Chap 5
!!WARNING!!
•Karakter" Boboiboy hanya milik Monsta.
•Author hanya meminjam karakternya.
•Karakter lain ialah OC author.
•Alur cerita murni karangan author.
•Mohon maaf apabila ada kesalahan penulisan atau kata yang tidak pas ataupun kata yang tidak pantas.
~Selamat Membaca~
"Baiklah anak-anakku sekalian..seperti yang kalian lihat sekarang kita sudah berada di Museum Jeju Folk Village. Untuk study tour kali ini kalian bebas bermain sesuka hati, tak ada hal yang harus di catat ataupun dikerjakan..ya, kalau mau juga tidak apa-apa. Silahkan nikmati waktu kalian disini, tapi ingat jangan sampai kaliaan tersesat. Dan, jika sudah memasuki waktu untuk pulang kita kembali berkumpul di titik temu ini. Paham?" Ujar Pak Kassim dengan tegasnya.
Semuanya menjawab serentak dan mulai berpencar menulusuri wisata museum kali ini. Tentu mengambil gambar indahnya pemandangan adalah check point pertama bagi mereka, alasannya? Ya, untuk kenangan-kenangan bersama, ada juga yang berbelanja cendra mata sebagai bentuk hadiah untuk keluarga tercinta.
"Wah Kak Upan Kak Blaze kita kesana yuk!" Ajak Thorn antusias sambil menunjuk tempat yang dimana terdapat deretan bunga-bunga yang cantik khas pulau Jeju, keduanya tersenyum manis dan mengiyakan permintaan si adik terpolos mereka.
"Aku mau duduk disini saja, kalian berkeliling lah kalau mau. Aku malas" Ujar Halilintar yang senantiasa datar
"Aku ikut Kak Hali" Sahut Ice singkat. Jelas. Dan menyebalkan
"Eh? Em...baiklah kalau begitu kita mau kemana?" Tanya Solar yang sedikit kebingungan.
"Hm...bagaimana kalau kesana?"
Semuanya menoleh kearah yang ditunjuk oleh Azlina itu, bertatapan sesaat lalu mengangguk tanda setuju.
"Baiklah Kak Hali, Ice kita mau kesana dulu ya, kalian tunggu saja disini..jangan kemana-mana! Nanti tersesat, susah juga nyarinya." Omel Gempa yang begitu khawatir pada dua saudaranya ini.
Halilintar dan Ice bersweetdroop ria sambil menatapi kepergian teman-temannya itu.
"Kenapa Kak? Kakak sakit?" Tanya Ice tanpa menoleh sang empu nya.
Menoleh sebentar pada Ice lalu menjawab "Hm? Tidak." Singkat, dan datar tentunya.
"Wajahmu pucat sekali" Kata Ice sembari memakai earphone yang dibawanya.
"Kau pun sama"
"Hoamm....yah, wajahku kan memang selalu pucat jadi tak aneh lagi." Ujar Ice sambil menyenderkan kepalanya pada pundak sang kakak.
Hali mendengus pelan ketika mengetahui rasa kantuk adiknya yang satu ini kambuh. Dan ya, tak perlu waktu lama Ice sudah tertidur lelap.
Biarlah, jarang-jarang kan ia seperti itu fikir Halilintar. Kemudian ia tersenyum geli saat melihat wajah menggemaskan milik Ice yang tengah tertidur pulas.
.
.
.
.
.
.
.
"Wah hei kalian sini, lihat bunga yang satu ini benar-benar cantik." Ujar Taufan heboh sambil mengambil beberapa gambar bunga tersebut.
Berlari kecil mendekati sang kakak, lalu.."Mana kak mana??" Tanya Blaze dan Thorn yang tak kalah hebohnya.
"Wahhh ini benar- benar cantik!!" Seru keduanya ketika melihat bunga yang ada dihadapannya itu.
"Thorn lihat ini.." Seru Blaze. Thorn pun mendekati kakaknya itu.
Sementara Taufan hanya tersenyum bahagia, melihat kedua adiknya yang merasa bahagia pula.
Mereka bertiga begitu menikmati waktu bersamanya, seperti senda gurau, bermain, dan melakukan banyak hal lainnya. Sungguh saat itu rasanya benar-benar menyenangkan.
Tapi entah kenapa Taufan merasa begitu terenyuh dengan suasana kali ini, ia merasa sedikit berbeda dari biasanya..ia merasa senang dan bahagia tapi di waktu yang bersamaan entah mengapa rasanya begitu sesak, dan menyakitkan. Ada apa ini? Kenapa?
Butiran air bening tanpa permisi melewati kedua pipinya yang putih. Taufan sedikit tersentak ketika ia mendapati bahwa dirinya menangis tanpa sebab. Menyeka air matanya yang mulai mengalir dengan deras, iapun mencoba mengabaikan perasaan anehnya ini dan berusaha tersenyum seperti biasanya lalu kembali bermain bersama kedua adiknya itu.
"Kak Taufan sedang apa disitu terus? Sini sini.." Ajak Thorn
"Ah? I-iya..tunggu sebentar.."
.
.
.
.
.
.
.
"Eh gengs, kita foto-foto disitu kuy" Ajak Azlina
"Hm..boleh aja sih..kuy lah" Jawab Sua, tapi tunggu--
Sebelum dirinya mengikuti langkah Azlina, ia melirik pada dua sahabatnya yang lain. Ya siapa lagi kalau bukan Indri dan Wulan.
Semenjak kejadian malam tadi, Indri dan Wulan tidak berbicara lagi satu sama lain. Karena penasaran dirinya langsung melirik pada Yaya yang datang bersamaan dengan si kakak beradik itu.
Tanpa perlu mengeluarkan suaranya, Yay telebih dahulu memahami tatapan yang diberikan Sua padanya. Pada akhirnya, Yaya menceritakan semuanya tentu di luar kamar.
"Oi! Kalian ikut tidak?" Tanya Sua sembari jalan mendekati keduanya yang tengah fokus pada handphone.
Wulan menjawab dengan anggukan, sementara Indri hanya berdehem saja tanpa ada keinginan untuk menatap lawan bicaranya itu. Sua yang mendapati respon seperti itu hanya terkekeh kecil.
"Yaya, Ying ayo..kalian juga ikut foto bersama kami."
"Eh? Kami?..m-memang tak apa-apa?" Tanya Yaya sedikit gugup begitu juga dengan Ying.
"Tentu saja, memangnya kenapa? Lagian kita juga tidak mengigit kan.." Kata Azlina sambil terkekeh ringan.
"O-oh..hehe iya baiklah kalau begitu.."
Pada akhirnya duo Y pun ikut sibuk berfoto ria bersama keempat gadis absurd tersebut.
"Oke fix kita gak diajak. Padahal aku kan sudah tampil dengan tampan seperti ini" Narsis Solar
"Hehehe sudahlah kita jangan ganggu mereka"
"Yaps, kalau kau mau kita kan juga bisa berfoto bersama"
"Hah betul tuh kata Fang, meh lah kita juga foto bersama" Sahut Gopal
"Oke, oke.."
Cukup lama mereka semua menghabiskan waktu di Museum Jeju Folk Village tersebut, akhirnya waktu untuk pulang pun sudah tiba. Lalu dengan cekatan mereka semua kembali berkumpul ke tempat titik kumpul sebelumnya dan bersiap untuk kembali ke Villa.
Hm, kalau kalian bertanya bagaimana dengan gadis bernama Naila itu? Jawabannya ialah..sebelum Indri, Wulan, dan Yaya kembali ke Villa. Mereka memutuskan untuk segera melaporkan perbuatan gadis nyeleneh itu. Pada sjapa? Pak Kassim lah....
Kenapa? Katanya tidak akan dilaporkan dulu? Ya karena mereka tidak mau kalau kejadian yang sama terulang lagi dan lagi. Apalagi kalau Naila sampai membawa gengnya kan males, ribet, nyusahin. Jadi ya sudah, mereka memilih untuk melaporkannya saja.
Dan ku yakin kalian pasti bisa menebak apa yang terjadi pada Naila and the Gengs. Yap, mereka mendapat peringatan pertama dari Pak Kassim ets--jangan salah..peringatan pertama yang diberikan Pak Kassim itu tidak main-main.
"Bagaimana anak-anak? Apa kalian merasa puas bermain seharian?" Tanya Pak Kassim.
"Wohoo!! Sangat puas pak, ini sangat menyenangkan!" Sahut salah satu siswa sembari melompat kegirangan, entah apa saja yang sudah ia lakukan...
Pak Kassim serta guru yang lainnya hanya tertawa kecil melihat tingkah laku siswa tersebut, juga yang lain yang merasa sama senangnya.
"Syukurlah kalau begitu. Tapi sayangnya waktu kita sudah habis disini, kita lanjutkan study tour dihari esok. Ayo semua..kembali ke bus masing-masing"
"Iya Pak.."
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro