." kali ini kudengar Val setengah berteriak, merasa penasaran aku pun segera mengarahkan pandanganku ke Nata yang baru saja turun dari motornya. Aku mengamatinya dari ujung rambutnya hingga ujung kaki yang berhasil membuatku tersenyum. Nih anak betul-betul cuek dengan penampilannya. Bayangin aja kami udah berpenampilan secantik mungkin secara ini perjalanan keluar kota sedangkan dia cuma pakai kaos berwarna hitam dengan gambar tengkorak yang menghiasi bagian depannya dipadu dengan celana pendek casual berwarna hitam yang di hiasi pula dengan gambar tengkorak kecil di bagian sudut bawah menampilkan kakinya yang jenjang. Dan untuk melengkapi penampilannya dia memakai sandal jepit berwarna hitam pula. Memang kalau diperhatikan penampilannya sangat santai bahkan terkesan ala kadarnya. Bila dibandingkan dengan Bagas yang sangat fashionable menurutku penampilan Nata sangat biasa-biasa saja, tapi entah kenapa dengan penampilan secuek itu aura yang ditampilkan sangat kuat membuatku makin kagum dengannya.

"Kenapa....??" terdengar nada polos Nata yang hanya memandang Val dengan memasang wajah tak bersalahnya. Tidak sadar kah dia justru dengan sikapnya yang bermasa bodoh itu malah membuatnya terlihat lucu

"Ishh......susah bicara sama batu..." terlihat raut wajah Val yang kelihatan kesal dan menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya. Melihat tingkah Val yang seperti anak kecil Nata hanya tersenyum

"Val kamu tahu tidak, aku tuh sengaja berpenampilan kaya' gini takutnya nanti banyak yang naksir sama aku...." ujarnya sambil tersenyum memperlihatkan gigi gingsul dan lesung pipinya dan tak lupa mengacak-ngacak rambut Val membuat Val menghentakkan kakinya.

"Ta......." meskipun suara Diah sangat lembut namun berhasil membuat Nata berhenti dari aksinya untuk menggoda Val

"Giliran Diah aj yang ngomong...langsung deh berhenti..."Val mengomel sepertinya belum terima denga tingkah Nata, yang hanya disambut dengan senyuman oleh Nata dan Diah. Rasa iri tiba-tiba saja bersarang dalam hatiku melihat mereka yang bisa sedekat dan seakrab iu.

Setelah beberpa menit kami mengecek barang, hanya Nata bawaannya paling sedikit dia hanya membawa ransel, kalau kami bertiga tidak perlu ditanya. Dalam liburan ini aku memang sengaja tidak memberitahu Bagas karena aku yakin kalau dia tahu dia pasti akan memaksa akan ikut. Dan itu berarti besar kemungkinan Renata tidak akan ikut. Aku tidak tahu apa yang ada dalam otakku hingga berani seperti ini.

Lagi-lagi Nata membuatku tercengang, ketika Diah mau masuk mobil dengan sigap dia membukakan pintu mobil untuk Diah. Memang sih Bagas juga selalu seperti itu namun melihat dia yang super duper cuek bersikap seperti itu rasanya sesuatu banget. Belum lagi selama di perjalanan dia menyandarkan kepala Diah yang sedang tertidur di bahunya, membuatku agak meradang.

"Masih lama ya ka'....?" tanya Val yang masih memejamkan mata

"Sabar.....ya kira-kira satu jaman deh baru sampai.." pandanganku tetap fokus kedepan meskipun aku merasa agak lelah menyetir selama kurang lebih hampir satu jam

"Lammanya......." Val meniru nada bicara sebuah film kartun membuatku tersenyum

"Kalau cape' biar aku yang nyetir..."tiba-tiba Nata myeletuk dari belakang yang hanya kulihat dari kaca spion,sepertinya obrolan kami berhasil membuatnya terbangun

"Whatttt....??" Val segera membalikkan badannya melihat Nata dengan ekspresi tidak percaya

"Apa lagi Val....kan niat aku baik....lagian kasihan ka Andini dari tadi nyetir.." lihatkan lagi-lagi dia bersikap so' manis

"Emang kamu bisa nyetir..........??"

"Ya elah...ni anak ga percayaan banget sih......ade'ku yang manis meskipun aku dari kampung gini-gini aku bisa nyetir kali'........"ujar bagas sambil memajukan badannya dan menjitak bagian depan kepala Val

"Auuuu...sakit tahu...terus selama ini kenapa ga bilang..."Val masih memegang kepalanya yang berhasil di jitak oleh Nata

"Idih...ngapain harus ngomong...yang ada nanti aku dijadikan supir pribadi lagi...ogah de.." ujarnya sambil menggidikkan bahunya. Perdebatan mereka membuatku harus menahan tawa. Apalagi Nata selalu berhasil membuat Val kesal.

"Kalian ga perlu berdebat..aku masih bisa kok..lagian aku yang ngajak.." aku mecoba menyudahi perdebatan mereka

"Emang betulan masih sanggup....?" tanya Nata untuk memastikan kalau aku betul sanggup

"Iyya...udah pernah kok bawa mobil untuk perjalanan jauh.."aku melihatnya sekilas dan tak lupa tersenyum padanya

"Ya udah....biar adil ntar kalau balik biar aku yang nyetir......" dia kembali menyandarkan badannya dan kembali menutup matanya sedangkan Val udah dari tadi sudah melanjutkan tidurnya. Berhubung mereka tertidur untuk mengurangi rasa sepi aku menyalakan radio yang kebetulan memutarkan lagu-lagu favoritku.

************

Yeeesss...Akhirnya sampai juga, namun sebelum menuju pulau itu aku menitipkan mobilku yang memang sudah di sediakan untuk para pengunjung. Untuk menuju pulau itu kami harus menyewa sebuah perahu motor yang kira-kira cukup untuk 20 orang. Dengan uang sewa yang menurutku lumayan murah akhirnya kami mendapatkan perahu motor yang bersedia mengantar kami. Selama di perahu motor aku melihat betapa perhatiannya Nata terhadap Diah meskipun sebenarnya dia juga perhatian sama aku dan Val namun rasanya kok perhatian ke Diah sangat berlebihan.

"Aaahhhhhhh...ada apa denganku.....toh itu urusan mereka.....lagian Val saja tidak pernah komplain dengan mereka....kenapa justru aku yang cemburu eh maksudku iri gini sih.." tanpa ku sadari aku menggeleng-gelengkan kepalaku yang ternyata di perhatikan oleh Nata

"Kepala kamu sakit...." entah kenapa aku mendengar nada khawatir di suaranya.

"Please berhenti bersikap so' manis begitu.." jeritku dalam hati

"Oh..aaa..aaku..ga apa-apa.." jawabku gugup sambil mengalihkan pandanganku ke laut lepas. Kulirik dia hanya menganggukan kepalanya dan segera berlalu di hadapanku.

Sampai di pulau lagi-lagi dia bersikap gentle, dengan sigap dia mengangkut barang bawaan kami ke villa yang sebelumnya sudah di sewa. Awalnya aku menolak namun dia tetap memaksa karena dia tahu kalau kami lelah mengingat perjalanan yang cukup jauh. Karena apa yang dikatakannya memang benar aku hanya menurutinya saja.

Benar kata orang, melihat pemandangan yang disajikan oleh alam sungguh sangat indah. Hamparan pasir putih yang bersih dan warna laut yang biru bening menampilkan penghuni laut yang sangat mengagumkan. AKu seperti tertarik ke dalam pesona keindahan alam sampai-sampai aku baru tersadar ketika kudengar suara ceburan air. Merasa penasarn aku pun melihat asal suara ceburan tersebut dan ketika dia keluar dari air dengan baju yang basah membuat perutnya tunggu dia punya abs...?? oh my god kenapa dia terlihat begitu seksi. Sial banget si Nata berhasil membuatku seperti perempuan genit....

Sesi liburannya masih bersambung........:)

Maunya update semua tapi aku lagi sibuk ini juga cuma curi-curi waktu (tu kan jadi curhat...)

See u and thanks.....:D



Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro