Chapter 28
Sakura menjalani hari-harinya seperti biasa. Berangkat sekolah seperti biasa, mengikuti pelajaran seperti biasa, dan pergi ke kantin bersama kedua sahabatnya seperti biasa.
"Eh Ra gue denger lu habis ditembak Rock Lee ya?" tanya Ino sambil mengaduk-aduk isi gelasnya.
"Kok tahu?" tanya Sakura balik.
"Dikasih tahu my darling," jawab Ino sambil kedip-kedip kayak orang kelilipan tawon.
"Baru aja pacaran dua hari dah belagu aja lo," ucap Hinata.
"Harus. Biar yang jomblo iri," ucapnya sambil melirik Sakura.
Sakura yang merasa tersindir hanya menatap Ino sinis.
"Terus-terus? Lu terima?" tanya Hinata.
"Nggak."
"Kenapa?"
"Ga ada rasa," ucap Sakura singkat sambil meneguk sisa es teh di gelasnya.
"Yah kenapa nggak," ucap Ino.
"Dibilangin ga ada rasa kok ngeyel sih," jawab Sakura dengan wajah sebal.
"Padahal kagak ada yang naksir sama lu selain Rock Lee," ucap Ino sok-sokan sedih.
"Biarin. Kata kak Sasuke gue nggak boleh mikirin pacar mulu, atau nilai gue bakal tambah parah."
"Oh! jadi yang gosipnya deket sama kak Sasuke itu elu?!" ucap Ino terkejut.
"Lah? Baru nyadar?"
"Elu pacaran sama Kak Sasuke Ra!?"
"Eh sssttt jangan keras-keras," ucap Sakura sambil membungkam mulut bak toa milik Ino.
"Hehehe maaf-maaf," ucap Ino sambil ketawa garing.
"Gue sebenarnya udah denger agak lama sih Ra," ucap Hinata.
"Denger dari siapa?" tanya Sakura.
"Gue nggak sengaja denger percakapan Tayuya sama temen-temennya."
Sakura berpikir sejenak. Tayuya? Tayuya itu bukannya kakak kelas yang tiba-tiba nggandeng Sasuke di lorong?
"Jadi lu pacaran sama kak Sasuke? Gue nggak nyangka Ra elu bisa pacaran sama Kak Sasuke, sedangkan gue aja udah nyerah dari dulu," ucap Ino yang notabenenya adalah mantan fangirl Sasuke.
"Gue nggak pacaran sama dia."
"Eh? lha trus?" ucap Hinata dan Ino kompak.
"Jangan bilang siapa-siapa," ucap Sakura sambil mengecilkan suaranya, sedangkan kedua sahabatnya mengangguk setuju.
"Gue cuma-cuma pura-pura pacaran sama dia. Dengan alasan supaya kak Karin nggak ngedeketin dia mulu."
"Ternyata cuma pura-pura," ucap Ino sambil tertawa terbahak-bahak.
Sakura menatap Ino tajam, tetapi tiba-tiba ponselnya berbunyi.
"Siapa Ra?" tanya Hinata.
"Kak Sasuke."
Sakura hanya melirik ponselnya sekilas lalu meletakannya di meja kantin.
"Kok nggak diangkat?" tanya Hinata.
"Males," ucap Sakura.
"Ya udah balik ke kelas yuk," ajak Ino.
Sakura dan Hinata menyetujuinya. Mereka bangkit dan kembali ke kelasnya.
^^^
"Nggak diangkat?" tanya Naruto pada Sasuke.
Sasuke menggeleng sebagai jawaban.
"Masih marah mungkin," ucap Sai.
Di tempat lain, Sakura tampak mengingat-ingat sesuatu. Dia merasa kayak ada yang ilang, tapi apa?
"Kok perasaan gue nggak enak gini ya," ucap Sakura.
"Kenapa Ra?" tanya Hinata.
"Nggak tahu. Kayak ada yang kurang," ucap Sakura sambil mengecek isi tasnya, mungkin ia salah bawa buku atau lupa nggak buat pr. Tapi ia ingat betul kalau ia sudah mengerjakan pr sebagaimana mestinya.
"Salah jadwal kali?" ucap Hinata mengingatkan.
Sakura mengingat-ingat. Beberapa saat kemudian ia menggeleng. Soalnya tadi pagi dia bawa buku sesuai jadwal kok, kalau dia salah jadwal otomatis tadi pagi dia juga udah tahu.
"Hp lu coba?" ucap Ino.
Sakura meraba-raba saku bajunya dan langsung tersadar sesuatu.
"Hp gua ketinggalan di kantin!!"
Sakura langsung melesat menuju kantin dengan kecepatan super. Kalau sampai itu hp diambil sama orang lain bisa rugi dia. Mengingat dulu buat ngedapetin hp itu dia harus melewati perjuangan yang nggak mudah, nyogok Sasori.
Sakura celingak-celinguk mencari meja yang tadi ia tempati.
"Nah itu dia," ucap Sakura saat mendapati hpnya masih tergeletak di atas meja.
Ia segera menghampiri meja tersebut dan mengambil hpnya. Layarnya masih menyala, ada lima panggilan tak terjawab dari Sasuke. Masa bodoh, Sakura segera mengantongi hpnya kemudian pergi.
Di tengah perjalanan ia dihadang oleh tiga cewek yang tempo hari tidak sengaja ketemu dengannya. Kelihatannya mereka emang sengaja nunggu Sakura lewat.
"Berhenti dulu," ucap Sara.
Sakura menurut. Ia berhenti di tempat tersebut tanpa merasa curiga.
"Sini!"
Sakura ditarik paksa oleh Kin agar lebih dekat dengan Tayuya.
"Gue mau tanya sesuatu dong," ucap Tayuya dengan nada menyebalkan menurut Sakura.
"Apa," jawab Sakura.
"Lu bohong kan kalau lu pacarnya Sasuke."
"Enggak kok," ucap Sakura mantap.
"Mana mungkin Sasuke mau sama elo!!" Tayuya tertawa yang kemudian disambung oleh tawa kedua temannya.
Sakura menatap Tayuya dengan ekspresi yang bikin Tayuya pengen banget numpahin es ke wajahnya.
"Emang apa urusannya?" tanya Sakura ringan.
"Atau lu cuma ngaku-ngaku pacaran sama anaknya manager sekolah?" Tayuya mengabaikan pertanyaan Sakura, dan malah balik menanyainya.
"Hubungannya apa sama kakak? Pengen banget jadi pacarnya anak manager sekolah?"
Pertanyaan Sakura sukses membuat emosi Tayuya memuncak.
"Emang apa sih yang dilihat Sasuke dari lo!? Cewek nggak tau tata krama macem lo banyak di pinggir jalan, nggak ada istimewanya."
"Yang nggak tau tata krama aku apa kakak?" jawab Sakura tenang. "Musim banget ya kakel ngerundung adek kelas gara-gara kalah saing."
Emosi Tayuya memuncak.
"Kenapa Sasuke lebih milih lo daripada gue!? Lo tuh PHO, PERUSAK HUBUNGAN ORANG!! ngaca!!" ucap Tayuya penuh penekanan.
"Mestinya Kakak yang ngaca, Kakak siapanya Kak Sasuke?" balas Sakura yang tidak terima karena dirinya dianggap PHO.
Tayuya geram, ia melayangkan gelas berisi es yang sedari tadi ia genggam kearah Sakura.
'Mau kau siram pake air cucian beras pun aku nggak peduli. Asal hp gue aman,' batin Sakura dengan absurd nya.
Ia mendekap ponselnya dengan tujuan ketika Tayuya menyiramnya dengan air es, air tersebut tidak sampai merusak ponsel kesayangannya.
'1... 2... 3...,' ucap Sakura dalam hati sambil menghitung detik-detik gelas es yang melayang-layang itu jatuh ke tubuhnya. Matanya tertutup rapat.
'Lama amat sih, waktu berhenti apa? Apa gue buka mata aja ya?'
Sakura membuka matanya perlahan, dan kini ia melihat ada seseorang yang berdiri memunggunginya.
"Mau kalian apain pacar gua?" tanyanya dingin.
☆Tbc☆
.
.
Eaa pangeran datang di waktu yang tepat
.
.
See you next time 😘
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro