Chap 7
!!WARNING!!
•Karakter" Boboiboy hanya milik Monsta.
•Author hanya meminjam karakternya.
•Karakter lain ialah OC author.
•Alur cerita murni karangan author.
•Mohon maaf apabila ada kesalahan penulisan atau kata yang tidak pas ataupun kata yang tidak pantas.
~Selamat Membaca~
"Padahal kalian sudah tahu jadwal waktu untuk bersiap kan?! Setidaknya satu atau dua orang ingat akan hal itu..tapi ini..semuanya lupa?? Dan lagi bukannya merenungi kesalahan kalian, tapi bisa-bisanya kalian malah pergi bermain sendiri?!"
"Kalian pikir ini acara jalan-jalan sendiri hah?! Acara liburan kalian begitu?!"
"Kalau ada apa-apa pada kalian bagaimana?! Apa kalian tidak memikirkan keselamatan diri dan perasaan orang tua kalian jika mengetahui sesuatu terjadi pada anaknya?!"
Tak ada yang merespon dengan kata-kata. Hali, Ice dan Solar hanya memperlihatkan ekspresi datar. Gempa, Fang, Yaya, dan Ying hanya manggut-manggut saja. Taufan, Blaze, dan Gopal hanya cengengesan tak jelas. Thorn, Azlina, dan Wulan menundukkan kepalanya karena takut. Sementara Sua dan Indri memasang wajah malas dan terlihat tak peduli.
Dasar..anak-anak gatau malu:v
"Tetap berdiri disini, dan jangan bergerak! Sesudah makan malam nanti kalian harus membersihkan piring-piringnya sebagai hukuman!" Marah Pak Kassim pada BoEl dan kawan-kawan. Lalu dengan segera Pak Kassim pun meninggalkan ke-15 muridnya itu ditengah lapangan luas yang berada tak jauh dari villa.
"Hahh~ terserahlah pak~" Gumam Blaze
•
"Thorn? Sudah belum?" Tanya Taufan yang setia berdiri di depan pintu toilet menunggu adiknya itu.
"Sudah kak" Sahutnya sembari membuka pintu tersebut.
Baru saja tiga langkah, dari arah belakang terdengar seseorang memanggil nama mereka berdua.
Menoleh kearah sumber suara, keduanya tersentak kaget ketika melihat siapa pelaku yang memanggil namanya. Ia adalah....Pak Kassim beserta guru lainnya.
Berjalan cepat mendekati kedua muridnya, terlihat raut wajah pak Kassim seperti menahan kesal.
"Kalian jelaskan di villa nanti.."
•
"Hah pegal.." keluh Wulan
"Sabar gengss....sebentar lagi juga disuruh masuk" Ujar Sua santai
"Kenapa di suruh nyuci piring segala sih? Harusnya kan yang marah kita karena ditinggal..kok malah si Kassim yang marah?" Tukas Blaze tak terima
Tak!
Menjitak puncak kepala Blaze dengan penuh kasih sayang Gempa berujar "Jaga bicaramu Blaze, tidak sopan hanya dengan memanggil nama. Lagipula, ini salah kita juga"
Mengaduh pelan sembari mengusap kepalanya, Blaze pun hanya bergumam-gumam tidak jelas.
Ice melirik satu persatu pada saudaranya lalu berkata "Hoamm, benar-benar ya...ini akan menjadi kenangan yang tak akan pernah ku lupakan"
Mereka yang mendengarpun, hanya tersenyum tertahan. Sungguh hari yang sangat konyol bagi mereka.
=====
"Ah begitu ya?...hmm baiklah, tapi apa tidak bisa di-- ah iya iya t-tidak apa-apa. Baiklah terimakasih atas bantuannya pak"
Mematikan telepon secara sepihak, Pak Kassim menghela nafas kasar sembari menatap staff guru yang tengah berada diruangannya sekarang.
"Hah...kenapa study tahun ini rasanya tidak karuan?" Tanyanya yang langsung mendudukan diri diatas sofa panjang.
"Jadi bagaimana pak?"
Berpikir sejenak, lalu menjawab "Yah..mau tau mau kita harus....."
Semua guru yang berada disana hanya mengangguk paham sebagai jawabannya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Ishh banyak sekali piringnya......huhu aku ingin tidur" Kata Ice sedikit mendrama.
Melirik malas, Halilintar menepuk pelan pundak adiknya itu "Dahlah, cepetan gak usah ngeluh.."
"Yaampun...malesin banget sih, yaudah semuanya buruan ah aku juga ingin tidur nih" Kata Fang yang cekatan memisahkan piring dan gelas kotor di hadapannya itu.
Tanpa babibu lagi..mereka yang terkena hukuman itupun dengan cepat menyelesaikan pekerjaannya. Bahkan saking fokusnya tak ada yang bergeming satupun, hening ocehan..hanya terdengar dentingan piring, gelas, sendok yang disimpan di rak nya tersendiri.
⟨⟨Skip Time⟩⟩
"Kok...kita malah disuruh ngumpul gini sih?"
"Entahlah, harusnya jadwal kali ini ke gunung...Hallasan ya?"
"Duhhh panas lah.."
"Apalagi sih ini guru banyak maunya banget.."
Beberapa murid yang sedang berbaris dilapangan kemarin itu terdengar mengeluh ketika mendapati perintah gurunya untuk berkumpul di sana.
Tak butuh waktu lama, akhirnya para guru pun telah tiba, dan langsung berbaris berbanjar tepat dihadapan murid-murid tersebut.
"Baiklah, sebelumnya bapak mau meminta maaf terlebih dahulu karena acara study tour ini sedikit terganggu. Dikarenakan ada beberapa hal yang ingin bapak jelaskan pada kalian semua."
"Seperti yang kalian tahu, target perjalanan study tour kita ini terdiri dari enam tempat wisata. Dan dari ke enam tempat wisata tersebut kita baru terlaksanakan tiga tempat, yang pertama O'Sulloc Museum, Museum Jeju Folk Village, dan Jembatan Seonimgyo. Walau ada satu kelompok yang tertinggal." Yang merasa pun hanya tersengih.
"Itu artinya, tersisa tiga tempat lagi yaitu Gunung Hallasan, Gua Manjanggul, dan Tebing Jusangjeolli. Tapi sangat disayangkan kita harus membatalkan acara tour tersebut."
Menghentikan kalimatnya sejenak, Pak Kassim menatap layar handphonenya sekilas lalu kembali berbicara.
"Jika kalian bertanya kenapa? Itu karena ada beberapa kendala di bagian cuaca dan pembatasan mendadak dari tempat destinasi wisata tersebut. Karena itu, bapak ingin meminta maaf sebesar-besarnya karena Study Tour tahun ini kita hanya bisa mengunjungi sebagian tempat wisata."
"Tapi bapak berharap dengan adanya kendala ini tidak menjadikan semangat kalian menjadi menurun bahkan hilang. Berkemungkinan besar kami guru-guru disini akan mengadakan rapat untuk menyelesaikan kendala ini dengan baik. Bapak juga berharap kalau kalian bisa memakluminya dan tetap semangat walau apa yang terjadi"
Para murid pun hanya saling melempar pandang walau dari air wajahnya tersirat rasa kekecewaan. Tapi, tak ada yang berani memperlihatkannya secara terang-terangan.
Mereka hanya berbisik satu sama lain. Tapi ada juga yang merasa bersyukur karena akhirnya mereka bisa cepat pulang dan kembali kerumah berkumpul bersama keluarga.
"Baik pak..kami mengerti" Semua pun menjawab demikian secara bersamaan.
Pak Kassim pun mengangguk mantap "Bapak ucapkan terimakasih banyak atas pengertian kalian semua. Bapak usahakan jadwal yang terganggu ini akan digantikan dengan hal yang lebih baik untuk kalian semua, kalau begitu..kita putuskan untuk kembali pulang ke Indonesia di hari esok. Sekarang kalian bisa kembali ke villa masing-masing dan mulai mengemas barang bawaan"
"Baik Pak.."
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro