Chap 8
!!WARNING!!
•Karakter" Boboiboy hanya milik Monsta.
•Author hanya meminjam karakternya.
•Karakter lain ialah OC author.
•Alur cerita murni karangan author.
•Mohon maaf apabila ada kesalahan penulisan atau kata yang tidak pas ataupun kata yang tidak pantas.
~Selamat Membaca~
"Kak Hali!"
Pemuda yang merasa namanya dipanggil pun segera menoleh kearah sumber suara. Langkah kaki yang terdengar berlarian perlahan mendekat padanya, hingga akhirnya berhenti tepat di sebelahnya.
"Dicariin dari tadi, taunya lagi disini. Ngapain sih?" Gerutunya
"Cari angin" Jawab Hali singkat
"Hidih..sempet-sempetnya, lagian ngapain angin dicari segala?"
"Ck, ada apa Blaze?"
"Oh iya..itu, tadi Kak Gem nyariin..nyuruh Kak Hali balik ke Villa terus BERESIN TUH BARANG BAWAAN SENDIRI AH PEGEL TANGANKU TAHU JADI KORBAN!! MANA BANYAK LAGI----"
"--kan ngegass jadinya~" Sambungnya lagi sesaat dirinya menghela nafas panjang.
"Jadi?"
"Astaga...KOK MALAH NANYA JADI SIH?!" Tanya Blaze emosi
" Ya terus harus gimana?"
"KAYANG! YA MASUKLAH HERMANN!! TERUS BERESIN!" Emosi Blaze yang mulai tak tertahankan pun, heran dengan kakaknya yang satu ini.
Halilintar hanya berdehem sambil berjalan meninggalkan Blaze. Membuat Blaze kembali menggerutu kesal
"Yang telat sampai villa traktir ice cream 2 mangkuk!" Ujar Hali tiba-tiba dengan kekehan kecilnya, dan langsung berlari secepat kilat meninggalkan Blaze yang masih terdiam. Sesekali jahil boleh kan...
Sementara Blaze yang masih sedikit loading hanya menatap kakaknya bingung "Eh?? APA?! WOY KAKAK CURANG!!!" Teriaknya setelah ia menyadari perkataan kakak sulungnya itu sambil berlari.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Anu Lin, ada--"
"Udah diem kamu Gem, gak usah nyari alasan ya!"
"Tapi itu--"
"Wulan~mau lakban atau lem?"
"Hidih..kenapa juga kamu harus kek gini?" Sewot Sua
"Ya itu karena kalian yang--"
"Woy!" Indri menyahut galak. Kenapa? Karena dia sudah tak habis pikir lagi melihat kelakuan teman-temannya juga adiknya itu.
Melihat mereka minus Azlina tengah duduk bersila sembari mengenakan kalung yang terbuat dari bumbu dapur(bawang, cabai, dll), juga banyaknya asap yang mengepul di villa nomor 5 itu berbau kemenyan ditambah Azlina yang tengah menyipratkan air doa pada mereka yang sedang terduduk.
Menoleh kebelakang. Azlina pun berjalan mendekati sang empu.
"Indri..oh ada Hali, Blaze juga..dari mana kalian?" Tanya Azlina seraya tersenyum sangat manis
Saling tatap satu sama lain, ketiganya mengernyit heran.
"Kau kenapa?" Tanya Hali
"Aku..kenapa? Hm kenapa ya~" Bukannya menjawab, Azlina malah berkata demikian.
"Udah gak waras kali kak, ruqyah aja" Bisik Blaze.
"Udah-udah, ngapain sih kamu gak ada kerjaan banget pake nyalain kemenyan segala lagi. Kalian juga ngapain ngikutin?" Sinis Indri
Mereka yang sedari tadi hanya duduk pun langsung berdiri dan melepaskan kalung abal-abalnya itu.
"Maunya sih enggak, tapi kita di cubit nya tau mana sakit banget lagi!" Ketus Fang sambil menunjukan lengannya yang terdapat banyak cubitan
"Tadi sih kita lagi ngomongin tragedi-tragedi kapal laut terus berfikiran kalau itu terjadi pada kita.." Sahut Thorn dengan polosnya
"Haduh pantesan--"
"BAU APAKAH INI???! KENAPA RUANGAN KEBENARAN INI BAU KEMENYAN HAHH?!" Teriak Cikgu Papa heboh yang baru saja kembali dari rapat bersama dengan Bu Mara
"Anak-anak, apa yang sedang kalian lakukan?"
"Jangan tanyakan pada kami. Tanya saja Azlina" Jawab Indri
Yang disebut namanya pun hanya terkekeh ringan sembari menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal.
"Iya bu, kami tidak tahu apa-apa. Kalau begitu kami ke kamar dulu ya bu..mau kembali mengemas barang.." Ujar Sua yang dianggukki setuju oleh yang lain, lalu dengan segera pergi ke kamar masing-masing meninggalkan Azlina.
Azlina yang ditinggal pun hanya terdiam, ah ia sedikit menyesal..kenapa juga dirinya menyalakan kemenyan. Tapi itu semua juga gara-gara temannya kan?:v Ia pun menoleh kikuk pada kedua gurunya yang menatapnya dengan tatapan seolah mengatakan 'ayo jelaskan'
"Jadi? Bagaimana caramu menghilangkan bau kemenyan yang sangat menyengat ini wahai anak muda??"
"Erkk..ehehehehe"
⟨⟨Skip Time⟩⟩
"Wahh akhirnya kita kembali ke Indonesia!! Huhu aku rindu dengan kari kambing buatan ibuku" Kata Gopal yang sangat mendramatis itu.
Fang melirik datar "Ya ampun..makanan saja yang kau ingat"
"Heheh bukan Gopal namanya kalau tidak membahas makanan"
Semuanya kembali terdiam, fokus pada kesibukan masing-masing. Rasanya agak sedih sih mengingat hanya beberapa hari saja mereka study tour di korea, masih banyak tempat yang belum mereka jelajahi..cih, kenapa harus ada kendala segala. Menyebalkan sekali
Di tengah perjalanan, bus pun berhenti sejenak berniat mengisi bahan bakar dan meregangkan badan yang lelah berapa jam hanya duduk diam.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Cih, santet temen sendiri gak dosa kan?.." Rutuk Sua pada ketiga temannya, yang sudah tega meninggalkannya sendirian di toilet.
BRUKK
"Aduhh, eh Ice?" Ringis Sua sedikit kaget karena tidak sengaja menubruk Ice yang tengah berdiri membaca buku di depan pendopo.
Melirik kebawah, Sua mendapati buku Ice yang tak sengaja terjatuhkan itu. Dengan cekatan dirinya berniat mengambil buku tersebut, tapi tak disangka sang pemilik buku pun ternyata melakukan hal yang serupa. Hingga tak sengaja tangan mereka saling bersentuhan satu sama lain.
Tersentak, refleks keduanya saling bertatapan. Setelah seperkian detik terlihat sedikit garis rona merah di kedua pipinya dan Ice pun tak jauh berbeda yang wajahnya kini sudah berubah menjadi merah padam.
Apa ini? Kenapa tiba-tiba jantung mereka berdetak dengan cepat?
Tak kuat saling tatap terlalu lama keduanya dengan segera berdiri lalu saling membuang muka ke sembarang arah.
"E-eh sorry..a-aku tak sengaja.." Ujar Sua gugup
"Gak kok, gak apa-apa..sans aja.." Jawab Ice sambil berusaha menetralisir kan air wajahnya kembali.
"Hmm.."
Lenggang, keduanya tiba-tiba merasa canggung. Bingung memulai percakapan.
"S-sendiri disini?" Tanya Sua sembari merapihkan rambutnya yang sedikit berantakan
Ice hendak menjawab tetapi suaranya tercekat kembali, apabila dirinya sedikit terpana oleh damage yang diberikan Sua "C-cantik..." Gumamnya yang masih bisa terdengar oleh Sua
Syalala lala lala~ Syalala lala lala~ *sfx
Aciee Cieee~ otw bikin scene titanic ah~
//SIKE// Digampar SuI (Sua-Ice) Awkwkwk
Tersentak. Sua menoleh cepat kearah Ice, kini wajahnya pun berubah menjadi merah padam. "Y-ya?" Tanyanya refleks
"Ah t-tidak maksudku...iya aku ingin menyendiri, malas dengan saudaraku yang lain. Em..a-apa kau bisa menemaniku disini?" Menutup cepat mulutnya. Ice merutuki dirinya sendiri, kenapa tiba-tiba mengajaknya bersama? Ayolah, bagaimana kalau nanti dia salah bicara???
"Oh..b-boleh deh, sekalian nunggu temenku yang lain" Jawab Sua malu.
"O-oke..kita duduk disebelah sana saja.." Ajak Ice
"Yaa.."
Dan lenggang kembali, mereka benar-benar terjebak di situasi canggung sekarang. Mereka terlalu sibuk merutuki detak jantung masing-masing yang malah terasa berdetak lebih cepat dua kali lipat.
"Oh..apa kau, punya seseorang?" Tanya Ice berusaha menghilangkan keheningan. Shit kenapa bertanya aneh begitu?
Mengernyit tak mengerti "H-hah? Maksudnya??"
"Eh maksudku..teman..?"
"Hm? Punyalah..masa enggak?" Jawab Sua yang sedikit bingung
"Maksudku itu...teman hidup..ya begitulah.." Jelas Ice sedikit ragu
Tersenyum samar Sua menjawab "Ohh..pacar? Gak punya..tapi, ada seseorang yang aku sukai saat ini"
Melirik ke arah Sua, Ice menatap lekat padanya. Dan dari tatapannya itu Sua menyimpulkan bahwa Ice seakan bertanya 'siapa?'
"Siapa?" Binggo. Benar dugaan Sua, ah kenapa Ice bertanya seperti itu? Sudah jelas orang yang ia sukai itu........ya cowoklah=>=
"K-kenapa kau ingin tahu?" Tanya Sua memalingkan wajahnya
"Ah..t-tidak..bukan apa-apa." Jawab Ice sedikit lirih
"Kau?" Tanya Sua lagi..
Menatap langit yang dihiasi bintang Ice melepaskan topi yang masih dipakainya itu "Yah aku juga begitu. Ada seseorang yang kusukai saat ini..dia satu-satunya gadis yang membuatku tertarik pada apa itu cinta. Dari sekian banyak gadis yang mendekatiku..baru kali ini ada yang membuatku terus memikirkannya" Jawab Ice apa adanya
"Tapi masalahnya...aku tak tahu bagaimana caranya mengungkapkan perasaanku ini.." Sambungnya lagi
Melirik Ice sekilas Sua berdehem lalu.. " Yah tinggal bilang saja kalau kau mencintainya. Mudah kan?"
"Mudah ya, akan kucoba..padamu dulu. Boleh?" Tanyanya sambil mengalihkan pandangannya pada Sua dengan tatapan yang lembut
"Eh?? K-kok aku sih?" Kata Sua kembali menampilkan rona merah diwajahnya. Apa ini?? Ahh bisa-bisa dirinya over salting
Ice tak menjawab dia tetap pada posisinya menatap Sua lembut dan tersenyum sangat manis.
Waw impresif🗿
"B-baiklah..terserah" Akhirnya Sua mengalah
Menarik nafas dalam-dalam, Ice merubah posisi duduknya kini menghadap Sua. Meraih kedua tangan gadis itu, Ice memegangnya erat namun lembut lalu kembali menatap lawan bicaranya itu "Sua, aku menyukaimu, karena dirimu begitu sederhana..tetapi kesederhanaan itu sangat istimewa di mataku."
Menghela nafas panjang, Sua membalas "Ya aku juga, udah sekarang kamu bilang sana ke orang yang kamu suka.." sembari melepaskan kedua tangannya dari pegangan Ice.
Tersenyum lebar nan manis Ice pun menjawab "Udah, baru aja.."
"H-hah? Maksudnya?" Malu bercampur senang, ia menatap balik pada Ice. Kini rona merah itu menyebar keseluruh area wajahnya. Panas..rasanya panas sampai ke dadanya, jantungnya pun kembali berdetak dengan cepat. Oh ayolah..jangan buat dirinya merasa GR seperti ini.
"Aku tahu kau pasti tahu" Jawabnya santai
"J-jadi orang yang kamu suka itu..aku?"
"Iyaa Sua"
*Dahlah, gk bisa scene romance
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro