[🌏] 27 - Sebuah Kabar Buruk
Kenapa kamu tidak
bercerita,
kalau kabarmu sedang
seburuk ini?
🌏
Ghea menghela napas. Thalia sudah pulang beberapa menit yang lalu, dan hujan deras mengguyur kota. Aneh. Biasanya pada jam-jam segini, Jakarta masih panas.
Dia mengecek ponselnya. Surya belum menghubunginya sejak mereka bertengkar beberapa hari yang lalu. Di sekolah pun, mereka tidak saling berbicara. Surya tenggelam dalam pikirannya sendiri. Ghea jadi takut mengganggunya.
"Lo belum pulang?" Orion tiba-tiba saja ada di sebelahnya.
"Hujan gini, gimana mau balik?" Ghea mendengus. "Tumben hujan. Aneh."
Orion turut menatap jutaan tetesan air yang menghunjam tanah dengan begitu cepatnya. Ghea melirik cowok itu. Seharusnya dia senang bisa berduaan dengan Orion di saat seperti ini. Hanya saja, perasaannya masih kacau karena Surya, sehingga dia tidak bisa menikmati momen ini.
"Gue udah berpikir." Orion memulai percakapan. "Lo bilang, lo itu Bumi."
"Dan lo Bintang," Ghea tersenyum. "Inget aja."
"Gue menyadari hal lain. Surya, dia Matahari, kan?"
Ghea mengangguk. "Iya, dia Matahari. Dia Matahari gue."
"Karena itu lo sedih banget waktu kalian bertengkar?"
"Iya." Ghea menghela napas. "Udahlah, gue nggak mau ngegalau soal itu."
Orion tidak mengatakan apa-apa untuk beberapa saat. Ghea melirik cowok itu. Tatapan Orion yang tajam membuatnya luluh---dia suka tatapan itu.
"Lo tau, Bumi selalu terobsesi pada Bintang. Sejak dulu. Manusia membuat berbagai cerita soal bintang---Sky People, para dewa-dewi, mereka semua datang dari bintang." Ghea tersenyum. "Bintang yang nun jauh di sana selalu jadi objek kekaguman manusia."
"Tapi lo sadar kan kalau---"
Ghea tidak sempat mendengar apa lanjutan kalimat Orion karena ponselnya bergetar. Dia terkejut melihat nama Surya terpampang di layarnya.
"Bentar," ujarnya pada Orion, lalu mengangkat ponselnya. "Surya?"
"Ghe, lo bisa dateng?" Suara Surya terdengar bergetar.
Kepanikan menyusup ke dalam hati Ghea tanpa bisa dicegah. "Kenapa, Sur?"
"Nyokap gue...." Surya terdiam sebentar, terdengar menarik napas panjang. "Ibu... Ibu udah nggak ada, Ghe."
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro