Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

ீ҉͜ৡৢ͜͡⚡Taro-nii

Fuuta dan Taro kini sering bertemu saat mereka sedang senggang. Menikmati hari libur dengan jalan-jalan dan bersenang-senang. Bahkan tak jarang berfoto sebagai kenang-kenangan.

-
-
-
-

"Hari ini kau ada dirumah tidak Taro-san? Aku ingin mengenalkanmu pada teman-temanku,"

"Aku hari ini sedang luang kok. Ya, aku bisa, kita bertemu dimana?"

"Di Taman Sakura tempat biasa kita menghabiskan waktu saja. Lebih nyaman juga,"

"Baiklah, aku akan bersiap,"

"Oke~"

Tut

Fuuta mematikan panggilannya dengan Taro. Lalu ia melihat ke arah Misaki yang duduk disampingnya. Ahh, preman itu terlihat seperti sedang bernostalgia saat menatap layar ponselnya.

"Hmph! Misakii kenapa kau kelihatan galau begituu? Ada apa?"

Pertanyaan Fuuta di abaikan olehnya, Fuuta yang tanpa sengaja melihat pada layar ponsel langsung bisa mengerti apa yang sedang dipikirkan rekannya itu.

"Ini...., " Lirih Fuuta saat melihat apa yang ada di layar ponsel Misaki.  Ya, itu adalah foto Fuurai saat masih ada Sakutaro dan sebelum mengenal Yamato. Lalu Fuuta terdiam.

"Fuuta, dimana kita akan bertemu dengan temanmu itu?" Tanya Aoi yang tiba-tiba datang membawa jus jeruk untuk mereka

"Di Taman Sakura yang biasa aku kunjungi. Mana Yamato?"

"Seperti biasa, dia makan nasi di dapur,"

Fuuta menenggak jus jeruk yang dibawakan Aoi, lalu ia menspuk pundak Misaki yang masih tenggelam dalam lautan nostalgia itu.

"Hey, kau masih belum bisa melupakannya?" Tanya Fuuta.

"Tidak.... Aku tidak akan bisa melupakan dia, dia juga menyayangimu Fuuta apa kau lupa?!"

Deg

Fuuta tersentak mendengar perkataan Misaki. Jantungnya berdebar kencang tak karuan.

Apakah ini saat yang tepat untuk mengatakan yang sebenarnya?

Apakah ia harus jujur pada mereka semua hari ini?

Ya, itulah yang ada di pikiran Fuuta saat ini. Ia tau, mereka akan sedih dan kecewa berat, kecualikan maniak nasi yang memang tidak tau apapun soal ini.

"Apa kau lupa? Dia kakakmu! Kaminoshima Sakutaro kakakmu! Apa kau lupa ha?! Dia selalu berusaha kuat untukmu! Dia.... Dia selalu ingin kau tersenyum! Bahkan dia rela terus berada di Rumah Sakit hanya agar kau tetap bahagia Fuuta....,"

Tangisan Aoi pecah saat mendengar Misaki yang malah membentak Fuuta disitu, tepat di hadapannya langsung. Bukan karena ia tidak tega Fuuta dibentak begitu, tapi ia teringat sosok yang dibicarakan Misaki.

"Jika dia masih disini, pasti dia sedih....," Gumam Aoi. Kini mereka bertiga larut dalam lautan nostalgia dan masa lalu. Fuuta yang semula terdiam membisu akhirnya membuka suara.

"Aku akan mengatakannya hari ini. Sebuah rahasia, rahasia besar yang aku simpan sendiri selama ini. Aku juga akan mengatakannya pada Taro-san, jadi, habiskan jus mu dulu Misaki. Lalu kita berangkat,"

Kohei yang baru masuk ruang tengah langsung terpaku di ambang pintu saat mendengar ucapan Fuuta barusan, bahkan Yamato pun hampir menabraknya. Untunglah pria bertopi itu masih ngeh.

"Baiklah, aku menantikannya," Sahut Misaki. Lalu ia dan Fuuta menenggak jus itu sampai habis, setelah semuanya siap, mereka pun berangkat ke Taman Sakura yang dimaksud Fuuta.

-
-
-
-

"Fuuta, kita sudah sebulan lebih bersama lagi setelah sekian lama. Aku senang menghabiskan waktu bersamamu selama ini. Dan hari ini, aku akan bertemu mereka bertiga juga," Ujar Taro sambil keluar dari rumahnya. Ia berjalan santai menuju tempat yang telah dijanjikan.

"Yo Fuuta," Sapa Taro saat melihat Fuurai datang dari arah berlawanan.

"Ya, Taro-san. Ohayou, nah ini teman-teman satu band ku. Mereka sebenarnya temanku sejak kecil, kecualikan dia," Ujar Fuuta lalu menunjuk Yamato di akhir kalimatnya.

"Ahaha, baiklah semuanya. Boku wa Taro desu. Yoroshiku onegaisimasu, minna," Ucap Taro memperkenalkan diri sambil membungkukkan badannya 90° lalu menegakkannya kembali.

"Yoroshiku, namaku Wakakusa Aoi," Ucap Aoi sambil membungkuk kan badannya 90° lalu menegakkannya kembali.

"Yoroshiku onegaisimasu, Boku wa Hayasaka Kohei. Yah anak-anak ini lebih suka memanggilku 'Ko-nii' atau 'Ko-niichan'. Mohon bantuannya,"

"Ore wa Goto Misaki desu. Yoroshiku onegaisimasu Taro-san,"

"Namaku Tsubaki Yamato. Yoroshiku onegaisimasu,"

Tepat setelah Yamato selesai bicara, Kohei dan Aoi hanya bisa menepuk dahi mereka masing-masing karena Yamato terlalu datar.

"Yoroshiku onegaisimasu minna, ya, ayo kita cari tempat yang nyaman untuk duduk dan mengobrol ringan," Ajak Taro. Semuanya mengangguk, lalu mereka pun mencari tempat nyaman untuk duduk dan mengobrol santai.

-
-
-
-

"Jadi, kalian teman sejak kecil?"

Kohei mengangguk, "Ya, kecuali Yamato. Karena kami kehilangan satu orang di antara kami. Jadi terpaksa kami mencari penggantinya,"

Taro paham siapa yang Kohei maksud. Padahal kenyataannya, orang yang sedang ia bahas ada di hadapannya.

"Minna, seperti janjiku, aku akan mengatakan sebuah rahasia besar yang aku simpan sendiri selama ini,"

Perhatian mereka tertuju pada Fuuta yang duduk di antara Taro dan Aoi. Mereka menunggu dengan sabar. Fuuta pun menghela nafas panjang.

"Aku masih tidak bisa melupakan dia.... Sebenarnya aku benar-benar tidak bisa melupakan Sakutaro-nii. Aku berpura-pura..... Agar kalian tidak sedih karena aku,"

Semua terdiam, bahkan Taro pun mematung seketika.

"Jadi, kau tidak bisa melupakan aku rupanya, meskipun mereka selalu ada untukmu....," Batin Taro.

".... Aku berpura-pura, aku berpura-pura lupa kalau kakak ku bernama Sakutaro. Selama ini, mungkin kalian mengira aku gila karena sering bicara pada Saxophone ini. Tapi sebenarnya, aku melakukan itu karena aku merindukan Sakutaro-nii....,"

Semua terdiam, bahkan Taro tanpa sadar menitikkan air mata. Fuuta tertunduk lesu sambil menatap Saxophone itu.

"Aku merindukannya....," Imbuhmya lagi setelah terdiam beberapa saat.

Hening.... Tak ada lagi yang membuka suara. Hingga....

"Sebenarnya, aku punya janji dengannya,"

Semua teralihkan pada Kohei yang membuka suaranya duluan setelah terjeda keheningan beberapa saat.

"Alasan kenapa aku menyembunyikan semua hal yang berkaitan dengan sakutaro selama ini adalah.... Karena janjiku padanya,"

Kohei terdiam, ia menggigit bagian bawah bibirnya, lalu menghela nafas panjang kemudian melanjutkan penjelasannya.

"Hah, dia berpesan padaku beberapa hari sebelum kematiannya.... Dia memintaku menjaga kalian, dan senyuman Fuuta terutama. Tadinya kupikir aku benar-benar sudah menepatinya, tapi kenyataannya, kau masih memendam semuanya sendiri Fuuta,"

"Gomenasai Ko-nii, aku salah.... Aku hanya tidak ingin kalian semua sedih.... Dan Taro-san," Fuuta menoleh ke arah Taro yang masih mengusap air matanya.

"Hm? Ada apa Fuuta?"

"Terimakasih sudah mau jadi temanku selama sebulan ini, terimakasih karena mau membuat lembaran-lembaran kenangan bersamaku. Terkadang, aku merasakan kehadiran Sakutaro-nii setiap ada disampingmu. Aku juga sudah menganggapmu sebagai kakak," Ujar Fuuta diakhiri dengan senyuman manisnya.

Taro membalasnya dengan senyuman lembut yang dulu selalu ia tunjukkan untuk menguatkan Fuuta lalu berkata, "Aku senang kalau kau senang, dan aku mau jika memang kau ingin menganggapku sebagai kakakmu,"

"Eh?"

"Dan kalian semua, aku senang bisa bertemu kalian, hidupku terasa sepi sejak keluargaku meninggal,"

"Selamat datang, kami msnerimanu," Sahut Aoi.

"Jadi, apa aku boleh memanggilmu Taro-nii mulai sekarang?"

"Tentu,"

Akhirnya, Fuurai kedatangan keluarga baru yang sesungguhnya adalah orang yang mereka rindukan. Mereka menikmati hari hari si musim semi ber-enam sekarang. Tapi, apakah akan berlangsung lama? Hanya waktu yang bisa menjawab.

TBC

.......................................................

Yoho~ akhirnya selesai juga ehe, aku ngerjain ini tepat setelah publish chapter sebelumnya. //tepar

Maafkan jika ada typo ya gengs, maklum tremor ehehe. //digeplak

Okey nantikan chapter selanjutnya ya~

Sore jaa bye bye~

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro