Part 3: Memories
"Hemm, tempat ini lagi ya! Aku selalu bermimpi di tempat yang sama," ucapku dalam hati sambil tersenyum dan memandang keadaan sekitar.
Aku berada di tempat yang sungguh indah, dengan hamparan pepohonan yang rindang dan ada taman bermain untuk anak-anak.
Dahulu aku sering kemari di kala sedang merasa kesepian dan tak ada teman, dan aku berjalan sendirian kemari berharap ada yang bisa aku ajak bermain seharian disini.
Aku perlahan mendekat ke arah taman bermain itu sambil duduk disebuah ayunan yang dahulu aku sering duduk sendirian disini.
"Aku dulu sering duduk disini sendirian! Tapi yang tidak aku ingat kenapa aku sering kesini sendirian!"
Memori masa kecilku mengingat kembali kejadian dahulu saat aku masih kecil. Tapi, kenapa aku berada di tempat ini setiap hari bermain bersama.
"Heh!"
Aku kaget melihat anak laki-laki yang berlarian menuju tempat yang sedang ku duduki dan dia duduk dengan santai ya di tempat yang aku duduki.
"Yang benar saja! Kok aku tembus pandang sih, ini konyol sekali bukan," Aku melihat kedua telapak tanganku yang tembus pandang dan aku berusaha menggenggam benda yang ada disekitar, dan bahkan aku mencoba menyentuh bocah lelaki itu tapi tidak tersentuh sama sekali sampai aku berkata "Hei, ini lelucon bukan! Ada apa dengan diriku ini."
Aku kemudian beranjak dari ayunan itu dan melihat apa yang selanjutnya akan terjadi disini. Seakan mengingat sebuah sepenggal kisah yang pernah hilang dari ingatanku.
"Hah, sekarang ada anak perempuan! Ta-tapi dia mendekat ke arah bocah lelaki ini. Apakah mereka berdua berteman akrab, ya!" batinku berkecamuk dan memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya
"Kumohon sadarlah, kumohon!"
Aku mendengar samar-samar suara yang sedang berbicara. Tapi, itu suara siapa!
"Ehh, mereka kemana! Gawat aku kehilangan jejak mereka"
Aku bergegas berlari mencari keberadaan mereka berdua, kesana kemari aku berlari dan berharap aku bisa menemukan mereka berdua.
Tapi, seketika aku terperangah saat melihat mereka berdua yang hampir tertabrak oleh mini bus yang sedang melintas di jalan itu.
"Astaga! Awaaaasssssss...."
"Kumohon sadarlah! Jangan buat aku cemas..."
Seketika cahaya yang terang menyinari seluruh ruangan yang terlihat hampa itu.
"Sekarang aku berada dimana lagi ini!?" Aku terlihat sedikit kebingungan melihat ke kiri maupun kanan.
Sekarang pemandangan yang terlihat di hadapanku sesosok bocah lelaki yang tadi itu bersama anak perempuan yang berada di taman itu.
Namun, mereka sedang apa di pinggir sungai yang dikelilingi oleh padang rerumputan sejauh mata memandang dan aliran sungai yang tenang dan jernih untuk dilihat.
Sepertinya mereka membicarakan sesuatu, tapi aku tak bisa mendengar apa yang sedang mereka katakan berdua. Mungkin itu seperti sebuah janji antara mereka berdua kelihatannya.
Syuutt
Aku kembali lagi ke tempat dimana kejadian saat mereka berdua yang sedikit lagi ditabrak oleh mini bus itu, tanpa pikir panjang aku coba berlari untuk menyelamatkan mereka berdua. Berharap nyawa mereka bisa selamat.
Tapi, aku terlalu kolot ingin menolong mereka dan aku tak menyadari sekarang aku tembus pandang seperti sebuah hologram dan tak bisa menyentuh benda padat sama sekali.
Tapi, bocah lelaki itu melindungi anak perempuan itu dengan dekapan yang erat sekali. Walau, tubuhnya sendiri sedikit luka-luka akibat menyelamatkan anak perempuan itu.
Tapi....
.
.
.
.
"KUMOHON BANGUNLAAAAAAAHHHHHH!"
Saat itu aku terbangun dari dunia khayal ku, saat mendengar teriakan dari suara seorang wanita yang memohon untuk aku bangun dari tidur ini.
"Hah... Huh... Dimana aku!?"
"Akhirnya kau bangun..."
Dan betapa kagetnya aku saat wanita ini memeluk erat tubuhku dan menangis tersendu-sendu.
Sebenarnya apa yang terjadi sampai aku berada di rumah sakit, dengan kepala yang di perban menutupi luka yang ada dikeningku.
"Ada apa sebenarnya ini..."
Hiks
"Yang jelas kau sudah terbangun, itu saja sudah cukup bagiku...."
Aku hanya merasa bingung saja setelah aku menyelamatkan wanita ini kejadian selanjutnya tidak bisa aku ingat sama sekali.
"Aww... Sakit," Aku memegang kepala ku yang kini sudah di lilit oleh perban melingkar.
***
Cahaya mentari senja menemani diriku dikala sedang sendirian setiap harinya, aku biasa menghabiskan waktuku hanya duduk-duduk di sebuah ayunan yang ada di taman bermain.
Menikmati mentari senja yang mulai terbenam dan berganti menjadi malam dipenuhi oleh cahaya bintang dan bulan.
Tubuh kecil ini selalu sendirian duduk tanpa adanya teman menemani, hanya bermain dalam diam dan sunyi.
Esok harinya aku mulai kembali lagi ke taman bermain ini seperti sebelumnya hanya aku sendirian kesini, dan aku tak lupa ke tempat dimana aku sering menghabiskan waktuku bermainan ayunan.
Tapi, hari ini sedikit berbeda. Ada seorang anak perempuan yang sedang duduk di tempat biasa aku duduk. Dia tengah duduk sendirian di ayunan yang biasa aku duduk setiap harinya.
Perlahan aku mulai mendekat ke arah dimana ayunan itu berada dan hanya bisa melihat dirinya bermain sendirian. Hingga, dia menyadari karena aku memerhatikan dirinya tak jauh dari ayunan itu berada.
"Kenapa kau berdiri disana! Ayo bermain denganku, kan masih ada satu tempat yang kosong lagi disebelah sana," ucap anak perempuan itu mulai turun dari ayunannya dan menarik tanganku membimbing diriku untuk menaiki ayunan yang berada disebelahnya.
"Hemm" Aku membalas keramahan anak perempuan itu dengan senyuman manis.
Kami menghabiskan waktu bermain bersama hari itu, bahkan menjelang matahari mulai terbenam baru kami berpisah pulang dari tempat ini.
Dan besok aku mulai kembali lagi ke taman bermain tempat biasa aku menghabiskan waktuku hanya untuk bermain. Benar saja anak perempuan itu ada lagi hari ini, sejak saat itu aku merasa tak pernah kesepian lagi karena aku mempunyai teman.
Teman yang akan selalu bermain bersamaku setiap harinya. Hari pun mulai berganti, dan aku masih tetap bermain bersama.
Tapi satu hal yang selalu aku pikirkan, apa kebersamaan ini akan selalu abadi saat kita sudah dewasa nanti. Aku hanya takut jika saat kita sudah dewasa semua akan berubah dan kau tak mengenali diriku lagi.
Mungkin aku pernah jadi sahabat terbaikmu yang selalu menemanimu di kala sendiri dan dirimu juga selalu menemani diriku kala aku bermain sendiri.
Aku hanya bisa berserah pada sang waktu yang mengatur setiap detiknya, setiap detik yang berharga bagi kita.
Sebuah janji terikat saat kita sudah saling mengenal...
"Dan berjanjilah padaku... A.... Kan... "
Ucapan itu semakin samar-samar ku dengar. Aku cuma mengetahui sedikit janji itu dan dia berkata padaku di bawah pepohonan rindang yang lebat.
"Aku akan kembali lagi disini, tunggu saat aku kembali kita akan bersama lagi"
Selepas perkataan itu yang ku dengar terakhir kalinya, apa benar janji terakhir yang di ucapkan akan terwujud saat kita bertemu lagi disini, dibawah pepohonan yang rindang ini, dibawah langit yang cerah tanpa awan kelam.
"Aku berjanji. Kita akan bertemu lagi disini, ditempat ini!" ucapku yang melingkarkan jari kelingking antara kami berdua.
-to be continued-
______________________________________
Author: Selamat membaca semua, silahkan tinggalkan jejak kalian disini :)
-Terimakasih ~ Sankyuu-
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro