Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chap 14

!!WARNING!!

•Karakter" Boboiboy hanya milik Monsta.
•Author hanya meminjam karakternya.
•Karakter lain ialah OC author.
•Alur cerita murni karangan author.
•Mohon maaf apabila ada kesalahan penulisan atau kata yang tidak pas ataupun kata yang tidak pantas.

~Selamat Membaca~






















Kriietttt



















Kriietttt


















Kriietttt



















Krakkk














Pssssss


















Crrrrr

































SAEBOM_A13





















"Astagfirullahaladzim!!"

Terbangun mendadak, Azlina langsung mengatur deru nafasnya yang tak karuan. Kini seluruh tubuhnya dibanjiri keringat dingin, melihat sekelilingnya, teman temannya yang lain masih tertidur pulas.

Turun perlahan dari ranjang kasur, Azlina mengambil sebotol air mengurangi rasa dahaga dan mencoba menenangkan diri kembali.

"Sebenarnya mimpi apa barusan? K-kenapa kami semua berada didalam peti mati? Ah semoga tidak terjadi apa apa..iya itu pasti hanya bunga tidur saja..semoga" Gumamnya seorang diri di keheningan malam yang sunyi.

"Hufft, aku jadi tidak bisa tidur lagi.." Katanya lagi sambil melirik kearah jendela dekat ranjang kasur miliknya.

Mengernyitkan dahinya, Azlina keheranan "Hm? Apa kapal ini memang sependek ini ya? Atau perasaanku saja? T-tapi seingatku sebelumnya kapal ini tinggi..kenapa sekarang rasanya...ah berhentilah berpikiran yang tidak tidak Azlina, lebih baik aku tidur lagi saja" Menarik selimut secara kasar, Azlina pun kembali tidur..walau tidak senyenyak sebelumnya.

⟨⟨Skip Time⟩⟩

Semuanya sudah selesai membersihkan diri, merapihkan barang bawaan kembali, dan baru saja selesai sarapan. Kini, BoEl dkk sedang berkumpul diluar kapal menikmati tenangnya suasana dan cuaca pagi yang tidak terlalu cerah seperti wajah dan hati kalian yang lagi baca^^

"Perasaanku saja atau hari ini memang agak mendung ya?" Tanya Blaze membuka percakapan

"Memang" Jawab semuanya bersamaan dengan singkat

Blaze mengerucutkan bibirnya karena merasa tidak puas dengan jawaban yang diterima. Singkat sekali braderrr...

Melirik ke arah adik pecinta kedamaiannya itu, lalu duduk menghampirinya dan mulai mengganggu acara kencan pagi dua orang insan. Ice dan Sua.

"Ciee~ masih pagi udah uwu uwu an aja nih...gak kasian apa disini banyak yang jomblo"

"Apasih ah, pergi jauh jauh..kencan sana sama ikan nemo!" Usir Ice kesal

Taufan terkekeh geli "Lagian ya Blaze, gak semuanya jomblo kok disini. Contohnya kaya..Gempa udah pacaran kok sama Azlina, eh ya kan?"

Gempa yang tak sengaja mendengarnya pun langsung menyangkal dengan raut wajah yang malu malu tai:v "B-bukan pacaran kak..tapi.."

"Ya ya ya apapun itu sama saja kan?" Belum sempat Gempa selesai bicara, Taufan kembali mengeluarkan suara "Terus..bentar, ulang ulang.."

"Aku sama Yaya, Gempa sama Azlina, Ice sama Sua, Fang sama Wulan, Thorn sama Ying. Nah, jadi yang masih jomblo disini itu cuma kak Hali, kamu, Solar, Gopal, dan juga Indri." Absen Taufan dengan teliti

"What the heck????!" Kaget semua orang minus Thorn yang tak mengerti arah pembicaraan, dan Ying sedang berusaha menutupi wajahnya yang terlihat begitu merah

"Thorn?!"

"Pacaran???!"

"Sama Ying?!!"

"YANG BENER AJA?!!

"Yah, awalnya aku juga kaget..tapi ya Ying sendiri yang bilang" Jawab Taufan enteng

Aura gelap dari BoEl bersaudara mulai mengelilingi Ying. "A-aku bisa jelaskan.."

"Berani sekali kau!! Pada adik kami yang masih polossssss?!"

Bla bla bla, pada akhirnya mereka tidak akan pernah bisa merasakan suasana yang tenangggggg.

"Thorn?" Panggil Indri yang sedang duduk dekat dengan sang empu

"Hm? Iya kak Indri?" Sahutnya dengan senyuman yang imuttt ugh--

"Dih apaan dah, tiba tiba.."

"Hehe bercanda..ada apa?"

"Gak apa apa sih cuma...kenapa kamu pacaran sama Ying? Emangnya kamu tau apa itu pacaran?" Tanya Indri dengan raut wajah yang gimana gitu...

"Tau. Ying bilang pacaran itu katanya sebutan khusus buat persahabatan antara perempuan sama laki laki, karena itulah Thorn mau, karena kan emang Ying sahabatnya Thorn?"

"Eh! Indri jangan khawatir ya, Indri juga pacarnya Thorn kok, karena Thorn juga udah anggap Indri sebagai sahabatnya Thorn..hihi"

Jelas Thorn berbelit belit dengan wajah polos dan nada suara yang ceria seperti anak kecil.

Indri yang mendengar penjelasan Thorn hanya memasang wajah komuk. Penjelasan macam apa itu? Anjir menjijikan..

Kira kira begitulah isi pikiran Indri.

"Salah Thorn, pacaran itu suatu hubungan antara laki laki dan perempuan dengan tujuan menjalin kisah cinta dengan kasih sayang yang romantis untuk hidup berdua bersama selamanya" Jelas Solar yang tiba tiba duduk disamping Indri

"Apaansih" Ketus Indri "Tiba tiba muncul aja, pergi sana jangan dekat dekat denganku."

"Kenapa? Gak boleh emangnya?" Tanya Solar dengan nada jahil

"Ekhem--Ind?"

Menoleh kearah sumber suara, mereka bertiga menatap datar pada Hali yang menunjukkan wajah yang tidak mood.

"Kenapa lagi ini si bujank lapuk?" Ejek Solar lalu pergi sambil menarik lengan Thorn

"Loh kok aku ditinggal?!" Teriak Indri tak terima

"Kan udah datang pangerannya" Ejek Solar lagi kali ini nada suaranya terdengar jengkel

"Indri? Kesana yuk? K-kita..foto bersama" Ajak Hali tiba tiba tanpa memperdulikan orang orang yang sudah pergi tadi

"Hah? Apa? Foto? Oh my fans..boleh kok, nanti sekalian aku kasih tanda tangan"

Memilih mengalah, Hali hanya memutar bola mata jengah dengan Indri yang sudah memasukki mode narsis. Kek gak ngaca aja gitu..segitu muka pas pas an juga, gak banget lah pokoknya..

Ketika keduanya sudah berdiri dekat besi pinggiran kapal, mereka berdua terlihat terheran heran..

Indri menatap Hali intens "Ada yang aneh.."

Menatap balik lawan bicaranya "Hm, entah kenapa aku merasa kapal ini rasanya lebih pendek dari sebelumnya?"

"Tapi, tapi...mungkin i-ini hanya perasaan kita saja kan?" Tanya Indri yang mulai sedikit panik

"Hei tenanglah, tidak akan terjadi apa apa"

"Indri!" Panggil Azlina, Sua, dan Wulan bersamaan sambil melambaikan sebelah tangan

Menoleh, lalu mengangguk"Aku..kesana dulu.."

"Ikut"

"Idih"




"Ada apa?"

"Ini si Azlina katanya dia ngerasa gak enak perasaan dari tadi. Gatau tuh kenapa" Sahut Sua ketus

"Kau kenapa?" Tanya Hali yang ikut heran dengan ekspresi wajah Sua

"Halah palingan juga badmood gara gara waktu kencannya diganggu" Ejek Wulan

"Hm, jadi? Lin..kenapa?" Indri bertanya kembali

"Entahlah, tapi...aku merasa akan terjadi hal buruk dalam beberapa menit lagi. Apalagi laju kapal yang semakin lama semakin melambat" Jawab Azlina dengan wajah yang agak pucat, dengan keringat dingin.

"Maksudnya?"



























Drughhdrughhh

























"Aaaaa!! Astagfirullah!" Teriak kaget semua penumpanh kapal ferry itu.

Yap, dengan tiba tiba kapal itu berhenti mendadak secara kasar. Berhenti ditengah tengah lautan yang luas dan sepi.

Alarm peringatan pun mulai berbunyi. Sontak seluruh penumpang kapal berlarian tak beraturan keluar dari dalam dan berkumpul diluar dengan situasi tegang.

Penumpang lain, para guru, dan rombongan sekolah pun sangat panik. Semuanya berbicara bersamaan sampai terdengar suara isak tangis, mungkin orang orang yang ketakutan.

Berisik. Terlalu ribut. Sampai satu orangpun tak bisa terdengar dengan jelas bicara apa. Yang panik terus bersuara dengan nada tinggi, yang bingung hanya diam mencoba memahami semuanya.

Untung saja, BoEl dkk tidak sampai terpisah. Mereka juga sama paniknya dengan yang lain, namun mencoba untuk tetap tenang. Karena panik tidak akan menghasilkan apapun.

"K-kak? Sebenarnya ada apa ini? K-kenapa kapalnya berhenti? Kenapa alarmnya berbunyi? Kita..kita akan baik baik saja kan kak? Tidak akan terjadi apa apa kan kak?" Tanya Wulan tak henti henti sambil memeluk sang kakak.

Indri memeluk balik Wulan "Tenang Wulan, kita akan baik baik saja. Pasti, berdoa ya.." katanya sambil mengelus puncak kepala adiknya pelan

Tak mampu menjawab dengan ucapan, Wulan hanya mengangguk saja tanpa melepaskan pelukkannya.

Orang orang dewasa lainnya, sibuk mengatur segalanya. Ada yang menenangkan para penumpang lain, ada yang sibuk menuju kapten kapal, ada yang mencari bantuan, ada yang mencari pelampung, dan lainnya.

Beruntunglah pelampung pun berhasil didapatkan dalam waktu cepat, tapi sepertinya jumlahnya kurang sedikit.

Semuanya berdesakkan berebut untuk mendapatkan pelampung lebih dulu. Beda hal nya dengan kelompok yang satu ini, mereka hanya diam..menunggu sisanya saja.

Tapi ternyata Gopal sudah berhasil mengambil sesuai jumlah sahabat sahabatnya. Dengan segera mereka semua memakainya.



"Bagaimana ini?! Pelampungnya kurang empat! Para lansia ini tidak kebagian!" Teriak seorang pria dewasa

Dapat mereka lihat disampingnya itu ada empat orang lansia, tiga kakek kakek dan satu nenek nenek, jika diperhatikan usia mereka itu sekitar 70 tahun keatas. Mereka berempat menangis ketakutan, terus merintih menyebut seluruh anggota keluarganya satu per satu lalu memohon mohon pada mereka yang sudah mendapatkan pelampung untuk diberikan.

Namun bagaimana lagi, jika disituasi seperti itu pasti semua orang akan mementingkan egoisnya. Tidak memikirkan yang lain hanya memikirkan keselamatannya sendiri dan keluarganya.

Tanpa aba aba. Indri, Sua, Gempa, dan Fang berjalan menghampiri keempat lansia itu bersamaan. Lalu membuka pelampung yang sudah mereka kenakan lalu dipakaikan pada lansia lansia itu.

"Te-terimakasih nak, terimakasih banyak" Ucap salah satu lansia itu

Orang orang hanya memandang miris, ada yang juga yang tak peduli.


"Kak? K-kenapa..kakak lepas pelampungnya?? Terus kakak nanti gimana? Ini pakai punya Wulan saja" Ucap Wulan penuh kekhawatiran.

"Jangan, sudah pakai saja. Aku tidak apa apa. Lagipula, kapal ini belum tentu tenggelam kan? Kita juga tidak tahu apa penyebab kapal ini berhenti, mungkin hanya malfunction mesin saja kan?" Jawab Indri, mencoba menenangkan adiknya itu

"T-tapi kak.."

"Sudah sudah, aku masih disini"

"Bodoh! Iya memang empati mu itu bagus. Kau lebih memilih kesalamatan orang lain dulu dari pada diri sendiri. Tapi kali ini beda situasinya" Kesal Halilintar pada Indri

"Kau ini kenapa?" Tanya Indri santai, padahal dia hanya menutup rasa kekhawatiran demi adiknya.

Tanpa menjawab Halilintar langsung melepaskan pelampungnya lalu memberikannya pada Indri

"Apa apaan? Pakai lagi! Tidak perlu memikirikan diriku" Tolak Indri mentah mentah

"Pakai" Sahut Hali penuh penekanan

"Aku bilang tidak perlu" Sahut Indri juga tak mau kalah dari Hali "Ayo Wulan" Indri menarik lengan adikknya lalu berpindah posisi berdiri di dekat Azlina. Hali yang melihatnya hanya berdecak kesal.


















"Sua pakailah" Ujar Ice dan Solar bersamaan sambil memberikan pelampung mereka

Ice menatap tajam pada Solar. Dibalas tatapan yang tak kalah tajamnya dari Solar

"Eh? Tidak usah..kalian pakai saja lagi, aku tidak apa. Lagipula benar kata Indri tadi. Kapal ini belum tentu tenggelam kan?"

"Justru karena itu kita harus pakai pelampung. Kita masih tidak tahu apa yang terjadi, dan pelampung ini sebagai jaga jaga kalau kapal ini tenggelam kan?" Balas Ice

"Tapi..."

Tanpa babibu lagi, Ice langsung memakaikan pelampung tersebut pada Sua. Solar hanya menatap sendu, mundur beberapa langkah, lalu kembali memakai pelampungnya.




























Drughhhdrughh


























Semakin menurunlah kapal itu, semakin panik pula semua penumpang disana. Ada yang berteriak tak karuan, ada yang berdoa, ada yang menangis, dan lainnya.













"KAPAL INI AKAN TENGGELAM! AIR SUDAH MULAI MASUK DAN NAIK KEATAS!"

"TERLEBIH LAGI NAKHODA NYA SUDAH TIDAK BERNYAWA!"

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro