Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chap 4

!!WARNING!!

•Karakter" Boboiboy hanya milik Monsta.
•Author hanya meminjam karakternya.
•Karakter lain ialah OC author.
•Alur cerita murni karangan author.
•Mohon maaf apabila ada kesalahan penulisan atau kata yang tidak pas ataupun kata yang tidak pantas.

~Selamat Membaca~
























"Astaga! Hei Sua!!" Seru Azlina heboh sambil berjalan cepat mendekati Sua yang tengah berkumpul bersama anggota lainnya di ruang tengah.

Sua menoleh dan menatap tajam "Apa?" Tanyanya ketus.

"Gak..cuma manggil" Ujarnya dengan senyuman tanpa dosa.

Sua dan teman-temannya itu hanya tersenyum kikuk ketika mendengar alasan Azlina yang sungguh minta di tampol...

"Baiklah, semua sudah berkumpul kan? Ayo kita keluar.." Ajak Bu Mara yang langsung diikuti oleh semuanya dan memulai perjalanan wisata pertama menuju O'Sulloc Museum

.

.

.

.

.

.

.

.

.


Begitu sampai di tempat tujuan para siswa pun langsung saja di beri arahan oleh para guru pembimbing sebelum melaksanakan kegiatan, setelahnya masing-masing kelompok melakukan tugasan yang sudah diberikan barusan.

.

.

.

.

Satu jam telah barlalu kini waktunya murid beristirahat dan masuk waktu bebas, dengan perasaan yang amat senang mereka semua pergi berpencar, ada yang sibuk mengambil gambar, berkeliling, melihat-lihat hal menarik lainnya, dan sebagainya.

"Kak Gem, Thorn ingin pulang" Rengek Thorn tiba-tiba

"Lah? Kenapa Thorn?" Bukan Gempa yang menjawab melainkan Taufan yang berada disampingnya menikmati secangkir teh hijau. Ah sebenarnya Taufan dan kawan-kawan sedang berada di cafe teh museum tersebut setelah sedikit berkeliling di sana.

"Iya, ada apa Thorn? Apa ada yang mengganggumu?" Kini Gempa yang menjawab

"Gak ada sih..cuma entah kenapa Thorn merasa tak enak hati." Jawabnya sembari memainkan ujung sedotan minumannya.

"Hei hei hei, jangan seperti itu..ayolah kita nikmati saja waktu disini sebelum akhirnya kita pulang." Celetuk Blaze

Yang lain mengangguki pernyataan Blaze kecuali Halilintar dan Ice. Mereka merasa sedikit ganjal dengan perkataan saudaranya yang satu itu.

"Benar apa kata Kak Blaze, mending sekarang Kak Thorn abaikan perasaan anehmu itu dan nikmati waktu disini bersama-sama" Thorn hanya tersenyum kecil setelah mendengar ucapan adiknya.

"Dey! Sudahlah tu..ayo cepat habiskan camilannya lalu kita berkeliling lagi." Gerutu Gopal disela-sela waktu makannya

"He'eleh..please ya makanan kita dari tadi juga sudah habis tau, lu aja yang nambah berkali-kali!" Ralat Fang

Yang di ajak bicara hanya terkekeh saja sambil menggaruk tengkuk lehernya yang tidak terlalu gatal.

=====

"Yahh, sayang banget ayah dan ibu tidak ikut" Ujar Wulan sendu

"Ya mau gimana lagi, ini kan study tour bukan familly tour" Jawab kakaknya

"Etdah familly tour gak tuh"

"Hei! Nih ya..kalau emak atau keluarga kita ikut kesini bisa-bisa rempong yang ada..tau kan gelagat emak-emak kaya gimana" Sahut Sua

"Gak kebayang kalau pada ikut, terus ibu kita mau belanja baju. Nawarnya pake jurus emak-emak +62 gak tuh.." Timbal Indri

"Bener tuh...jurus pamungkas, nawar tapi sambil jalan pergi. Mana nawar harganya gak ngotak lagi" Kata Azlina diiringi kekehan kecil

"Emak-emak kalau nawar harga bisa bikin mental tukang dagang down.."

"Weh udah gitu kalau udah masuk step debat harga disitu jiwa rapper pun bangkit."

"Bayangin nawar harga pake bahasa korea sambil ngerap.."

"Kecepatan rapnya setara dengan nada rap god dah"

"Dih, auto tisoledat (kepeleset) tuh lidahnya"

"Pfft--BUAHAHAHAHA gitu aja aku ngakak masa"

Pecahlah tawa keempat gadis tidak bermoral itu karena mengghibah emak sendiri:v //PLAKK//

Sedang asik-asiknya tertawa ria tiba-tiba saja ponsel Indri berdering menandakan ada pesan yang masuk....dari si doi nyehehe=>= canda doi

"Hm? Eh kalian ayo kita kembali berkumpul.." Katanya sembari memasukkan kembali ponselnya kedalam tas.

"Aelah~ bentar banget sih.."

"Sudahlah ayo daripada ditinggal"

"Hm, okelah"

{{Skip Time}}

23.42

Waktu bagi para peserta tour untuk beristirahat setelah seharian berada di museum O'Solluc. Dan bersiap kembali untuk study di hari esok.

"Tadi kalian berkeliling kemana saja?" Tanya Yaya yang membuka obrolan di tengah-tengah keheningan ruang kamarnya itu.

"Hm, ke....yah...daerah situ-situ aja sih" Jawab Sua acuh tak acuh.

"O-oh..begitu.."

"Kenapa?" Tanya Indri

"E-enggak, hanya bertanya saja hehe"

Lenggang kembali. Lagi-lagi suasana dikamar mereka sunyi padahal penghuninya hadir semua disana, tapi ya fokus pada kegiatan masing-masing.

Ada yang membaca novel, berkutat dengan handphonenya, rebahan, ada juga yang duduk di tepian jendela menikmati hembusan angin malam.

"Em..kak aku keluar dulu ya" Ujar Wulan memecahkan kembali keheningan tersebut.

"Kemana?" Tanya si empunya singkat

"Erk..aku mau menemui temanku dulu"

"Siapa? Lagipula ini sudah larut malam Wulan. Besok lagi saja" Tolak sang kakak

Yak drama picissan~~ -.-

"Itu..Naila, sebentar aja Kak..yah?" Paksa Wulan

"Ck, ada apa sih? Ya sudah biar kakak temani kam--"

"E-eh?! Gak usah Kak..sendiri aja! K-kepo banget deh jadi orang. Bentar kok bentar" Potong Wulan yang tetap pada pendiriannya.

Indri memicingkan matanya, ia merasa curiga pada adiknya ini.

Sua yang tertarik dengan perdebatan kakak adik ini pun mulai menggoda salah satu dari mereka "Hayoloh~mau ketemuan sama cowok ya~~"

"A-apasih?! Enggak juga...diem deh jangan ngadi-ngadi!" Sewot Wulan tak terima

"Ciee ciee~~ kakaknya kalah nih sama adiknya hhahaha"

"Berisik kamu. Ya sudah terserah..kalau ada apa-apa jangan merengek minta tolong" Jawab Indri ketus.

"Jangan marah elahh..o-okelah aku pergi dulu"

Merasa mendapatkan izin dari sang kakak dengan tergesa-tergesa dirinya pergi keluar yang katanya mau menemui temannya itu.

Tapi tetap saja yang namanya seorang kakak akan selalu merasa khawatir pada adiknya secuek apapun dia. Ia yakin ada yang tidak beres dengan Wulan.

"Serius mau di biarin keluar sendiri?" Tanya Sua yang juga merasa ganjal dengan gelagat adik sahabatnya itu.

"Ya gak lah!" Jawab Indri cepat sembari melenggang pergi mengikuti sang adik diam-diam.

"Eh? Apasih? Ada apa? Kenapa?" Tanya Azlina berturut-turut yang tidak terlalu mendengarkan mereka karena ia tengah mengenakan earphone.

"Gak, gak ada apa-apa...dah dah sana terusin denger lagu sampe ngebug di otak" Cibir Sua

"Yeu..dasar julit" Katanya sambil memasangkan kembali earphonenya

Ying dan Yaya yang sedari tadi hanya menyimak pun ikut merasa khawatir dengan keadaan kedua kakak beradik tadi. Si Duo Y saling bertatapan lalu mengangguk satu sama lain seolah tengah berkomunikasi lewat telepati.

=====

"Wulan, bisa kita bertemu sebentar?" Untuk yang kesekian kalinya wulan menatap layar handphonenya yang menampilkan isi pesan temannya itu.

Tap


Tap


Tap

"Hai, Wulan ah tidak..dompetku~" Kata seseorang yang sedari tadi menunggu kehadiran Wulan tapi tunggu--apa katanya? Dompet? Apa maksudnya?

"Hm kau berani juga menyuruhku keluar larut malam begini. Ada apa?" Ujar Wulan sinis pada orang dihadapannya saat ini.

"Wah wah wah..lihat anak ini sudah berani ya sekarang~ dan lagipula apa alasanku tidak berani memanggilmu?"

"Ck..cepatlah"

"Santai dong kapan lagi kita bisa bicara santai begini kan? Okelah sepertinya kau buru-buru sekali. Malam ini...aku dan teman ku yang lain mau pergi ke bar yang tak jauh dari sini.."

"Lalu?" Tanya Wulan yang padahal ia sudah tahu jawabannya dari awal.

"Hehe kau ini lucu sekali pura-pura bodoh..oh atau kau memang bodoh? Hahh~ kudengar kau punya mata uang korea??..kalau benar begitu cepat berikan semuanya padaku! Dan jangan berani kau mengadukan hal ini pada siapapun!" Katanya sambil mengancam

Wulan terkekeh geli mendengar penuturan kata gadis tak tahu malu ini "Menjijikan..apa kau bilang? Berikan padamu? Konyol sekali...hei dengar ini baik-baik Naila. Mungkin iya dulu aku tidak mau melawanmu karena aku lemah, tapi sekarang tidak! Jangan harap aku akan memberikannya padamu dan...buka uang yang akan kau dapatkan tapi hukuman dari guru-guru!" Jawab Wulan berani lalu berbalik arah meninggalkannya dan berniat melaporkan pada gurunya.

Merasa kesal Naila melayangkan sebelah tangannya yang hendak memukul Wulan"Hah sialan! Dasar kau--ah?!"







Brugh








"Akh! Apa-apaan kau?!" Bentak Naila dengan posisi yang tidak elit karena dirinya baru saja di tendang secara kasar oleh seseorang yang kini berdiri di hadapannya.

"Harusnya aku yang bertanya...mau apa kau hm?" Tanyanya dingin

Tentu saja hal itu menarik kembali atensi Wulan. Sontak dirinya langsung membalikkan badannya, dan terkejutlah dirinya apabila mendapati sang kakak yang tiba-tiba saja ada disini.

"Kakak ken--"

"Diam. Dan kau.." Katanya sambil menunjuk kearah Naila berada "Apa yang mau kau lakukan tadi hm? Berani kau mau memukul adikku?"

Naila hanya diam tak bergeming dalam hatinya ia merutuki diri sendiri karena harus berhadapan dengan kakaknya Wulan seperti ini.

"Kenapa? Kenapa diam?" Tanya Indri sambil berjalan perlahan mendekati Naila

"K-kak sudah..lebih baik kita pergi dan laporkan saja hal ini pada guru" Ucap Wulan sambil menggenggam sebelah tangan sang kakak. Bukan apa tapi ia tak mau kakaknya jadi dapat masalah karenanya.

"Kenapa kau berbohong hm? Kalau aku tidak ada tadi bisa-bisa kau habis babak belur olehnya.." Ujar Indri yang berusaha menahan amarahnya pada Wulan, ia hanya tidak mau hal yang sama terulang kembali pada adiknya itu. Apalagi mengingat adiknya yang tidak pandai bela diri.

Terlalu fokus berdebat, keduanya sempat melupakan kehadiran Naila yang sekarang hendak memukul Indri dengan menggunakan sebuah balok kayu. Beruntunglah hal itu tercegah ketika adanya seseorang yang turut hadir disana.

"Hei kau berhenti!"

Tersentak kaget Naila langsung menjatuhkan kembali balok tersebut dan melarikan diri begitu saja.

"Ck, lihat saja nanti!" Umpatnya sembari berlari kalap



Drap




Drap




Drap



"Hei tunggu! Jangan lari!" Teriak gadis lainnya

"Ck, kabur.." Gumam Indri yang masih bisa terdengar oleh Wulan

"Kak..kakak tidak apa-apa?..m-maaf ya kak" Kata Wulan menatap kakaknya lamat yang dibalas tatapan tajam olehnya.

"Hei..kalian tidak apa-apa kan?" Tanya seseorang yang sudah menolong mereka tadi.

Keduanya hanya mengganguk pelan.

"Syukurlah...oh ya kalian tidak usah khawatir..kalau dia macam-macam lagi, aku punya bukti rekamannya." Ucapnya sambil menunjukan ponselnya yang terdapat rekaman tadi.

Indri dan Wulan saling pandang sebelum akhirnya berdehem sebagai jawabannya

"Ya sudah ayo kita kembali ke villa sebelum ada guru yang melihat kita disini."

"Iya Yaya, terimakasih.." Wulan yang menjawab sedangkan Indri berjalan lebih dulu meninggalkan mereka berdua.

"Ayo Wulan.." Ajak Yaya sembari menggandeng sebelah tangan si empunya.





*Oke ngilang lagi

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro