15. Akhir dari segalanya
"Setiap pertemuan, pasti ada perpisahan."
Scorpio membalik tubuhnya. Ia melihat seseorang jatuh tak berdaya di lantai. Scorpio segera mendatangi gadis itu.
"Aquila, kamu tidak apa-apa?" tanyanya khawatir. Ia melihat ada luka sayatan di bahu kirinya.
Althea menghampiri gadis itu, "Aquila," lirihnya pelan. Aquila sempat berubah menjadi elang demi untuk menyelamatkan dirinya. Entah untuk yang ke berapa kalinya.
"Jangan pikirkan aku sekarang! Althea, cepat tangkap penjahat itu sekarang. Masukkan dia ke penjara dan Scorpio, cepat letakkan semua batu kehidupan di sana."
"Baik." Scorpio berlari kembali menuju tempatnya semula. Ia meletakkan satu per satu permata dari dalam kantungnya.
Pertama ada sapphire, Kedua ada emerald, ketiga ada mutiara, dan keempat ada rubi. Setiap permata memiliki maknanya masing-masing. Dan makna tersebut selalu mengingatkannya akan segala kejadian yang telah mereka lalui. Terakhir, ia meletakkan permata Amethyst. Permata berwarna ungu miliknya sendiri. Dua permata lagi, ada di Aquila dan Althea.
Perlahan, warna dunia itu kembali. Membuat Eris berteriak tak percaya. Kekuatannya melemah, bersamaan dengan munculnya beberapa warna. Ia berteriak ketakutan, "TIDAK, TIDAK, TIDAKKK!"
Althea dibantu para anggota keluarga kerajaan lainnya, membawa tubuh Eris yang melemah tak berdaya ke dalam penjara. Dunia ini benar-benar mendapatkan warnanya kembali. Lukisan yang terpanjang di dinding, laut yang berwarna biru cerah, langit yang kembali membiru, serta pohon yang kembali menghijau segar.
Scorpio datang padanya, lalu memeluk gadis itu erat.
"Terimakasih," lirihnya pelan.
"Terimakasih kembali, Pio," balas Althea.
"Woi! Lo pada tolongin gue kenapa dah! Tangan gue lagi luka begini!?" jerit Aquila sambil memegangi lengannya yang terluka. Sebenarnya tidak terlalu parah, tetapi namanya juga Aquila. Suka melebih-lebihkan.
Althea dan Scorpio segera menghampiri gadis itu. Serta seorang wanita paruh baya yang ikut menyempil di antara ketiganya.
"Halo, saya Ibunya Scorpio. Saya ingin mengucapkan terimakasih banyak atas bantuan kalian terhadap dunia kami," ucap Ibu Scorpio tulus.
"Dan luka kamu, bisa saya sembuhkan dengan mantra. Setelah pergi dari sini, luka kamu tidak akan lagi terasa apa-apa, Aquila," ujar Ibu menjelaskan.
"Kok tau nama saya, Aduh buu, sakit!?" Ibu Scorpio menyentuh lengan Aquila, membuat Aquila menjerit kesakitan.
Tak lama setelahnya, Ibu Scorpio mengelus pundak itu pelan dan mengucapkan mantra. Ajaib, luka itu hanya tersisa seperti goresan saja.
"Maaf, untuk goresan itu tidak bisa saya hilangkan. Anggap saja itu kenang-kenangan dari dunia kami," ucap Ibu Scorpio lagi.
Aquila ingin mendengus kesal. Kulit mulusnya jadi harus tergores karena penyelamatan ini. Tetapi ia urungkan mengingat di depannya adalah orang baru. Tidak sopan rasanya dia mengatakan seperti itu.
"Setelah kalian melepaskan permata dari diri kalian, kalian harus segera kembali ke dunia kalian," ujar Scorpio.
"Kenapa?" tanya Althea heran.
"Kalian tidak punya penyokong kehidupan lagi. Ini bukan dunia kalian, kalian bisa saja mati di sini," Althea bergidik ngerti. Jangan sampai itu terjadi.
Althea melepaskan kalungnya, lalu memberikannya pada Scorpio. Begitupula Aquila yang melepaskan cincinnya. Tak lama kemudian, Scorpio mengembalikan kalung milik Althea dan mengganti bandulnya dengan sebuah permata lain. Scorpio juga mengembalikan cincin milik Aquila dengan permata lain. Bukan permata kehidupan.
"Ini sebagai janjiku padamu, Aquila. Dan ini sebagai kenang-kenangan untukmu, Thea," ucapnya seraya tersenyum lebar.
"Gue dapat juga?" tanya Althea tak percaya.
"Ya sudah, sih. Gak usah norak," cibir Aquila. Rupanya sifat perempuan itu telah kembali lagi.
"Bagaimana jika kalian sendiri yang meletakkan permata itu di tempatnya?" tawar Scorpio. Keduanya mengangguk setuju.
Mereka meletakkan permata itu pada tempatnya. Dan terdengar seluruh anggota kerajaan bersorak bahagia.
Setelah itu, Scorpio mengantarkan keduanya menuju pohon kehidupan yang ada di belakang istana.
"Dari sini, kalian bisa langsung kembali ke dunia kalian. Aku ucapkan terimakasih sekali lagi karena kalian mau membantuku. Aku harap kalian tidak akan melupakanku," ucap Scorpio mendadak melankolis.
"Setelah ini kita tidak bisa bertemu lagi?" tanya Althea ikut sedih. Scorpio menggeleng pelan. "Dunia kita tidak terhubung lagi, Thea."
"Gue boleh meluk lo untuk terakhir kalinya?" tanya Althea ragu.
"Aku akan memelukmu terlebih dulu," Scorpio langsung memeluk Althea erat. Setelah puas, baru ia lepaskan dan berganti menatap Aquila.
"Aku tidak tahu, kamu butuh pelukanku atau tidak. Tapi setidaknya, aku juga akan merindukanmu Aquila. Terimakasih banyak!" ucap Scorpio lalu memeluk gadis itu erat.
Aquila hanya diam saja. Ia membeku untuk sesaat. Namun, tangan gadis itu membalas peluka Scorpio tak lama setelahnya.
"Udah pelukannya. Gak usah kelamaan!" Sifat Aquila kembali lagi. Dengan segera, Scorpio melepaskan pelukan mereka.
Aquila dan Althea masuk ke dalam pohon ajaib, setelah itu pintu ditutup. Yang mereka lihat hanya cahaya putih terang saja. Setelah cahaya itu menghilang, mereka segera membukanya dan keluar dari lemari Althea.
"Terimakasih, La," ucap Althea tulus. "Gue senang bisa jadi teman lo."
Aquila berbalik badan, lalu berjalan dengan angkuh, "Gue juga. Senang bisa punya temen norak kaya lo. Kita tetap begini ya, jangan berubah kaya orang gak kenal lagi. Gue risih."
"Iya," ucap Althea setelah itu ia hanya tertawa menanggapi ucapan Aquila.
***
Huaaaa ga terasaa udah Ending!
Setelah ini masih ada Epilog. Tenang ajaaa gaiss😉
Salam cintaaah💙
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro