Chapter 29
"Mau kalian apain pacar gua?" tanyanya dingin.
Tayuya menutup mulutnya karena es yang sengaja ia tumpahkan malah salah sasaran. Sedangkan Sara dan Kin hanya bisa mematung di tempat dengan ekspresi panik.
"Aduh Sasuke maaf," ucap Tayuya.
'Mampus lu, nyiram kak Sasuke,' batin Sakura.
"Lo mau sok berkuasa dengan bully orang lain? Lo tadi mau numpahin es ke Sakura kan? Sakura punya salah apa sama lo?" tanya Sasuke.
Tayuya melihat ke arah Sakura yang masih di belakang Sasuke dengan tatapan tidak suka. Sakura yang melihatnya cuma memasang senyum puas.
"Lo tahu nggak, lo bisa dapat panggilan orangtua dan kena skors kalau sampai bagian kesiswaan tahu lo bully warga sekolah," ucap Sasuke.
"Gue nggak suka sama dia!" jawab Tayuya dengan nada yang sedikit meninggi.
"Lalu?"
"Dia ngaku-ngaku pacar lo Sas, dan gua nggak terima!"
"Sakura emang pacar gue. Jangan bawa-bawa masalah pribadi."
"Tapi...."
"Udah ayo pergi aja, nggak usah cari masalah," bisik Sara sambil menarik lengan Tayuya.
"Kenapa sih!" ucap Tayuya memberontak.
"Maaf ya Sasuke," ucap Kin sambil membungkuk.
Mereka bertiga pergi menjauh, dengan Tayuya yang tampak belum terima karena ia kalah dengan Sakura.
Sasuke berbalik dan menatap Sakura. Bisa Sakura lihat sendiri baju bagian depan Sasuke basah karena disiram es oleh Tayuya. Dan semua itu demi dirinya.
"Seger kan disiram air es," ucap Sakura.
"Darimana aja?" tanya Sasuke dingin, sedingin es yang barusan mengguyur dirinya.
Jadi tadi ceritanya Sasuke yang telponnya nggak dijawab mulu sama Sakura akhirnya disuruh Naruto nyamperin Sakura secara langsung. Setelah sampai di kelas Sakura, Sakura malah nggak ada di kelas. Ino bilang Sakura lagi ke kantin ngambil hp-nya yang ketinggalan.
Sasuke langsung pergi ke kantin buat nyari Sakura. Nah, waktu Sasuke belok ke lorong menuju kantin, Sakura udah balik lewat lorong satunya. Alhasil walaupun Sasuke udah muter-muter seisi kantin, dia tetep aja nggak ketemu sama Sakura karena Sakura emang udah pergi. Akhirnya Sasuke berniat kembali ke kelas lewat lorong yang berbeda dari yang tadi ia lewati waktu menuju kantin, eh malah ketemu drama tadi.
"Emang kenapa?" tanya Sakura datar.
Sasuke meraih pergelangan tangan Sakura dan menariknya ke suatu tempat.
"Eh mau kemana ini?" ucap Sakura yang tidak dihiraukan oleh Sasuke.
Langkah mereka terhenti di ruang ganti. Sakura kebingungan kenapa Sasuke membawanya ke ruang ganti. Sasuke kemudian melepas jam tangannya dan meletakkannya di tangan Sakura.
"Apaan nih?" tanyanya yang masih belum paham dengan tindakan Sasuke.
"Bawain hp sama jam tangan gue. Jangan kemana-mana," ucap Sasuke sambil masuk ke ruang ganti dengan membawa baju yang sudah ia ambil dari loker tadi.
Sakura terpaku. Maksudnya apa sih? Daritadi Sakura nggak paham sama perlakuan Sasuke. Baru setelah beberapa menit kemudian, ia sadar kalau Sasuke sengaja memberikan jam tangannya agar Sakura menunggu sampai dirinya selesai ganti baju.
Saat Sakura berniat kabur, Sasuke keluar.
Sakura menatap Sasuke dengan tatapan kagum. Sasuke tidak lagi memakai seragam, tapi menggunakan kaos olahraga dan jaket. Mendadak Sasuke jadi badas di matanya.
'Gitu aja udah keren. Jadi mirip kayak husbu gua di anime Shippuden,' batin Sakura.
"Kenapa? Mau nanya gue punya perut sixpack apa nggak?" ucap Sasuke.
"Enak aja! Nggak," jawab Sakura dengan pipi merah.
"Kalau pengen lihat gue tunjukin nih," ucap Sasuke sambil menurunkan resleting jaketnya.
"Dibilangin nggak usah juga!" ucap Sakura sambil menahan pergerakan tangan Sasuke.
Sebenarnya bukan tanpa alasan Sasuke nanyain hal itu pada Sakura. Soalnya banyak, banyak banget cewek jamet kepo yang nanyain dia punya perut sixpack apa nggak. Dan dari sekian banyak cewek itu cuma Sakura yang beneran 'ditawarin' sama Sasuke tanpa tanya terlebih dahulu.
Ya siapa tahu Sakura sama kayak mereka, ternyata dugaan Sasuke salah. Sasuke tersenyum tipis. Dia semakin yakin kalau dia nggak salah milih Sakura.
"Ini hp sama jamnya," ucap Sakura sambil mengulurkan tangannya yang masih memegang kedua benda milik Sasuke.
"Masih marah?"
"Marah kenapa?"
"Yang waktu itu. Gue minta maaf ya," ucap Sasuke.
Sakura langsung paham yang mana yang dimaksud oleh Sasuke. Pasti waktu dirinya ditembak sama Rock Lee waktu itu.
"Nggak pa pa, aku emang agak keterlaluan waktu itu."
Beberapa saat kemudian hanya ada keheningan. Hingga beberapa siswa datang ke ruang ganti tersebut.
"Ehm aku balik ke kelas aja deh," ucap Sakura kemudian pergi dari tempat itu dengan wajah menunduk yang menyembunyikan wajah memerahnya.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Tiga hari kemudian, Sasuke berangkat lomba lagi. Otomatis belajar bersama mereka terpaksa berhenti. Sakura seneng dan ngerasa aneh di waktu yang bersamaan. Seneng karena nggak ada acara belajar bersama lagi, tapi rasanya kayak kosong kalau nggak ketemu sama Sasuke.
Sakura merebahkan diri di kasurnya sambil menatap langit-langit kamar. Semula tatapannya kosong, tapi tiba-tiba ia seakan melihat banyak rumus yang keluar dari langit-langit kamarnya. Rumus-rumus itu berjatuhan semakin banyak dan menenggelamkan dirinya. Kemudian rumus-rumus itu hilang seketika dan berganti menjadi wajah Sasuke.
"Arghh... Apaan nih ...," ucap Sakura yang sudah bangkit dari posisi rebahannya sambil mengacak-ngacak rambutnya sendiri.
"Tapi dia lagi ngapain ya kira-kira."
Ia meraih ponselnya yang terletak di bawah bantal.
'Chat nggak ya, chat nggak ya.'
Saat Sakura tengah mengalami pergulatan batin, ponselnya berbunyi.
Sasuk.e
Nggak usah mikirin gue, gue baik-baik aja disini. Fokus aja sama sekolah
Saku_blossom🌸
Cepetan balik gih
Saku_blossom🌸
Nggak usah lama-lama di sana
Sakura menatap layar ponselnya sejenak. Kemudian langsung melesat ke meja belajarnya.
"Kak Sasuke disana sedang berjuang demi nama sekolah, dan gue disini juga harus berjuang buat diri sendiri," ucapnya tegas.
☆Tbc☆
.
.
.
See you next time 😘
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro