Chapter 7
Seorang gadis berambut pirang tampak menyeret seorang gadis dengan rambut mencolok, diikuti seorang gadis lagi di belakangnya. Gadis berambut pirang menyeret sahabatnya kasar, bak ibu-ibu yang menyeret anaknya karena ketahuan bolos di warnet. Sedangkan gadis yang diseret berontak nggak karuan.
Sesampainya di kelas, seorang gadis berambut panjang indigo tampak keheranan melihat kedua rekannya yang sedang 'seret-menyeret'.
"Wih ada apa nih?" ucap Hinata, Si gadis berambut indigo.
"Heh, itu makan siang gue kenapa lu makan?" tanya Tenten.
"Oh ini punya lu? Gue kira ada yang ngirimin gue makan siang, jadi gue makan. Kan ini meja gue," jawab Hinata sambil meringis.
"Lu pikir Naruto mau nganterin makanan?"
"Ya siapa tahu, kenapa tuh?" tanya Hinata.
"Lihat aja," jawab Tenten.
Sakura yang sudah lepas dari cengkeraman Ino sudah bersiap dengan paket sembur tanpa batas, plus hujan lokal.
"Ngapain lu nyeret gue kesini!? Gue masih mau ngehajar si Neji," teriak Sakura.
"Lu mau kemana hah? Masih mau bikin masalah?" teriak Ino tak mau kalah sambil berusaha menahan lengan Sakura agar tidak kembali membuat keributan.
"Lah, kok bawa-bawa nama kakak gue ya?" ucap Hinata kebingungan.
"Tadi tuh gini ceritanya......
FLASHBACK
Beberapa menit yang lalu, Sakura yang sudah meledak-ledak menggebrak salah satu meja kantin dengan kasar. Sasaran utama diduga bernama Hyuga Neji, niat Sakura sih mau bikin perhitungan sama si Neji. Sakura nunjuk salah satu siswa di meja itu. Eh taunya yang disebut siapa, yang ditunjuk siapa.
"HEI NEJIII!!"
Sasuke yang lagi makan siomay segera mendongak saat merasa ada yang menunjuk ke arahnya. Ia melihat keadaan sekitar, semua pandang tertuju pada mereka. Sasuke melirik Neji yang hanya senyam-senyum nggak jelas. Ada yang nggak beres nih.
Ia kembali menatap gadis di depannya, rambut pink, brutal, tepos, adik kelas deh kayaknya. Kayak pernah lihat, tapi dimana? Gadis itu terlihat sangat marah.
"Gue?" tanya Sasuke datar.
"Iya siapa lagi!!" ucap Sakura.
"Wah Ra kelihatannya elu..." ucap Naruto berusaha menjelaskan.
"Diem lu!!" potong Sakura.
"Tontonan gratis," ucap Sai sambil mengeluarkan hp nya.
Sasuke kemudian melanjutkan acara makan siomay nya. Sakura yang merasa tidak ada tanggapan dari Sasuke pun geram. Ia menarik dasi Sasuke.
"Punya telinga nggak!!?" kata Sakura sewot.
Sasuke hanya menatap gadis di depannya dengan tatapan menyelidik. Ia tersenyum samar, belum ada seorang gadis dengan keberanian penuh yang berani berbicara dengannya menggunakan nada tinggi.
Semua orang terkejut melihat kelakuan Sakura, termasuk Ino. Gadis cantik itu menutup mulutnya malu, sebelum Sakura semakin bertingkah Ino segera menarik lengannya dan membawa Sakura pergi. Mengabaikan teriakan Sakura yang semakin menjadi-jadi.
FLASHBACK OFF
Hinata manggut-manggut mengerti setelah mendengar penjelasan dari Tenten.
"Jadi 'salah sambung' gitu ceritanya?" ucap Hinata.
"Ya gitu lah."
"Gue nggak bakal ngelepasin Neji gitu aja!!" ucap Sakura.
"Udah Ra, jangan bikin malu!" ujar Tenten.
"Mentang-mentang lu suka sama Neji, lu lebih ngebelain dia."
"Siapa yang ngebelain dia? Emang lu tau siapa yang tadi lu tunjuk?" ucap Tenten tak terima.
"Ya Neji lah."
"Lu emang nyebut namanya Neji Ra, tapi lu nunjuk Kak Sasuke," sela Ino dengan nada emosi. "Duh malu banget gue."
"Mana bisa, itu yang namanya Neji," ucap Sakura ngotot.
"Nah sok tahu nya kambuh."
"Bener kok dia yang namanya Neji, Tenten sendiri yang bilang ke gue."
Tenten yang melanjutkan makan siangnya kaget.
"Kapan gue bilang gitu ke elu?"
"Kemarin lu bilang kan kalau Neji itu yang rambutnya...."
"Yang rambutnya apa hah? Yang rambutnya apa?" ucap Tenten yang juga ikutan emosi.
"Yang...."
"Ini nih jadinya kalau temennya ngomong nggak didengerin dulu."
Sakura celingak-celinguk bingung. Masa iya Sakura salah ngelabrak orang.
"Masa yang tadi itu bukan Neji?" tanya Sakura pelan.
"Bukan," jawab Ino, Tenten, dan Hinata bersamaan.
"Terus gimana dong," ucap Sakura setelah menyadari kesalahannya.
"Ya minta maaf mau gimana lagi," kata Ino.
"Lu tahu nggak Ra?" tanya Hinata dengan muka yang diserem-seremin.
"A...apa?"
"Kak Sasuke itu murid kesayangannya Orochimaru sensei, yang waktu itu nyeret lu ke BK. Dan pastinya sifat mereka nggak jauh beda kan."
'Gurunya aja sangar kayak gitu, apalagi muridnya,' batin Sakura.
"Itu mah belum seberapa Nat. Ra, lu tau nggak Pak Fugaku, manager sekolah?" tanya Ino.
"Ya tahulah, masa sama manager sekolah nggak tahu."
"Kak Sasuke itu anaknya manager sekolah kita, Pak Fugaku. Kalau dia sampai lapor ke bapaknya... Ck gue nggak bisa bayangin Ra," ucap Ino dramatis.
"Anaknya manager sekolah!!?"
Ino dan Hinata hanya mengangguk puas, merasa menang gitu. Seneng banget kalau sahabat sendiri menderita, kalau nggak gitu bukan sahabat namanya.
"Aduh gimana nih, bisa-bisa gue dikeluarin dari sekolah," teriak Sakura sambil jambak-jambak rambutnya sendiri.
"Ya udah tinggal minta maaf aja gampang kan."
"Malu tauk."
"Oalah punya malu to?" sela Tenten.
"Serah lu aja deh, tapi kalau lu kenapa-napa kita nggak ikutan lo ya," ucap Hinata.
"Ya udah deh, besok gue minta maaf. Tapi anterin gue ya No," ucap Sakura dengan jurus melas.
"Kok gue?"
"Udah anterin aja No," balas Hinata.
☆Tbc☆
See you next time 😘
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro