Chapter 40
Gara-gara Sakura nggak sengaja mukul wajahnya Orochimaru sensei dan dikira mau bolos sekolah akhirnya Sasuke dan Sakura dihukum membersihkan kolam renang.
"Ck sial banget sih gue hari ini!" gumam Sakura.
"Udah nggak usah kebanyakan ngeluh, makin cepet selesai makin bagus," ucap Sasuke sambil terus mengepel.
"Gara-gara kakak nih," ucap Sakura kesal.
"Kok gue?"
"Iya. Coba aja kak Sasuke nggak datang tiba-tiba ke kelas, aku nggak bakalan lari, kalau aku nggak lari, kita nggak mungkin keguyur air bekas pel-pelan, kalau kita nggak keguyur, aku nggak mungkin mukul wajahnya Orochimaru sensei, kalau aku nggak mukul wajahnya Orochimaru sensei, kita nggak bakal dihukum," ucap Sakura dengan kecepatan bicara 130 km/jam.
"Udah takdir," jawab Sasuke singkat.
"Mana jaketnya Kak Sasuke gede banget pula," keluhnya.
"Daripada pakai baju basah."
Saat ini Sakura mengenakan jaket milik Sasuke, sedangkan Sasuke memakai baju olahraga. Salahkan saja dirinya sendiri, karena di dalam lokernya tidak ada satupun baju ganti, sedangkan baju olahraganya ia bawa pulang kemarin sore.
"Mana kolam renang segini gedenya disuruh bersihin semua," ucap Sakura sambil menyikat lantai di pinggir kolam. "Mendingan gue disuruh berdiri di lapangan aja."
"Nanti kalau pingsan, siapa juga yang repot," sahut Sasuke.
Sakura mendecih sebal, ia menguatkan genggamannya pada sikat yang ia pegang sebagai pelampiasan emosi.
"Ra, airnya mati," ucap Sasuke.
Sakura kemudian mencoba memutar keran air di sampingnya, dan air mengalir seperti biasa.
"Nggak tuh," ucapnya.
"Yang ini kenapa nggak bisa?" ucap Sasuke sambil memperhatikan selang yang ia pegang.
"Masa sih." Sakura berjalan mendekati Sasuke dan merebut selangnya. Ia melirik ke dalam selang, tapi ia tidak menemukan tanda-tanda ada air di selang itu.
"Tadi udah dinyalain belum?" tanya Sakura.
"Udah."
"Tunggu di sini, biar aku lihat dulu," ucap Sakura kemudian berjalan dengan malas ke arah keran yang tersambung dengan selang.
Ia memutar keran ke posisi paling besar, "udah ada belum airnya?" teriaknya pada Sasuke.
Sasuke yang ada di seberang sana hanya menggeleng.
"Padahal airnya nyala," gumam Sakura.
Sakura menghela nafas kemudian berjalan menuruti selang. Ia kemudian mendapati selangnya terlipat di beberapa tempat.
"Pantesan nggak mau ngalir," ucap Sakura sambil berjongkok untuk membetulkan posisi selang, tapi entah dari mana ada sebuah ide muncul di kepalanya.
"Kak Sasuke! Coba deh lihat ke dalam selang," ucap Sakura sedikit berteriak.
"Kenapa?" tanya Sasuke.
"Ada airnya apa nggak."
Gobloknya Sasuke muncul, dia nurut aja sama Sakura. Sakura kemudian segera membetulkan posisi selang sehingga air mengalir dengan kecepatan tertinggi dan mengenai wajah Sasuke.
"Ra! Matiin airnya Ra!!" teriak Sasuke yang kelabakan karena kesembur air dari selang.
Sakura segera mematikan keran kemudian tertawa terbahak-bahak.
"Hahahaha basah lagi hahaha." Sakura duduk di pinggir kolam sambil memegangi perutnya yang sakit karena menertawakan Sasuke.
Sasuke yang merasa dibodohi mendekati Sakura dengan wajah datar. Ia memang basah, tapi tidak separah waktu disiram adek kelas tadi.
Sakura tetap tertawa walaupun Sasuke semakin mendekat.
"Diam atau gue cium," ucap Sasuke.
Sakura kicep seketika. Melihat ekspresi Sakura membuat Sasuke tesenyum sesaat.
"Aku laporin ke kak Itachi kalau kemarin adeknya baru nyium anak orang," ucap Sakura sambil mengeluarkan ponsel dari saku jaketnya.
Kali ini Sakura yang tersenyum penuh kemenangan, sedangkan Sasuke tampak panik.
"Jangan...."
"Dengerin ya, volumenya kugedein nih," ucap Sakura.
"Ra...."
'Pulsa anda tidak cukup untuk melakukan panggilan ini. Makanya jangan kere, segera isi ulang pulsa anda sebelum hari kiamat.'
Sakura mematung di tempatnya dengan wajah zonk.
"Kok yang jawab cewek," ucap Sasuke dengan senyum kemenangannya.
"Lupa isi pulsa," ucap Sakura sambil menunduk.
"Nih, bawa ke gudang. Gue terusin yang tadi tinggal sedikit, habis ini kita pulang," ucap Sasuke sambil memberikan sebuah alat pel kepada Sakura.
Sakura menerima alat pel tersebut, tapi tiba-tiba ponsel yang ada di genggamnya berbunyi. Ia tersenyum sesaat setelah melihat nama yang tercantum di layar ponselnya.
"Halo Gaar," ucap Sakura dengan nada ceria.
'Gaar? Gaara? Kelihatannya dia seneng banget,' ucap Sasuke dalam hati, tapi beberapa detik kemudian ia memilih pergi karena tidak ingin melihat keakraban Sakura dengan cowok lain.
"Udah mau pulang ya? Yah cepet banget." Sakura tampak memasang wajah sedih. "Maaf ya nggak bisa ikut nganterin," ucapnya lagi.
"Oh iya Ra, nggak usah tsundere akut gitu lah," ucap Gaara di seberang sana yang kemudian disambung dengan kekehan.
"Apaan sih," ucap Sakura.
"Hahaha gakpapa."
"Sorry ya gue beneran nggak bisa ikut nganterin lo," ucap Sakura.
"Iya iya santai aja. Udah ya Ra gue mau berangkat dulu. Cepetan peka ya, ada yang nunggu soalnya." Gaara kemudian mematikan sambungan teleponnya.
"Ra, ayo pulang," ucap Sasuke.
Sakura menoleh pada Sasuke kemudian mengangguk.
Dalam perjalanan menuju halte keduanya cuma diem-dieman. Sakura kadang melirik ke arah Sasuke yang tampak bodo amat. Terkadang pandangan mereka bertemu, kemudian Sakura akan segera memalingkan wajahnya.
Sesampainya di halte pun hanya ada mereka berdua.
"Ra...." Sasuke akhirnya buka suara setelah sekian lama.
Sakura mendongak menatap Sasuke.
"Gue minta maaf ya soal...."
"Soal?" ulang Sakura.
"Soal... Malem puncak ulang tahun sekolah," ucap Sasuke.
Sakura segera memalingkan wajahnya yang sudah memerah karena mengingat kejadian waktu itu.
"Gapapa udah lewat," ucapnya dengan wajah yang memerah sempurna.
Bus berhenti di depan mereka, Sakura masuk ke dalam bus terlebih dahulu kemudian diikuti oleh Sasuke. Mereka duduk berdampingan di kursi paling belakang bus.
Bagi orang macam Sasuke yang irit bicara, diam selama di perjalanan sudah biasa. Tapi bagi orang macam Sakura yang cerewetnya minta ampun bakal bosen kalau diem-dieman mulu, apalagi ponselnya udah keburu mati sesaat sebelum mereka naik bus tadi.
Sakura mulai mengantuk. Ia ingin tidur, tetapi tidak menemukan posisi yang pas mengingat saat ini dirinya sedang berada di kendaraan umum. Mau nyender Sasuke juga gengsi. Orang dia aja sulit dideketin cewek, terus kalau tiba-tiba Sakura nyender ke Sasuke kan aneh jadinya.
Tak mau banyak berpikir, akhirnya Sakura memilih menyandarkan kepalanya ke tiang yang biasa dijadikan pegangan di bus. Bus gerak dikit, resiko kejedot sama nyungsep dia.
Sasuke yang melihat hal itu awalnya biasa-biasa saja, tetapi melihat cewek yang disukainya tampak lelah dan berulang kali kejedot tiang pegangan ia tidak bisa diam saja. Ia meraih kepala Sakura kemudian menyandarkan cewek itu ke bahunya.
"Kak Sasuke...." Sakura mendongak menatap Sasuke dengan wajah yang masih setengah tidur.
"Tidur aja, nanti kalau udah nyampe gue bangunin," ucap Sasuke.
Sakura menurut, ia kembali menyandarkan kepalanya pada bahu Sasuke kemudian tertidur.
'Jantung, tolong kerjasamanya,' ucap Sasuke dalam hati.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
"Ra bangun, busnya udah berhenti," ucap Sasuke sambil menepuk-nepuk pipi Sakura pelan.
Sakura membuka matanya perlahan lalu keduanya turun dari bus.
"Kak Sasuke makasih ya udah minjemin bahunya buat senderan," ucap Sakura sambil tersenyum. 'Woy gue ngomong apaan sih!' ucapnya dalam hati yang merutuki dirinya sendiri.
"Iya. Ra besok waktu istirahat, pergi ke atap sekolah ya," ucap Sasuke.
"Kenapa?" tanya Sakura.
"Gue pengen ngomong sesuatu," jawab Sasuke sambil memalingkan wajah.
"Ngomong aja sekarang," ucap Sakura.
"Besok aja Ra."
"Ya... Kalau gitu aku pulang dulu ya," ucap Sakura.
"Hati-hati."
Sakura berbelok menuju jalan menuju rumahnya dengan berbagai macam pertanyaan dalam kepalanya.
"Kak Sasuke mau ngomongin soal apa? Siapa sih yang tadi dimaksud sama Gaara? Siapa sih yang nunggu? Emang gue tsundere ya?"
Sedangkan di tempat lain.
"Mestinya gue bilang langsung tadi...."
☆Tbc☆
Sasuke OOC banget :'(
#garingpula
.
.
See you next time 😘
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro