Chapter 44
"Dia bilang gitu?" Sasuke tampak berbicara dengan seseorang di telepon.
"Iya, aku nggak suka dia bilang begitu," ucap seseorang di seberang sana.
"Tenang dulu Zero Two."
"Nanti kalau dia jadi orang ketiga gimana? Nanti kalau dia rebut posisi aku gimana?"
"Tenang aja nggak akan kok," jawab Sasuke.
"Kamu yakin?"
"Iya yakin...."
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Di sebuah kelas, tampak tiga orang pemuda yang saling bercakap-cakap.
"Sasuke final olimpiade kapan?" tanya Sai.
"Besok lusa."
"Cepetan berangkat gih, bosen gue lihat muka lo," ucapnya yang kemudian dibalas gumaman tidak jelas dari Sasuke.
Perhatian, adegan di atas hanya bisa dilakukan oleh orang profesional. Cuma sahabat nggak berbudi pekerti yang bisa bilang begitu, temen biasa nggak mungkin ngomong semacem itu soalnya.
"Wah nggak nyadar ya, bentar lagi kita lulus," ucap Naruto.
"Iya ya, tinggal beberapa bulan lagi. Tapi gue nggak yakin lo lulus," ucap Sai setengah sadar.
"Kurang ajar!" Naruto memukul Sai menggunakan sendal gunung milik Neji yang kebetulan lupa dimasukin ke loker.
"Apaan sih Nar, gitu doang. Gak tau apa becanda? Baperan lu," ucap Sai sambil mengusap-usap kepalanya yang baru saja digetok sama Naruto.
"Becanda lu bikin gue kesel kambing!!"
"Oh lu ngajak bergelut!?" Sai nyolot.
"Bergelut? Tengah-tengah hari ini kau ingin bergelut? Kuy lah batumbuk kita!!" Naruto bangkit dari tempat duduknya kemudian meraih kotak makan di meja Sasuke.
"Woy Tupperware Emak gua!! Taruh balik!" ucap Sasuke.
Naruto mengembalikan kotak makan itu ke tempat semula, dan beralih mengambil sandal gunung milik Neji yang tadi ia pakai untuk menyadarkan Sai yang rada ngelantur.
"Tumbuklah, dapat duid aku!" Sai mengambil sebuah benda yang berada di pojokan, senjata andalan ras terkuat di muka bumi, sapu.
"Kalian kalau mau gelut noh di lapangan basket. Kebetulan lagi kosong," ucap Sasuke sambil beranjak dari tempat duduknya.
"Lo mau ke mana?" tanya Sai.
"Ada urusan," jawab Sasuke singkat.
"Oke ayo!" Naruto berjalan keluar menuju lapangan basket sambil berlagak sok-sokan narik kerah, begitupun dengan Sai yang sok benerin dasi.
Sasuke bodo amat sama mereka berdua. Tiap hari siklus hidup mereka ya tetep kayak gitu, nggak ada yang berubah. Dimulai dari ngomongin hal nggak jelas, dan berakhir dengan gelut sama hal sepele.
Ia melangkahkan kakinya menuju perpustakaan. Karena ia tahu tempat itulah yang paling cocok untuknya saat ini.
Sasuke berjalan mengikuti jajaran rak buku di perpustakaan untuk menemukan buku yang mungkin menarik atau mungkin berhubungan dengan materi olimpiade. Hingga sebuah buku menarik perhatiannya. Namun, ketika ia mengambil buku itu ada seseorang yang juga ingin mengambil buku yang sama.
"Eh? Kak Sasuke?"
Sasuke nggak mungkin lupa sama suara itu kan? Itu suara Sakura. Ia mengembalikan buku tersebut ke tempatnya.
"Ambil aja," ucapnya.
"Nggak papa kok," ucap Sakura sambil menggelengkan kepalanya. "Kalau Kak Sasuke lebih butuh, Kak Sasuke aja yang ambil."
"Nggak perlu," jawab Sasuke sambil berlalu.
"Kak Sasuke!" Sakura menyusul langkah Sasuke yang berjalan keluar dari perpustakaan.
"Kak tunggu!" ucap Sakura sedikit berteriak.
Sasuke menghentikan langkahnya, dan beberapa detik kemudian Karin lewat sambil melambaikan tangannya pada Sasuke. Sedangkan tanggapan yang diberikan oleh Sasuke sama seperti biasa, muka datar tanpa ekspresi. Tapi kali ini Karin juga sama masa bodoh nya, ia tetap berjalan sambil bercakap-cakap dengan beberapa orang temannya.
"Kak Sasuke...."
"Apa?" ucap Sasuke singkat.
"Misinya... Gimana?" ucap Sakura hati-hati. Ia tidak ingin ada yang salah dengan perkataannya.
Sasuke berbalik menatap Sakura yang notabenenya lebih pendek.
"Lo berhasil kok jalanin misinya, sukses banget malah," ucap Sasuke dingin.
Sakura diam. Ia tidak paham apa maksud Sasuke.
"Sekarang misi lu selesai, udah tamat," ucap Sasuke.
Lagi-lagi Sakura tidak bisa menangkap maksud Sasuke. Sasuke itu hobi banget bikin kata-kata ambigu.
Sasuke tampak menggertakan giginya beberapa saat, "Mulai sekarang jangan deketin gue lagi. Anggap aja kita nggak pernah ketemu, anggap lo nggak pernah kenal sama gua," ucap Sasuke penuh penekanan.
"Kak...." Suara Sakura bergetar, tetapi Sasuke meninggalkan Sakura seakan tanpa rasa bersalah.
Inikah sifat asli Sasuke? Inikah sisi yang tidak dikenal oleh Sakura?
Sasuke kemudian pergi menuju lapangan basket dan melihat Sai dan Naruto yang sedang one on one. Gelut? Nggak, mereka main basket. Gelut nya dicancel dulu.
"Udah balik?" tanya Naruto yang masih berfokus men dribble bola.
"Hn."
Naruto melempar bola kepada Sasuke yang langsung ditangkap olehnya.
"Ayo main sampai jam pelajaran terakhir," ucap Naruto.
"Kok lu bolos ngajak-ngajak temen sih? Sesat lu," ucap Sai.
"Ayo," balas Sasuke singkat.
"Woy kenapa lu ikut-ikutan!?" Sai bingung dengan tingkah Sasuke.
Sasuke itu anti banget sama yang namanya bolos. Kalau Naruto sama Sai sepakat buat bolos bareng biasanya Sasuke ogah ikut-ikutan, atau malah dia yang biasanya mencegah duo banyak ulah ini agar nggak jadi bolos. Tapi kali ini entah habis kepentok apa, dia tiba-tiba ikut bolos bareng Naruto dan Sai.
"Halah lu juga pengen bolos kan sebenernya?" ucap Naruto sambil melirik Sai.
"Kalau ada temennya kenapa nggak?" jawab Sai. Seenggaknya kalau dihukum dia nggak sendiri kan, ada teman-teman seperjuangannya yang juga ikutan dihukum.
^^^
Sakura keluar kelas dengan keadaan yang dirinya sendiri juga bingung. Dulu, Sakura ingin misi dari Sasuke cepat selesai. Tapi setelah Sasuke menyatakan bahwa misinya berakhir, ada sesuatu yang menyakiti hatinya. Terlebih pernyataan Sasuke setelahnya, yang ingin agar dia menjauh dan menganggap semua tidak pernah terjadi. Hal itu lah yang membuat hatinya semakin hancur.
Sakura berusaha mati-matian menahan tangis. Aneh kan kalau cewek yang terkenal bar-bar tiba-tiba jadi cengeng cuma gara-gara masalah cinta, sedangkan orang di sekitarnya menganggap ia sebagai pribadi yang kuat dan tahan banting.
"Kok gue sekarang jadi lemah ya," ucap Sakura pelan.
Ia berjalan dengan pandangannya tertuju pada tanah yang ia pijaki. Kenapa baru sekarang? Kenapa nggak waktu Sakura masih benci banget sama Sasuke waktu itu? Kenapa harus waktu Sakura berada di fase 'sayang-sayangnya' ke Sasuke?
Mendung sisa-sisa hujan beberapa saat lalu masih berarak di atas sana. Sakura mengalihkan pandangannya ke tempat sekitar, dan tidak sengaja penglihatannya menangkap sosok Sasuke dan Zero Two dibawa pohon maple.
Keduanya tampak berbincang-bincang membahas sesuatu. Zero Two bercerita dengan semangat, dan beberapa saat kemudian Sakura melihat pemandangan yang belum pernah sekalipun dilihatnya. Sasuke tertawa.
Jangankan tertawa, senyum Sasuke aja Sakura jarang lihat. Sedangkan di sini Sasuke bisa tertawa lepas ketika bersama dengan Zero Two.
"Aku tau kok aku siapa, aku cuma pacar pura-pura kamu. Sekarang udah nggak lagi malah," ucap Sakura sambil tersenyum miris.
'Jadi ternyata Zero Two gebetan cantik Kak Sasuke yang selama ini diceritain sama Kak Itachi.'
^^^
~Rumah keluarga Yamanaka
"Iya tunggu sebentar," ucap seorang gadis berambut pirang sambil berjalan menuju pintu.
Ketika pintu terbuka, sosok yang berdiri di depan pintu membuatnya kebingungan sekaligus terkejut.
"Sakura lo potong rambut!?" ucap Ino.
"Loh Sakura?" Hinata yang kebetulan juga di sana melongok dari belakang Ino.
Sakura tidak menjawab pertanyaan dari Ino dan Hinata. Ia tetap menunduk.
"Masuk dulu," ucap Ino mempersilahkan.
Sakura, Ino, dan Hinata kini sudah berpindah ke kamar Ino.
"Kenapa lo tiba-tiba potong rambut Ra?" tanya Ino.
"No, mestinya dulu gue bersyukur ya belum pernah ngerasain jatuh cinta," potong Sakura.
"Kenapa?" Ino terkejut dengan pernyataan Sakura. Ia menoleh pada Hinata yang juga sama terkejutnya.
"Mestinya dulu gue nggak usah bikin masalah sama dia. Gue beneran berharap kalau gue nggak pernah kenal sama dia," ucap Sakura dengan tangis tertahan.
"Ra ada masalah apa sih?" tanya Hinata berusaha menenangkan Sakura.
"Kak Sasuke minta supaya aku jauhin dia."
"Hah!? Kok bisa!?" Hinata terkejut, pasalnya hanya dia yang tau perasaan Sasuke pada Sakura diantara tiga bersahabat itu.
"Coba deh cerita pelan-pelan," ucap Ino sambil mengusap punggung Sakura, berusaha memberi ketenangan.
Sakura menceritakan semuanya dari awal. Mulai dari Sasuke yang mulai bersikap dingin padanya, kedekatan Sasuke dengan anak SMA depan, hingga Sasuke yang memintanya untuk menjauh.
"Gue pengen tetep temenan sama dia, asal dia nggak nyuruh gue buat jauhin dia. Gue lihat orang-orang di sekeliling gue waktu jatuh cinta kelihatannya enak banget, ternyata ini ya yang namanya cinta?"
Hinata dan Ino hanya bisa saling pandang mendengarkan seluruh curahan hati Sakura.
"Kenapa sih gue harus jatuh cinta sama dia? Kenapa nggak orang lain." pertahanan Sakura mulai hancur.
"Ra... Lo nggak bisa ngatur mau jatuh cinta sama siapa, jatuh cintanya kapan, cinta itu datangnya tiba-tiba nggak mandang latar belakang seseorang," ucap Ino.
"Atau jangan-jangan dia emang sengaja ya No, deketin gua trus tiba-tiba pergi gitu aja...." Sakura mengusap air mata yang mengalir di pipinya.
"Ra jangan kayak gini...." Ino menatap Sakura dengan tatapan miris, Sakura benar-benar berbeda dari biasanya.
"Tapi seharusnya gue sadar diri dari awal, kalau gue itu nggak cocok sama dia, gue bukan tipenya."
"Ra cukup...."
"Jatuh cinta menyakitkan...." Sakura menunduk dalam-dalam.
Ino menarik Sakura kedalam pelukannya, sedangkan Sakura masih menumpahkan kesedihannya.
"Ketika lo udah siap jatuh cinta, lo juga harus bersiap menerima resikonya," ucap Ino sambil membelai rambut Sakura. "Resiko kalau ternyata dia nggak punya perasaan yang sama, resiko kalau ternyata dia udah ada yang punya...."
Sakura tidak bisa menjawab pernyataan Ino. Sedangkan Hinata menatap Sakura dengan tatapan sendu.
'Apa gue bilang ke Sakura aja ya kalau sebenarnya Kak Sasuke juga suka sama dia... Nggak, belum tentu perasaan Kak Sasuke masih sama,' ucap Hinata dalam hati.
"Nggak papa Ra. Masih banyak cowok di luar sana yang lebih baik dibanding Kak Sasuke," ucap Ino sambil mengusap punggung Sakura lembut.
"Gue yakin lo masih bisa tetap hidup tanpa dia," ucap Hinata sambil mengusap bahu Sakura.
Cinta bisa menghianatimu, tapi sahabatmu tidak akan mungkin melakukan itu.
^^^
🔘Ino¥ama♡
♥810.267likes 💬1.733komentar 📂370bagikan
Yang nyakitin temen gue siap-siap aja diangkat pake lagu yang asik
@Hinata_2712 @Saku_blossom🌸
Pengangkut.peti.ghana
Ada yang mau kami gotong?
Ino¥ama♡
Apa gue tag aja ya orangnya
Hinata_2712
@Ino¥ama♡ jangan No, siapa tau besok berubah pikiran 😅
🔘Saku_blossom🌸
♥758.900likes 💬2.094komentar 📂316bagikan
Bikini bottom yang di dasar laut aja bisa kebakaran, apalagi aku yang lihat kamu ketawa-ketawa sama dia :)
.
Gila damage nya luar biasa :)
"Gue kasih kepercayaan buat jaga Sakura, malah ini yang dia lakuin?" ucap Sasuke.
☆Tbc☆
Siapa sih yang dimaksud sama Sasuke?
.
.
.
Hehehe aku balik 🙆😋
Nggak tau deh mau bilang apa lagi, dah gitu aja 😚😊
*Cast :
Yamanaka Ino : pasha_grusha
Hyuga Hinata : aleksandrina_ad
Haruno Sakura (di akunnya Ino) : anastasia.weeks
Haruno Sakura (di akunnya Sakura) : pasha_grusha
See you next time 😘
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro