Chapter 42
'Ternyata gini ya rasanya suka sama seseorang, tapi orang yang disuka udah ada yang lain.' Sasuke tersenyum pahit, akhirnya ia paham bagaimana perasaan para penggemarnya.
Sakura emang nggak nolak dia, tapi waktu Sakura ngaku kalau ia jatuh cinta Sasuke lebih baik memendam perasaannya.
Karena yang namanya cinta kadang memang tak harus diungkapkan, yang namanya berusaha belum tentu berakhir seperti yang diharapkan. Hidup itu berjuang, dan ditolak merupakan hal biasa dalam kamus kehidupan.
'Gue sayang sama lo, lo sayang sama yang lain.'
Kumenangis membayangkan betapa kejamnya dirimu atas diriku
Dibelakang Sasuke kini mengalun backsound 'hati yang kau sakiti' milik Rosa yang terputar dari televisi yang ditonton oleh ibu dan kakak iparnya. Hmm cocok deh timing nya.
Sasuke menoleh ke sumber suara, dan ia melihat sang ibu yang berjalan ke arahnya.
"Sasuke, kamu nggak usah sedih gitu," ucap Mikoto lembut sambil mengusap kepala Sasuke, sedangkan Sasuke menatap sang ibu dengan wajah bingung.
'Jangan-jangan Emak udah tau kalau gue suka sama cewek trus ditolak.'
Sasuke menatap ibunya terharu, mau gimana pun emak emang mahluk paling peka di dunia ini. Tak perlu bercerita, seorang ibu sudah tau apa masalah yang dialami oleh anaknya.
"Nggak papa Nak, itu cuma ftv biasa. Kamu nggak usah sampai sesedih itu, Emak juga nggak nyangka kok kalau ternyata ibunya si salomo itu cowok," ucap Mikoto dramatis dan masih dengan mengelus kepala Sasuke.
"Mak, makasih ya. Aku jadi lupa sama masalahku." Kata ajaib Mikoto berhasil membuat Sasuke lupa pada kesedihannya, walaupun sebenarnya yang dikatakan sama Mikoto nggak ada hubungannya dengan masalah Sasuke.
Satu poin lagi, emak emang mahluk paling ajaib. Cewek dari kelurahan mana yang bisa peka dan sayang sama kamu sebesar cintanya emak? Nothing.
Sedangkan di tempat lain.
Saku_blossom🌸
Kak Sasuke
Read
Saku_blossom🌸
Maaf ya payungnya masih kubawa
✅✅
Centang dua abu-abu doang bro. Sebenarnya Sakura cuma mau bilang kalau ia belum sempat mengembalikan payung milik Sasuke. Ia memakai payung tersebut saat dirinya terjebak hujan, sedangkan Sasuke yang waktu itu bawa payung malah hujan-hujanan. Dan sampai sekarang ia belum mengembalikan payung tersebut.
"Gini amat ya. 17 tahun lebih belum pernah tau sama yang namanya jatuh cinta, sekalinya jatuh cinta doi malah nggak peka."
^^^
"Ra lo mikirin apa sih?" Ino mendekati Sakura yang duduk di bangkunya, sedari tadi Sakura menunjukkan tatapan kosong dan Ino takut kalau-kalau ini anak ternyata kesambet.
"Ra?" Ino menepuk pundak Sakura pelan.
"Hm?" Sakura menoleh ke arah Ino.
"Lo kenapa sih?"
"Nggak papa kok," ucap Sakura sambil menggeleng pelan.
Ia bangkit dari tempat duduknya dan berjalan keluar kelas diikuti oleh Ino. Dari arah lorong menuju kantin ada Sasuke yang diikuti oleh beberapa orang fansnya. Gerombolan itu kebetulan lewat di depan kelas Sakura.
"Kak Sasuke!" panggil Sakura, tetapi Sasuke tak menghentikan langkahnya sama sekali.
"Nggak kedengeran kali, fansnya ribut gitu," ucap Ino.
"Mungkin."
Di lain tempat, ada seseorang yang sedang tersenyum penuh kemenangan.
"Lo lihat kan? Nggak mungkin kalau mereka beneran pacaran."
"Tayuya ganbatte," sahut orang di sampingnya.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Langit menggelap, sepertinya sebentar lagi akan turun hujan. Sakura membereskan buku-bukunya. Jam pelajaran berakhir sepuluh menit yang lalu.
"Sakura gue duluan ya," ucap Ino yang keluar kelas lebih dulu.
"Iya hati-hati," balasnya.
Saat ini kelas hanya berisi beberapa siswa yang tengah mencatat materi atau menunggu waktu ekskul. Sakura mengeluarkan sebuah payung lipat berwarna hitam dari dalam loker, ia akan mengembalikan payung itu pada Sasuke. Ia tidak ingin payung itu tertahan di tempatnya.
Sakura melangkahkan kakinya menuju kelas XII IPA A. Tetapi sesampainya di sana ia tidak melihat ada sosok Sasuke.
"Ada perlu apa Ra?" tanya Shikamaru yang kebetulan masih ada di kelas.
"Kak Sasuke kemana?" Sakura balik bertanya.
"Pulang, baru aja dia keluar," jawab Shikamaru.
"Oh ya udah, terimakasih ya."
"Iya."
Tidak menemui Sasuke, Sakura akhirnya memutuskan untuk pulang. Tetapi ketika sampai di depan sekolah ia melihat Sasuke sedang berdiri di bawah pohon maple dengan pose cool nya, wajah datar dan dingin, serta kedua tangan yang dimasukkan ke dalam saku celana.
Senyum Sakura mengembang. Ia berlari-lari kecil menghampiri Sasuke.
"Kak Sasuke," panggil Sakura, dan orang yang dipanggil pun menoleh kearah Sakura.
"Ini aku pulangin payungnya," ucap Sakura sambil memberikan payung berwarna hitam tadi.
Sasuke menerima payung tersebut tanpa mengucapkan sepatah katapun.
"Makasih ya," ucap Sakura lagi.
"Hn."
"Kak Sasuke kenapa nggak pulang?" tanya Sakura.
"Gue lagi nunggu seseorang," jawab Sasuke.
'Kak Sasuke nungguin siapa? Nungguin aku kah?' ucap Sakura dalam hati.
Wajah Sakura merona, jadi gini toh rasanya pulang sekolah ditungguin gebetan. Pantes aja Hinata sama Ino langsung buru-buru pulang kalau jam pelajaran usai. Katanya takut kalau pacarnya nunggu kelamaan.
"Sasuke," panggil seorang gadis berambut merah muda yang datang dari seberang jalan.
Sasuke mengalihkan pandangannya kearah sumber suara. Sedangkan gadis itu menghampirinya dengan senyum lebar.
Sakura menatap gadis yang baru datang tersebut dari ujung kaki hingga ujung kepala. Gadis itu lumayan tinggi walaupun tak setinggi Sasuke, warna rambut yang senada dengan rambut miliknya, syal merah yang membalut lehernya, dan dilihat dari seragamnya yang tampak berbeda, Sakura menduga ia anak SMA depan.
"Dia siapa?" tanya gadis itu pada Sasuke.
"Adek kelas," jawab Sasuke singkat.
"Oh adek kelas ya." gadis itu mendekati Sakura sambil manggut-manggut.
"Um... Perkenalkan saya Sakura," ucap Sakura memperkenalkan diri.
"Sakura? Hmm... Manis," ucap gadis itu yang membuat wajah Sakura semakin memerah. "Perkenalkan aku Zero two." Gadis itu balik memperkenalkan dirinya.
"A... Ah iya, salam kenal Kak."
Bulir-bulir air hujan mulai turun, dan lagi-lagi Sakura lupa tidak membawa payung. Semakin lama bulir-bulir air itu semakin membesar. Pasti akan hujan deras lagi hari ini. Jujur ia berharap Sasuke mau meminjamkan payungnya lagi.
Sasuke kemudian membuka lebar payungnya yang tadi diberikan oleh Sakura.
"Ayo, nanti kehujanan loh," ucap Sasuke.
Sakura tersenyum tipis, ia berusaha mati-matian agar wajahnya tidak memerah. Tapi sebelum dirinya melangkah menuju Sasuke, Sasuke mengatakan sesuatu lagi.
"Ayo Zero two."
Deg
"Iya. Sakura kami duluan ya," ucap gadis bernama Zero two.
Sakura masih mematung di tempatnya, sedangkan Sasuke dan Zero two berjalan menjauh di bawah payung yang sama. Sakura hanya bisa tersenyum miris, ia cukup tau dimana posisinya. Melihat kebersamaan mereka Sakura jadi ingat kata-kata tukang parkir, 'yak mundur.'
'Jadi ini yang namanya jatuh cinta?'
"Itu adek kelasmu nggak papa ditinggal? Kayaknya dia nggak bawa payung loh," tanya Zero two.
"Biarin."
☆Tbc☆
.
.
See you next time 😘
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro