Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

ீ҉͜ৡৢ͜͡⚡Terbongkarnya Rahasia Taro

Sekarang adalah bulan terakhir musim semi, Fuurai mulai mendapatkan jadwal latihan lagi untuk konser akhir musim semi nanti.  Taro yang datang berkunjung seketika menjadi penonton dadakan pagi itu.

"Yo semuanya, apa yang---- ahh, kalian sedang latihan ya, maaf aku menganggu, sebaiknya aku pulang saja, ahaha,"

Tiba-tiba Fuuta menarik Taro dan membawanya duduk di kursi yang ada di hadapan peralatan musik Fuurai.

"Hey, ahh kau ini,"

"Hora! Taro-nii lihat kami latihan saja, daripada pulang lagi,"

"Baiklah aku akan duduk, adikku, silahkan,"

Misaki memulai intro dengan drum nya, latihan kali ini mereka menyanyikan lagu berjudul "Dachi Friends".

Taro menikmati lagu itu. Ia dapat merasakan kebahagiaan dalam diri mereka saat memainkan lagu itu hingga akhir.

Saat pertengahan lagu, Taro menatap telapak tangannya yang mulai memudar. Lalu ia kembali menatap teman masa kecilnya dan sang adik.

-
-
-
-

"Otsukaresama kalian, sangat keren! Aku suka," Ucap Taro sambil bertepuk tangan. Awalnya ia kira tidak akan ada yang menyadari tangannya yang mulai pudar dari pandangan itu. Tapi ternyata, mata Fuuta berkaca-kaca sambil mendekati dirinya.

"Hey, kau kenapa Fuuta? Ada apa?"

"Katakan yang sebenarnya padaku.... Taro-nii, apa yang sebenarnya terjadi pada tanganmu? Kenapa tanganmu bisa transparan?" Fuuta membombardir pertanyaan pada Taro secara bertubi-tubi. Taro yang sudah tidak bisa mengelak terpaksa mengakuinya.

"Yahh, sepertinya kau sudah tau ya, adik kecilku....," Sahutnya sambil tersenyum kecut dan mencoba untuk tidak menangis.

Fuuta tidak kuat, ia langsung menjatuhkan tubuhnya pada sang kakak dan memeluknya se erat mungkin.

"Kenapa kau berbohong....? Hiks.... Kenapa kau mengaku sebagai orang lain....? Hiks.... Hiks.... Kenapa kau melakukannya Sakutaro-nii kenapa?!" Sentak Fuuta di akhir ucapannya. Fuuta menangis tersedu-sedu sambil memeluk erat Sakutaro.

Sakutaro pun membalas pelukan Fuuta, Sakutaro tau ia kecewa dan marah sekarang, ditambah lagi teman masa kecil mereka berdua ada disitu, ah, kecualikan si maniak nasi yang malah sempat sempat nya makan nasi disaat seperti ini.

".... Karena ini bagian dari misiku, misi untuk membantumu melupakan aku sepenuhnya,"

"Tapi kenapa?!"

"...... Agar kau bisa hidup tenang tanpa beban, tanpa terbelenggu masa lalu kita,"

"Tunggu, kau bilang misi?! Apakah.... Kau diberi jangka waktu tertentu?" Tanya Misaki tiba-tiba. Sakutaro hanya mengangguk.

"........ Artinya....... Sekarang adalah waktunya?"

"Belum Misaki, misi ku masih belum selesai sepenuhnya, sebelum adikku benar-benar lepas dari keterpurukan," Balas Sakutaro sambil menggelengkan kepalanya.

"Hiks... Hiks.... Ayo habiskan waktu yang tersisa bersama kami! Aku ingin kita bermain ber-enam sekarang.... Hiks....," Rengek Fuuta yang masih terisak dalam pelukan sang kakak.

"Baiklah, kita habiskan waktu yang tersisa sebelum aku pergi bersama. Aku merindukan kalian semua, dan Yamato, terimakasih karena telah mau bergabung," Ujar Sakutaro sambil tersenyum lembut dan mengelus punggung adiknya yang masih tak mau melepaskan pelukannya.

-
-
-
-

Fuuta mulai tenang setelah setengah jam lebih berada di pelukan Sakutaro, dan ini sudah hampir sore. Fuuta yang terdiam di pelukan sang kakak sangat tenang, Misaki melihat mata Fuuta yang terpejam, lengkap dengan wajah manis dan bibir yang menyunggingkan senyuman manis.

"Sstt, sepertinya Fuuta tidur," Bisik Misaki pada Sakutaro. Sakutaro msngelus kepala sang adik lalu menggendongnya.

"Aoi, bisa antar aku ke kamar Fuuta?"

"Ah tentu, mari,"

Sesampainya di kamar Fuuta, Sakutaro merebahkan adiknya itu di kasur lalu menyelimuti nya. Lalu ia tersenyum sambil mengelus puncuk kepala Fuuta dengan sayang lalu berkata, "Tidur yang nyenyak ya, adikku sayang,"

Saat Sakutaro hendak keluar, tangannya tiba-tiba tertahan oleh Fuuta yang tidur.

"Eh?"

"Ara~ sepertinya dia ingin kau menemaninya, ah bagaimana kalau kau pindah saja kemari? Aku akan urus barangmu bersama yang lain, daripada kau bolak-balik hanya untuk Fuuta," Tukas Aoi mengutarakan pendapatnya.

"Benar juga katamu Aoi, tapi sebelumnya aku minta maaf karena merepotkan, dan membohongi kalian semua,"

"Ma ma, itu bukan masalah, aku tau kau hanya ingin adikmu bahagia bersama kami, tapi kenyataannya dia malah menyembunyikan apa yang dirasakannya sendiri," Sangkal Kohei yang masuk ke dalam kamar.

"Kohei....,"

Kohei tersenyum simpul, lalu ia melanjutkan perkataannya.

"Jadi jangan sungkan, bagaimanapun juga kau tetap bagian dari Fuurai. Jadi jangan pernah merasa kau orang lain. Aku dan Misaki akan menangani barang-barang mu,"

"Baiklah, lagipula aku juga sudah lama tidak menemaninya tidur, aku merindukan masa-masa itu. Lalu Yamato? Apa dia tidak akan ikut?"

"Tidak, jika dia ikut maka akan terjadi masalah," Ketus Misaki yang baru datang.

"Masalah?" Tanya Sakutaro sambil memiringkan kepalanya.

"Hah, dia sering tersesat," Aoi berujar sambil memijat pelipisnya.

"A... Ahaha jadi begitu,"

-
-
-
-

Setelah itu, Kohei dan Misaki pergi mengambil barang-barang Sakutaro. Untunglah mereka sudah diberitahu oleh sang pemilik tentang tata letak dan sebagainya. Kini, Sakutaro merebahkan tubuhnya disamping Fuuta yang masih tertidur pulas.

"Fuuta, aku senang kita bisa bersama lagi. Menikmati waktu-waktu kita yang terbuang karena aku dirawat, bertemu lagi dengan teman yang ku kenal sejak kecil. Dan malam ini, aku akan menemanimu. Oyasumi Fuuta,"

Sakutaro ikut tertidur lelap, bahkan sampai malam tiba. Kedua kakak beradik itu masih terhanyut dalam lautan mimpi.

-
-
-
-

Fuuta terbangun dari tidurnya, tepat saat waktunya makan malam. Lalu ia melihat ke samping, dan dikejutkan dengan sang kakak yang tertidur karena menemaninya.

"Sakutaro-nii.... Tidur yang nyenyak ya," Bisiknya lalu turun dari ranjang. Kemudian ia memakaikan selimut yang tadinya melilit tubuhnya pada sang kakak. Namun, ternyata Sakutaro malah terbangun.

"Kombanwa Sakutaro-nii," Sapa Fuuta dengan riang.

Sakutaro menguap lebar sebelum membalas sapaan adiknya itu. "Hoammm, konbanwa Fuuta,"

"Ah, biasanya Aoi atau Misaki akan berteriak dari dapur jam segini, karena ini sudah saatnya makan malam," Ujar Fuuta sambil melihat jam dinding di kamarnya.

"Kalau begitu, ayo berlomba seperti saat kita masih kecil,"

"Ah! Yang itu! Ayo!"

Fuuta dan Sakutaro berlomba, mereka berlari sambil bersenda gurau menuju ruang makan. Berlomba siapa paling cepat sampai ruang makan, ya, itulah yang Sakutaro maksud. Dan hasilnya adalah......

"Wow, kalian datang bersamaan kali ini ya, ahaha. Biasanya salah satu dari kalian langsung kegirangan karena sampai lebih dulu," Aoi terkekeh melihat tingkah Kaminoshima kyodai itu.

"Eh? Kemana Ko-nii dan Misaki?" Tanya Fuuta clingak clinguk mencari keberadaan dua makhluk yang tak ada disana. Aoi terkekeh kecil melihat kelakuan Fuuta.

"Mereka mengambil barang-barang milik Sakutaro,"

"Eh?"

"Ya, aku memutuskan untuk tinggal denganmu mulai malam ini. Setidaknya sampai waktuku tiba," Sahut Sakutaro sambil tersenyum kecut. Tak lama berselang, Kohei dan Misaki pun datang membawa sisa barang terakhir milik Sakutaro.

"Tadaima,"

"Okaerii. Ah, kalian datang tepat waktu. Saa~ ayo duduk, kita makan malam,"

-
-
-
-

"Ittadakimasu,"

TBC

.......................................................

Hey yoo~ update lagee ehehe. Maapkan diriku ini yang doyan bikin kalian nanges. //digeplak

Yak, maaf juga kalo ada typo ehehe soalnya aku ngerjain ini setengah ngantuk di awal chapter.

Dan terimakasih bagi yang sudah mampit~ jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote dan komen ya~

Okeh akoh mau lanjut maso dulu. //kabor

Sore jaa bye bye~

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro