Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 41

  "Kalau aja gue punya keberanian buat nyatain perasaan gue tadi, Sakura udah jadi pacar gue sekarang," gumam Sasuke. "Itupun kalau diterima sama dia sih, kalau ditolak ya nggak jadi," lanjutnya.

  "Tapi kalau perasaan ini tetep gue pendam, gue bakal nyesel kan?" Sasuke masih bergumam sembari berjalan menuju rumahnya. Di satu sisi ia ingin Sakura tahu tentang perasaannya, tapi di sisi lain ia bingung bagaimana cara mengatakannya.

     Baru saja masuk ke dalam rumah, Sasuke langsung disambut dengan tatapan aneh para anggota keluarganya.

  "Kenapa?" Sasuke bingung karena menurutnya seluruh penghuni rumah berbeda dari biasanya.

  "Udah pulang?" ucap Mikoto yang hanya dijawab anggukan dari Sasuke.

  "Wajahmu kenapa tuh? Habis jalan sama siapa tadi?" goda Izumi.

  "Dek, kakak sama Ayah mau ngomong sesuatu," ucap Itachi dengan raut wajah serius.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

     Sasori menatap Sakura yang duduk di depannya dengan tatapan menyelidik. Sejak pulang sekolah tadi Sakura senyam-senyum mulu. Ia jadi ragu apakah adiknya ini waras apa nggak.

  "Ra, dari tadi loh kakak lihat kamu senyam-senyum sendiri. Sekarang sambil main hp juga senyam-senyum sendiri, lihat apa sih?" tanya Sasori.

  "Lagi lihat fotonya cowokku," jawab Sakura yang masih fokus pada layar hp-nya.

  "Hah?"

     Sadar apa yang telah ia katakan barusan, Sakura langsung menutup mulutnya dengan tangan dan segera pergi menjauh dari Sasori.

  "Ra lu punya pacar!?" ucap Sasori setengah berteriak, tetapi Sakura tidak menggubris panggilan kakaknya.

     Sakura berlari menuju kamarnya, bakal gawat kalau sampai ia ditanyai yang aneh-aneh sama Sasori. Ia menutup pintu kamarnya dan duduk di jendela.

  "Ck kelepasan. Kenapa sih mulut gue kelepasan mulu dari tadi, sama kak Sasuke tadi juga gitu. Kalau sampai kelepasan lagi di depan kak Sasuke bisa gawat, apalagi kalau kelepasannya hal yang aneh-aneh," gerutunya.

     Jarinya menari-nari di atas layar hp, sedangkan tatapannya terfokus pada objek yang ada di hp-nya.

  "Kenapa sih mas gantengnya kelewatan gitu," ucapnya dengan mata berbinar.

  "Aku berharap kamu nembak aku loh, seriusan."

^^^

  "Hari ini ku akan menyatakan cinta, nyatakan cinta." Sasuke menyanyikan lagunya Vierra sambil memainkan gitar.

  "Cie yang mau nembak pujaan hati," ucap Naruto sambil menyikut lengan Sasuke.

  "Ciecie," ledek Sai.

     Sasuke menghentikan permainan gitarnya dan menatap malas kedua sahabatnya.

  "Diem," ucap Sasuke datar, singkat, padat, dan menusuk.

  "Saran gue ya Sas, lo kalau nembak cewek jangan natap matanya," ujar Sai.

  "Kenapa?"

  "Bikin grogi. Gue aja dulu waktu nembak Ino nggak berani natap matanya."

  "Jangan didengerin, sesat dia," sela Naruto.

  "Apaan sih lo ikut-ikutan," ucap Sai.

     Sasuke menatap Naruto dan Sai malas. Ia kemudian mengeluarkan hp-nya dan mengirim pesan kepada Sakura.

Sasuk.e
Ra, ke atap sekarang ya

     Selesai mengirim pesan tersebut, Sasuke bangkit dari tempat duduknya dan meletakkan gitar yang tadi ia mainkan.

  "Semangat ya," ucap Naruto dan Sai bersamaan dengan pose macam mbak-mbak cheerleaders yang lagi mendukung tim kebanggaannya.

     Merasa kalau tingkah keduanya sudah mulai memasuki fase abnormal, Sasuke berniat segera menjauh dari tempat itu agar tidak tertular kegajean mereka berdua. Namun, baru satu langkah ada seseorang yang memanggilnya.

  "Sasuke...."

  "Rin!! Lo mau apa?!" teriak Naruto karena Karin memanggil Sasuke secara tiba-tiba, jangan sampai Sasuke malah diikuti sama ini orang.

  "Sasuke mau kemana?" tanya Karin pada Sasuke, mengabaikan pertanyaan Naruto sebelumnya.

     Tetapi sebelum Sasuke menjawab, ia sudah memotong, "Mau nembak Sakura ya?"

     Awalnya Sasuke terkejut dengan pertanyaan Karin, tapi keterkejutannya itu tertutup oleh wajah triplek yang sudah ia punya sejak lahir. Lagian akhir-akhir ini Karin juga agak aneh kelakuannya.

  "Tenang aja pasti diterima kok. Percaya deh sama gue, gue jamin seratus persen."

  "HEH!!?" Naruto dan Sai cengo di tempat, sedangkan Sasuke hanya menatap Karin heran.

  "Sekarang cepetan pergi." Karin mendorong punggung Sasuke agar ia segera menemui Sakura.

  'Kesambet apaan Karin?' ucap Sasuke dalam hati sambil terus berjalan menuju atap sekolah.

  "Rin lo nggak papa?" ucap Sai sambil mendekati Karin.

  "Alhamdulillah sehat," jawab Karin dengan bangganya.

  "Rin lo makan apa tadi pagi!?" ucap Naruto sambil mengguncang-guncangkan bahu Karin.

  "Makan kare sisa tadi malem."

  "Kenapa dijawab!"

  "Lha kan nanya, ya gue jawab dong," ucap Karin santai.

  "Maksudnya lo nggak papa kalau Sasuke nembak Sakura?" tanya Sai.

  "Kalau dia emang bahagianya sama Sakura kenapa nggak."

  "Rin... Gue terharu Rin," ucap Naruto sambil nangis bombay. "Ini baru sepupu gue," ucapnya sambil menepuk-nepuk pundak Karin.

  "Gue udah suka sama orang lain soalnya, capek ngejar-ngejar dia yang tak mungkin tergapai," ucap Karin lalu duduk di salah satu bangku di kelas.

  "Owalah pantesan." Sai menatap Karin bosan.

  "Sama siapa Rin?" tanya Naruto.

  "Yang meranin karakter LeFou, pengawal setianya Gaston waktu drama kemarin."

     Sedangkan di tempat lain, Sasuke yang menuju atap sekolah secara kebetulan bertemu dengan Sakura yang memiliki tempat tujuan yang sama.

  "Sakura," panggil Sasuke, dan orang yang dipanggil pun menghentikan langkahnya.

  "Kak Sasuke...."

  "Kebetulan bareng," ucap Sasuke, setelah itu tidak ada lagi percakapan di antara mereka hingga di atap.

     Sesekali Sasuke melirik Sakura yang dari tadi senyam-senyum sambil menatap ponsel di tangannya. Cewek itu kadang tiba-tiba jadi salting, menutup wajahnya malu-malu, dan kadang menatap Sasuke sambil tersenyum juga.

  'Haduh senyumnya,' batin Sasuke.

     Seluruh siswa yang melihat mereka pasti bilang kalau mereka memang cocok pacaran, rumor mengenai Sasuke dan Sakura yang berpacaran menyebar dengan cepat setelah Sakura digendong Sasuke ke UKS waktu itu. Tapi diantara semua itu, pasti ada aja kaum haters yang nggak rela mereka bersama.

  "Tayuya, lihat deh," ucap Kin sambil menunjuk Sasuke dan Sakura yang kebetulan lewat di depan mereka.

  "Makin hari mereka makin deket masa," sela Sara.

  "Tenang aja, mereka nggak pacaran kok," jawab Tayuya santai.

  "Lo yakin banget sih," ucap Sara.

  "Iyalah, orang Sakura itu pacarnya Gaara," ucap Tayuya.

  "Hah!?" Kin dan Sara terkejut dengan pernyataan Tayuya barusan.

  "Kalian inget sama drama waktu ulang tahun sekolah kemarin?" tanya Tayuya pada kedua temannya yang kemudian jawab anggukan oleh Kin dan Sara. "Mereka bertiga terlibat dalam drama kan?" lanjutnya.

  "Terus buktinya kalau Sakura sama Sasuke nggak ada hubungan dan Gaara sama Sakura pacaran apa?" tanya Kin heran.

  "Dengerin dulu," ucap Tayuya.

     Kin dan Sara mendekat pada Tayuya.

  "Waktu itu gue nggak sengaja lihat Gaara sama Sakura mau gladi drama, Sakura kelihatannya excited banget waktu ketemu sama Gaara dan begitupun sebaliknya. Mereka ngobrol-ngobrol sebentar lalu berjalan menuju auditorium sambil gandengan tangan." Tayuya menjeda perkataannya sejenak.

  "Sasuke ada di sana, dan gue yakin dia lihat semua itu. Sasuke udah lama berdiri di sana, tapi kayak dianggep nggak ada aja sama mereka. Kalau mereka beneran pacaran nggak mungkin kan Sasuke diem aja ceweknya gandengan tangan sama cowok lain."

  "Terus?" tanya Sara.

  "Waktu bazar mereka juga gandengan, gue juga lihat ada Naruto sama Sasuke di sana. Masa iya pacaran sama Sasuke, tapi gandengannya sama Gaara," lanjut Tayuya.

  "Ada lagi waktu turnamen basket, Sakura ngasih air ke Gaara. Padahal final basket kemarin itu Suna musuh sekolah kita, musuh Sasuke! Tapi kenapa dia ngasih air ke Gaara? Kenapa dia nggak ngasih air ke Sasuke?" ucap Tayuya.

  "Iya juga ya, kayaknya emang Sakura pacaran sama Gaara deh," ucap Sara sambil manggut-manggut. "Kalian ingat nggak waktu malam puncak ulang tahun sekolah? Waktu Sakura nyanyi," ucap Sara mengingatkan.

  "Iya, Sakura nyanyi di panggung diiringi sama gitarnya Gaara kan?" ucap Tayuya memastikan.

  "Kalau itu emang Sakura ditunjuk secara acak sama Kakashi sensei." Kin mencoba memberi pendapat.

  "Tapi dia semangat banget."

  "Itu semua belum cukup jadi bukti sih, tapi gue yakin gue bisa dapetin Sasuke sebelum dia," ucap Tayuya yakin.

^^^

     Sakura dan Sasuke diam satu sama lain. Sasuke bingung harus memulai darimana, sedangkan Sakura hanya menerawang jauh pemandangan sekitar sekolah dengan senyum yang tak henti-hentinya mengembang.

  "Ra...," panggil Sasuke.

  "Iya?" Sakura menoleh pada Sasuke masih dengan senyum manisnya.

  "Gue lihat lo daritadi senyam-senyum sendiri Ra, kenapa?"

     Senyum Sakura semakin mengembang dan kali ini ditambah dengan pipinya yang bersemu merah.

  "Ehm...."

  "Kenapa?" tanya Sasuke yang juga ikut ketularan senyumnya.

  "Kayaknya aku jatuh cinta sama seseorang deh," ucap Sakura malu-malu.

Deg

  'Gue telat?' Sasuke tersenyum miris.

  "Mudah-mudahan orang yang lo suka juga punya perasaan yang sama ya Ra," ucap Sasuke.

  "I... Iya." ucap Sakura. "Oh iya Kak Sasuke mau ngomong apa?" tanyanya.

  "Nggak jadi."

  "Loh?" Sakura bingung dengan tingkah Sasuke.

  "Nggak papa, nggak penting kok."

     Hening, hanya hembusan angin yang terdengar. Keduanya terdiam dan tidak ada lagi percakapan setelahnya.

  "Kayaknya bentar lagi masuk, duluan aja deh Ra," ucap Sasuke pada akhirnya.

  "Nggak papa nih?" tanya Sakura hati-hati.

  "Hn."

     Akhirnya Sakura dengan ragu pergi meninggalkan Sasuke sendiri di atap Sekolah.

  'Ternyata dia udah ada orang lain....'

     Sakura yang merasa Sasuke agak aneh hari ini ternyata masih berdiri di belakang pintu yang menghubungkan atap dengan koridor. Ketika ia mengintip dari celah pintu, ia melihat Sasuke yang berusaha memanjat pagar pembatas atap sekolah.

  "Kak Sasuke!!!"

     Sakura berlari menuju ke arah Sasuke dan memeluknya dari belakang.

  "Kak Sasuke jangan, dosa tau," ucap Sakura yang masih berusaha menahan Sasuke.

  "Kak, masa depan kakak itu masih panjang. Aku tau kok hidup itu berat, tapi inget masih banyak yang sayang sama kakak."

  'Tapi lo nggak sayang sama gua.'

  "Kakak nggak boleh lakuin itu!!"

  "Ra...."

  "Nggak! Aku nggak akan lepasin kak Sasuke," ucap Sakura sambil mengencangkan pelukannya.

  "Ra...."

  "Kak, inget dosa."

     Sasuke membalikan badannya dan menatap manik hijau Sakura.

  "Ra... Gue cuma mau ngambil itu," ucap Sasuke sambil menunjuk sebuah pesawat dari kertas yang tersangkut di sela-sela pagar pembatas.

  "Hah?" Sakura berusaha mencerna kata-kata yang baru saja didengarnya dan mengikuti arah telunjuk Sasuke.

   "Pesawat kertas?" ucap Sakura memastikan.

  "Iya gue mau ambil itu, kalau nggak diambil nanti jadi sampah," jawab Sasuke.

  "Aku kira mau bunuh diri." Suara Sakura bergetar dengan mata yang berkaca-kaca dan hampir menangis.

  "Udah, ayo balik ke kelas," ucap Sasuke yang kemudian dijawab anggukan lemah oleh Sakura.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

~Sore hari, rumah keluarga Haruno

  "Dia bilang apa?" tanya Ino antusias.

  "Waktu aku bilang kalau aku lagi jatuh cinta, dia malah bilang 'Mudah-mudahan orang yang lo suka juga punya perasaan yang sama ya Ra' gitu No. Nggak peka banget dia," ucap Sakura kesal. "Padahal kan orang yang gue suka itu dia, tapi malah dianya yang nggak peka."

     Ino tertawa kecil, "Kadang yang namanya cinta emang gitu Ra, suka nggak adil."

     Sedangkan di tempat lain, Sasuke sedang menatap layar hp dengan tatapan tak berekspresinya.

Attake.Kakashiap

Ini partner lomba kamu di final nanti, dia anak SMA depan

☆Tbc☆

See you next time 😘

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro