I Choose To Love You
Di sebuah Kafe
Pon Pov
Siang ini aku dan Sailub sedang berada di sebuah kafe. Kami sedang menunggu pacarnya yang katanya akan menemui kami. Aku sebenarnya malas untuk bertemu dengan pacarnya karena.. aku menyukai Sailub. 😔
Tetapi.. Sailub tidak tahu akan hal itu karena aku terus memendam perasanku selama ini. Jadi saat ini aku terpaksa ikut dengannya dan dia mengatakan akan mengenalikan aku dengan pacarnya.
Beberapa saat kemudian..
Saat ini aku melihat ada dua orang yang sedang berpelukkan dengan eratnya tanpa menyadari perubahan rawut wajahku yang tersenyum dengan terpaksa melihat dua pasangan ini melepaskan rasa rindu mereka.
“🙂”
Aku mendengar gadis itu berkata dengan manja kepada Sailub.
“Phi… Aku benar-benar sangat merindukanmu..”
Aku bisa melihat Sailub yang masih memeluk gadis tersenyum dengan gembira dan sorot matanya terlihat sangat lembut.
Saat melihat hal ini.. rasanya hatiku sangat sakit dan retak. Meskipun.. kejadian di depan mataku terlihat mengharukan. 😔
“Aku juga merindukanmu sayangku.. Ah.. Ini kenalkan sahabatku yang sering aku ceritakan kepadamu..”
Aku mendengar Sailub mengatakan itu sambil menujuk kearahku. Senyumanku mungkin memang tidak sepenuhnya terpaksa karena aku tahu bahwa Sailub suka menceritakan tentang diriku kepada pacarnya.
“Hallo.. Namaku Thanapon, kamu bisa memangilku Pon..”
Aku mengatakan itu sambil tersenyum dan mengulurkan tanganku kepada pacar Sailub. Pacarnya segera tersenyum manis dan membalas uluran tanganku serta berkata dengan ramah.
“Hello juga.. Aku Jennifer dan Phi bisa memanggilku Jenni..”
Aku lalu memperhatikan gadis itu dari atas sampai bawah. Aku merasa pacar Sailub tidak terlalu cantik dan terlihat seperti gadis biasa dengan rambut sebahu yang terlihat mengembang, serta tingginya mungkin sekitar 150-160 cm. Kulitnya tidak terlalu putih dan gaya berpakaiannya juga terlihat biasa saja. 🙄
Apa yang Sailub lihat darinya? Sifatnya yang ramah atau tatapan matanya yang tajam?
---
Sailub Pov
Bruk!
Aku segera menangkap tubuh Jeni yang hampir terjatuh. Wajahnya sekarang terlihat pucat dan tubuhnya mengeluarkan keringat, tetapi.. dia terlihat tetap tersenyum.
“Jen, apakah penyakitmu kambuh lagi?”
Aku bertanya dengan nada lembut meskipun aku merasa khawatir kepadanya.
Yeah.. Jenni pacarku saat ini menderita penyakit Leukemia.. Dia tidak boleh terlalu lelah atau terkena sinar matahari terlalu lama.
Aku melihat Jenni menggelengkan kepalanya dan berusaha berdiri tanpa bantuan dariku.
“Hm.. Tidak Phi.. Aku hanya merasa sedikit pusing saja, mungkin karena terlalu lama terkena sinar matahari..”
Jenni mengatakan itu masih tetap tersenyum dengan manis. 😊
---
Pon Pov
Aku yang melihat pemandangan di depanku rasanya dalam hatiku sudah menangis. 🥺
“Bagaimana kalau kamu beristirahat di rumahku? Pon.. kamu bisa pulang sendiri naik taksi bukan?”
Sailub mengatakan itu sambil memeluk pinggang kekasihnya dan menatapku dengan sorot mata seperti meminta maaf.
“Hm.. Tidak masalah..”
Aku hanya bergumam, berkata singkat dan menganggukkan kepalaku. Aku hanya bisa memandangi kedua pasangan kekasih ini tanpa menujukkan banyak emosi.
“Aku duluan ya Pon.. Sampai jumpa lagi..”
Sailub mengatakan itu sambil memapah tubuh kekasihnya keluar dari kafe ini. Aku rasanya sangat ingin menahan tubuh Sailub dan memeluknya, sambil mengucapkan bahwa..
Aku mencintainya..
Berkali-kali di dekat telinganya, tetapi.. aku hanya bisa terdiam dan memandangi mobil Sailub yang saat ini sudah mulai meninggalkan tempat parkir kafe ini. 😔
Tubuhku segera terduduk lagi di bangku kafe ini dan air mataku mulai mengalir dari kedua mataku. 😭
I love you more than anyone in this world..
“Aku sangat mencintaimu.. Sailub..”
Aku menangis sambil menggenggam erat kalung yang Sailub berikan kepadaku. Aku menangis dengan keras sehingga orang-orang yang ada di dalam kafe ini mulai menatapiku dengan pandangan aneh.
Namun aku tidak mempedulikannya. Saat ini.. yang aku inginkan hanyalah menangis sekeras-kerasnya saja untuk menumpahkan perasaan yang aku rasakan.
Aku ingin membuat seluruh orang di sini tahu apa yang aku rasakan kepada Sailub dan betapa besar serta tulusnya perasaanku kepadanya. Aku benar-benar sudah lelah memendam perasanku selama ini kepadanya. 😣
I always.. Love you like this for every moment right now.. More than anyone in this world.. I will love you..
Aku selalu mencintainya sejak pertama kami bertemu, tetapi apa dayaku? Aku tahu sejak awal Sailub sudah mempunyai pacar dan tidak mungkin bisa mencintaiku melebihi cinta antara sahabat saja.
Jadi.. selama ini, aku hanya bisa berpura-pura tersenyum agar Sailub tidak perlu mengkhawtirkan diriku. Aku hanya bisa menujukkan bahwa aku selalu akan berada di sisinya dan mendukung kebahagiaan Sailub.
Aku tidak boleh egois bukan? Aku tidak ingin orang yang aku cintai merasakan menderita karena perasaan yang aku rasakan padanya. Aku juga tidak ingin orang yang aku cintai menjauh dariku hanya karena perasaanku ini. Aku akan melakukan semua hal asalkan Sailub bahagia, meskipun harus mengobarkan perasaanku. 😔
Namun sampai kapan? Sampai akhir kehidupanku?
Aku lalu mengambil ponselku dan mencari nama Sailub. Aku benar-benar sudah tidak bisa menahan perasaanku ini lebih lama lagi. Masalah nanti Sailub akan menjauhiku atau tidak.. pasti setiap tindakkan akan ada konsekuensinya bukan?
Yeah.. sekarang aku sudah siap menerima apapun yang akan terjadi. 😊
---
Sailub Pov
Drr.. Drr..
Pon Calling…
Aku segera tersenyum saat melihat siapa yang meneleponku dan aku segera mengangkatnya.
“Hello Pon.. Ada apa?”
Aku menjawab dengan suara lembut.
“Hm.. Sailub.. Aku ingin menyayikan sebuah lagu untukmu, bolehkah? Hanya sebentar saja..”
Aku mendengar suara Pon sedikit tersendat-sendat seperti dia menahan tangisnya sehingga alisku berkerut. 🤨
Ada apa dengan Pon?
“Sailub.. Bolehkah?”
“Ahm.. Iya.. silakan..”
Aku segera mempersilakan Pon bernyanyi tanpa banyak berbicara lagi.
---
Pon Pov
Saat mendengar Sailub memperbolehkan aku bernyanyi, aku segera bernyanyi lagu korea.
"Neol saranghagesseo eonjekkajina neol saranghagesseo jigeum i sungancheoreom i sesang maguboda neol saranghagesseo Sialub jeongmal saranghae..."
Setelah menyayikan lagu itu, aku tidak menunggu Sailub berkata-kata lagi. Aku langsung mematikan sambungan telepon dan air mataku kembali mengucur dengan deras, tetapi.. aku merasakan bahagia dan lega karena perasaanku sudah aku sampaikan kepadanya.
Apapun nanti jawaban dari Sailub, aku benar-benar sudah siap menerima konsekuensinya dan aku segera tersenyum tipis sambil menghapus air mataku. Aku lalu menatap matahari yang saat ini bersinar dengan ceria. 😊
I will love you.. I love you like this moment right now more than anyone in the world..
END
Vote and comment 😁🙏
Maaf kali ini benar-benar dikit one shoot nya n sedikit ambigu 😅
Semoga suka..
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro