Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 6

     Sepulangnya dari tempat les, Sakura langsung pulang ke rumah. Ia membuka pintu rumahnya, sepi karena orang tuanya bilang sedang ada urusan.

  "Nggak ada yang mau ngasih kejutan gitu? Ortu lagi ada urusan, doi nggak punya, temen biasa aja, kakak? Lah jangan diarepin," ucap Sakura sebal sambil berjalan ke arah kamar.

     Sesampainya tiba di depan kamar, ponselnya berdering. Ia kemudian meraih ponselnya, Ino menelpon.

  "Ya halo?"

  "Ra, gue lupa kalau hari ini ulang tahun lo," ucap Ino dari telepon.

  "Iya, terus?"

  "Ya... Selamat ulang tahun."

  "Gitu doang?"

  "Iya... Yaudah bye."

  "Hm." Sakura menutup sambungan telepon dengan hati jengkel.

  "Kirain mau ngapain."

     Ia membuka pintu kamar, dan pemandangan di dalam kamar membuatnya hampir lari saat itu juga.

  "Gua pikir tuyul," gumam Sakura saat ia melihat mahluk berambut merah sedang duduk di tempat tidurnya sambil makan mi.

  "Ngapain pulang?" lanjutnya.

  "Kejutan!!"

  "Hm."

  "Nggak terkejut ya?"

     Nggak terkejut pala lo! Dia aja hampir kabur gara-gara lihat elu. Setan emang.

  "Ngapain pake pulang segala? Sekalian aja sono gabung sama Akatsuki, nggak usah pulang," jawab Sakura datar.

  "Nggak kangen nih sama kakak?"

  "Nggak."

  "Masa? Kemarin siapa yang telpon kakak sambil nangis-nangis?" godanya.

     Sakura melirik ke kanan dan ke kiri, mencoba menghindari pertanyaan sang kakak.

  "Ya udah, kalau nggak kangen kakak balik lagi ke Akatsuki," ucapnya sambil berlalu.

  "Nggak usah!!" teriak Sakura kemudian menghambur ke pelukan sang Kakak.

  "Kakak tahu sendiri kan, kalau aku nggak bisa pisah sama Kakak lebih dari satu bulan," ucap Sakura.

  "Tahu kok," ucap Sasori sambil membalas pelukan Sakura.

  "Kakak kerjanya di Akatsuki sini aja, nggak usah jauh-jauh."

  "Iya, kakak kerjanya nggak jauh kok. Selamat ulang tahun ya adik kecil."

  "Aku udah gede," ucap Sakura sebal karena dianggap anak kecil.

  "Bikin mi ga bagi-bagi." Sakura melirik Sasori sinis.

  "Tinggal satu, itupun nemu di lemari dapur."

  "Itu punya aku!!!"

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

     Sasuke sedang duduk manis di bangku depan rumahnya. Ia melihat status teman-temannya, di setiap status pasti ada tagar #hbdqueenblossom.

  "Kaya nggak asing."

     Sasuke mengingat-ingat lagi. Ia kemudian melihat terakhir kali ia chat.

  "Jadi dia yang ulang tahun, kok gue penasaran ya dia kaya gimana," batin Sasuke.

  "Nggak pakai foto profil lagi, tapi yang pasti dia cewek."

     Itachi menghampiri adiknya yang sedang duduk santai, ia duduk disamping adiknya.

  "Dek emang wajah kakak mirip sama Neji ya?" tanyanya, meminta pendapat si adik.

  "Nggak, wajah kakak kan limited edition, langka. Mana mungkin mirip sama Neji," balas Sasuke ngasal, tapi benar.

  "Soalnya tadi ada anak yang bilang kalau kakak sama Neji mirip."

  "Itu anak mabok kali Kak."

  "Itachi!" teriak sang ibu dari dalam rumah.

  "Dipanggil Emak tuh."

  "Ya udah, Kakak masuk dulu."

     Ponsel milik Sasuke berbunyi, ada satu pesan belum terbaca dari Saku_blossom🌸.

Saku_blossom🌸
Pagi-pagi makan kue
Jangan lupa ke pasar minggu
Kapan lo minta maaf ke gue
Gue tunggu

Sasuk.e
Stasiun luar angkasa namanya NASA
MASA?

Saku_blossom🌸
Mangga dibelah Adi dan kakaknya
Plis lah APA SUSAHNYA!!

  Sasuk.e
Boneka Annabelle, boneka voodoo
BODO!!

Saku_blossom🌸
Gue tunggu besok, besok deadline.
Kalo besok belum juga minta maaf, sorry gue bakal ngeluarin elu dari sekolah.

Si ateng bawa kayu,
Tengkyu

     Sasuke tersenyum sekilas melihat pesan terakhir dari gadis itu. Mari kita lihat besok.

***

     Hari ini jam pelajaran biologi di kelas Sakura, pelajaran baru saja berakhir beberapa menit lalu. Sakura masih setia duduk di bangkunya. Ia melepas jas almamaternya, menyisakan kemeja putih dengan lengan pendek dan dasi berwarna hitam. Kelas sudah sepi, hanya ada Sakura dan Ino di kelas.

  "Ra, makan bareng yuk," ajak Tenten yang sudah berdiri di depan pintu kelas.

  "Yuk, tapi di kelas aja ya, gue males ke kantin."

  "Iya, gue ambil kotak makan dulu. Ino ikut nggak?" tanya Tenten pada Ino yang masih duduk di bangkunya.

  "Ikut."

     Sakura mengeluarkan kotak makannya dan meraih botol minum yang ditaruh di sisi kiri tas.

  "Ino, minta saus," ucap Tenten sambil menyentuh bahu Ino.

  "Nih." Ino menuangkan saus ke makanan Tenten bak menuangkan jus.

  "Pelan-pelan kali No, belepotan kan jadinya," kata Tenten.

  "Ya selow dong, kagak usah ngegas.  Ra, minta tisu," ucap Ino sambil mengulurkan tangannya pada Sakura.

  "Bentar."

     Sakura meraba-raba kolong meja untuk mencari tisu. Bukannya menemukan tisu, ia malah menemukan sepotong kertas bertuliskan.

'Ra, gue minta maaf udah ngerjain elu. Maaf udah ngata-ngatain elu tepos. Maafin gue ya Ra. Gue nggak tahu mesti ngomong apa lagi. Tapi jujur, elu emang tepos.'

~H. Neji~

      Semula Sakura senyam-senyum penuh kemenangan gitu, nggak taunya yang belakang bikin darah naik ke ubun-ubun.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

  "Eh Neji, kertasnya udah lu taruh di mejanya Sakura?" tanya Naruto pada Neji yang duduk di sampingnya.

  "Udah, santai aja."

  "Ya udah berarti gue nggak perlu khawatir."

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

     Sakura menyobek kertas itu menjadi empat, kemudian meremasnya secara asal.

  "Ra tisunya mana?" ucap Ino.

BRAKK

  "Astaghfirullah hal adzim," ucap Ino dan Tenten bersamaan karena terkejut ketika Sakura menggebrak meja.

     Bukannya menjawab pertanyaan Ino, Sakura kemudian keluar kelas dengan langkah cepat.

  "Sakura kenapa No?"

  "Mana gue tahu, orang gue cuma nanya mana tisunya."

  "Kita ikutin yuk, jangan-jangan Sakura kesurupan setan penunggu papan tulis," ucap Tenten ngawur.

  "Yuk!"

     Sakura melangkah cepat menuju ke arah kantin. Tujuannya saat ini adalah mencari Neji. Ia tahu betul dimana biasanya Naruto dkk berkumpul.

  "Ra mau kemana?" ucap Ino yang berusaha mensejajarkan langkahnya dengan Sakura.

  "Diam!!"

     Sakura berbelok di ujung lorong, menuju ke kantin. Melihat Sakura berjalan kearah mereka berada dengan ekspresi marah, Neji sudah bersiap-siap untuk lari.

  'Gawat, Sakura kesini,' batin Neji.

     Sakura yang masih diikuti oleh Ino dan Tenten semakin dekat, sedangkan Neji mulai berdiri.

BRAKK

     Sakura menggebrak meja, membuat semua pasang mata memandang kearah mereka, mengingat saat ini mereka sedang berada di kantin. Neji sudah benar-benar siap untuk lari, tinggal lari. Sakura menunjuk menggunakan jari telunjuknya.

  "HEI NEJI!!!!!"

  "Hah Neji?"

  "Neji?"

  "Kok Neji sih?"

☆TBC☆

Hayoloh Sakura ngapain.


See you next time 😘

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro