Chap 1
!!WARNING!!
•Karakter" Boboiboy hanya milik Monsta.
•Author hanya meminjam karakternya.
•Karakter lain ialah OC author.
•Alur cerita murni karangan author.
•Mohon maaf apabila ada kesalahan penulisan atau kata yang tidak pas ataupun kata yang tidak pantas.
~Selamat Membaca~
"Oh iya Wulan, bagaimana kehidupan sekolahmu sekarang ini?" Tanya seorang laki-laki dewasa yang tengah mengemudikan sebuah mobil bersama dengan tiga orang lain didalamnya.
"Sekolah? Em..itu, aku tak begitu suka tapi aku akan merasa serba salah kalau tidak sekolah." Jawab seorang gadis belasan tahun yang dipanggilnya Wulan itu. "Seandainya tidak sekolah sama sekali, aku mungkin akan sangat menginginkannya. Hehe, aneh kan?" Sambungnya lagi diiringi dengan kekehan kecil.
"Hmm, lalu bagaimana denganmu Indri?" Kini giliran seorang wanita dewasa yang bertanya pada salah satu putrinya.
"Seperti biasa" Jawab gadis itu singkat yang duduk bersebelahan dengan Wulan.
"Ya. Kita sudah sampai" Kata ayahnya sambil memakirkan mobilnya tepat disamping gerbang sekolah.
Tanpa babibu lagi kedua gadis tersebut langsung saja turun dari mobil yang mereka tumpangi tadi dan menurunkan beberapa barang yang akan mereka bawa, tentunya dibantu ayah dan ibu mereka.
"Indri, Wulan ingat ini! Selama Study Tour nanti kalian jangan terlalu berlebihan dalam melakukan suatu hal, tetap bersama-sama kemana pun dan dimana pun kalian berada. Kesehatan harus benar-benar kalian jaga apalagi kamu Indri! Fisikmu lemah dan mudah sakit jadi jangan lupa untuk selalu memakai pakaian tebal dan makan yang banyak. Oh ya, jangan berpisah dari rombongan sekolah kalian..paham?" Jelas ibunya panjang lebar yang terlihat begitu mengkhawatirkan kedua putrinya.
"Benar apa kata ibu, selalu dengarkan arahan dari guru kalian disana ya?!" Tambah ayahnya yang tak kalah khawatir.
"Iya kami mengerti. Ayah dan ibu jangan terlalu khawatir.." Jawab Wulan dengan senyuman manis yang terpampang pada wajahnya yang putih itu.
"Ck, lagipula nanti juga kami pulang." Timbal Indri sambil memasukkan handphonenya kedalam saku jas sekolah.
"Tentu saja. Kalian harus pergi dan pulang dengan selamat. Oh iya, jangan lupa berdo'a sebelum melakukan sesuatu."
"Wulan!!" Teriak seseorang dari kejauhan sambil melambaikan kedua tangannya.
"Ah ayah, ibu temanku sudah menunggu. Wulan pergi dulu ya, Assalamualaikum." Ujar Wulan sambil menyalami tangan kedua orangtuanya dan langsung berlari kearah sumber suara tadi. "Ayo kak!"
Drap
Drap
Drap
"Eh? Kenapa kau tidak pergi?"
"Ayah, ibu..aku.." Tiba-tiba saja Indri menghentikkan perkataannya dan menatap ayah ibunya secara bergantian.
"Kenapa?"
"Tidak jadi. Ayah dan ibu beristirahatlah selagi kami berdua tidak ada." Sambungnya lagi sambil memberikan sebuah senyuman hangat yang hanya ditujukan untuk ayah dan ibunya.
"Ahaha..apa ini? Ya, tentu saja..kalian juga jangan terlalu memaksakan diri dalam melakukan suatu hal."
"Hm, dah Assalamualaikum." Ucapnya lalu menyalami tangan orangtuanya seperti yang dilakukan Wulan sebelumnya, dan langsung pergi sambil membawa barang miliknya dan adiknya itu.
"Iya, Waalaikumsalam.."
=====
"Ibu, ini bukan perjalanan keliling dunia, ini hanya wisata 8 hari 7 malam." Kata seorang gadis dengan bicara santai sambil memandang datar ibunya.
Ya, ketika ia hendak berangkat. Ibunya menghalanginya lalu menariknya kearah ruang tamu, memperlihatkan berbagai macam barang yang memang sengaja disiapkan untuk putrinya itu.
"Hei! Kamu fikir perjalanan dari Indonesia ke Korea Selatan itu sama dengan Bandung ke Jakarta? Jaraknya itu benar-benar jauh kau tahu tidak. Pulau Jeju konon...ah kenapa juga gurumu itu mengusulkan pergi kesana, mana kendaraan yang kalian gunakan itu naik bus dulu untuk ke bandara lalu naik pesawat untuk ke Seoul belum nantinya disana naik kereta KTX untuk ke pelabuhan Wando kemudian naik kapal laut untuk sampai ke Pulau Jeju. Aduhh..." Gerutu ibunya yang jelas khawatir pada tempat tujuan putrinya yang sangat jauh.
"Ini kan sekali dalam seumur hidupku ibu. Kapan lagi aku bisa pergi ke Negara Korea kan? Lagipula disana kami juga sudah disediakan segalanya, jadi untuk apa aku membawa semua barang ini? Merepotkan sekali."
"Iya benar, tapi ibu menyiapkan semua ini agar tidak ada yang ketinggalan. Kau kan pelupa." Sindir ibunya yang langsung mendapatkan tatapan kesal dari gadis itu. "Ya sudah kalau begitu, ambil saja salah satu barang yang kau butuhkan."
Ia berdecak kesal, ibunya ini memang banyak bicara. Ia memandangi satu per satu barang yang ada diatas meja memilih mana yang memang ia perlukan. Tapi karena kebanyakan pilihan semua barang itu yang sudah ada didalam tasnya pada akhirnya ia hanya memilih buku novel kegemarannya.
"Apa itu?! Itu saja?"
"Hm ini saja" Jawabnya datar dan langsung memasukkan buku tersebut kedalam tas yang ia bawa.
"Tunggu sebentar..i-ini bawalah satu lagi bersamamu, kau akan merasa bosan setelah bermain seharian nanti. Jadi, bawalah ini saat kau bosan." Ujar ibunya antusias sambil menyodorkan satu buku novel lagi padanya.
"Sungguh, ibu benar-benar berlebihan." Ucapnya malas. Ibunya hanya tersenyum kecil ketika melihat ekspresi putrinya yang seperti itu.
"Sua. Hati-hati disana ya banyak berdo'a juga. Semoga kau selamat sampai tujuan dan pulang dengan keadaan baik lagi." Ujar ibunya.
"Iya bu, titipkan salamku untuk kakak. Oh ya ayah sudah menungguku diluar daritadi. Aku pergi dulu ya bu Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam"
=====
"Bu, aku berangkat dulu ya.." Ujar seorang gadis yang mengenakan kerudung berwarna biru langit.
"Tunggu, periksa lagi semua barangmu sudah dibawa semua? Tidak ada yang ketinggalan kan? Hati-hati pakaianmu kurang nantinya..oh m-makanan juga jangan lupa bawa yang banyak, eh iya uang! Hati-hati juga jangan sampai tertinggal." Ucap ibunya yang tengah mengabsen satu per satu barang bawaan putrinya itu.
"Bu, aku sudah periksa semua kok tidak ada yang tertinggal. Lagipula bawa uang untuk apa? Di Korea uang Indonesia tidak akan berguna bu." Katanya sambil terkekeh kecil.
"Ah iya juga, hah sekolahmu ini kenapa harus mengadakan Study Tour ke Luar Negara sih? Seperi tidak ada tempat lagi saja di Indonesia." Gumam ibunya kesal sekaligus khawatir.
"Yah namanya juga sekolah elit. Jadi mungkin tempat Study Tournya tidak main-main hahaha..akhirnya aku bisa pergi ke Pulau Jeju, wahh~ itu adalah tempat idamanku"
"Ah di Indonesia juga tempatnya tak kalah indah kok lebih banyak malah. Kau tahu, bahkan tadi malam kakakmu sampai berkali-kali menyuruh ibu untuk tidak membiarkanmu pergi."
"Kakak terlalu khawatir padaku, aku kan sudah besar..lagipula aku tidak pergi sendirian ada Sua dan Indri juga yang akan sekelompok denganku nantinya...em mungkin? Hehe."
"Ya sudah, nanti disana kamu harus tetap bersama dengan kedua temanmu itu ya jangan pergi sendirian! Bahaya!"
"Iya bu aku paham. Aku pergi dulu ya Assalamualaikum."
"W-walaikumsalam. Azlina! Jangan lupa berdo'a dulu. N-nanti kalau sudah naik kapal laut disana bilang ke pengemudinya untuk jalan pelan saja tidak perlu cepat-cepat."
"Bu, kapal laut segimana dibawa jalan cepat juga tetap pelan, kan di air. Ibu jangan khawatir begitu...aku pergi dulu ya."
"Baiklah hati-hati."
.
.
.
.
.
.
.
_SMA ART INSTITUTE_
Terlihat begitu banyaknya siswa-siswi yang tengah berkumpul dilapangan sekolah. Ya, mereka bukan lain ialah siswa yang akan melakukan perjalanan Study Tour ke Pulau Jeju, Korea Selatan. Asal kalian tahu, SMA ART INSTITUTE ini termasuk dalam kategori 10 Besar SMA elit terbaik di Indonesia dengan murid-murid yang berprestasi tinggi. Sekolah ini memiliki fasilitas sarana dan prasarana yang sangat modern, sekolah ini juga hanya menyediakan 20 murid per kelasnya.
Kalau kalian bertanya berapa jumah kelas dan banyaknya murid disekolah itu? Jawabannya adalah 5 kelas disetiap angkatannya, yang berarti 1 angkatan terdiri dari 100 murid. Ya, untuk minggu ini 100 murid angkatan kelas 2 lah yang akan pergi melakukan kegiatan Study Tour tersebut sementara 200 murid lainnya akan tetap melaksanakan KBM.
.
.
.
.
.
"Hei sekarang sudah jam 09.20 tapi Sua belum datang?" Tanya Indri yang tengah bersama dengan Wulan dan Azlina.
"Dia mungkin terlambat karena harus berdebat dengan ibunya." Jawab Azlina yang langsung tertawa kecil.
"Eh Kak, itu Kak Sua" Ujar Wulan sambil menunjuk pada orang yang mereka tunggu kehadirannya daritadi.
"Tumben telat?" Tanya Azlina dengan senyuman jahil.
"Huh, jalannya macet tahu." Jawab Sua Ketus
"Elah, biasa aja napa.." Sewot Azlina
"Perhatian semuanya!" Seru salah satu guru yang langsung mendapatkan atensi kesemua siswa sekolah tersebut.
"Sebelum pergi bapak akan mengulanginya lagi. Hal terpenting dalam wisata yang menyenangkan adalah pertama keselamatan, kedua keselamatan, dan ketiga ke.se.la.ma.tan." Ucapnya tegas dengan penuh penekanan. "Kalau kalian merasa sakit atau merasa ada yang tak beres segera beri tahu para guru agar bisa dibawa ke rumah sakit. Jangan pergi sendiri tanpa memberitahu guru, bla bla bla.."
"Hah dia benar-benar menyukai keselamatan~" Keluh Blaze sambil memainkan pulpen yang sedang ia pegang.
"Diamlah kak Blaze." Ketus Solar yang berdiri disamping Blaze.
"Masing-masing ketua kelas harap maju kedepan dan bagikan kertas kelompok ini sesuai dengan nama ketua perkelompok yang sudah bapak tentukan. Tujuan-tujuan tempat wisata juga sudah tertera dalam lembaran kertasnya. Dengar ya semua..akan ada 7 kelompok disini, 6 kelompok beranggotakan 15 orang dan 1 kelompok beranggotakan 10 orang. Paham?!"
"Paham pak!" Ucap seluruh siswa bersamaan.
Lalu para ketua kelas yang tadi dipanggil pun segera jalan menghampiri gurunya dan mengambil lembaran kertasnya.
"Cepat bagikan, kalau sudah selesai suruh setiap kelompok memasuki bus sesuai dengan urutan nomornya. Setiap kelompok nantinya akan memiliki 2 pembimbing. Bus akan segera berangkat 10 menit lagi."
"Baik pak"
.
.
.
.
.
"Hei teman-teman kita beruntung satu kelompok dan ketuanya adalah Fang" Ujar seorang gadis manis yang mengenakan kerudung berwarna merah muda dan memberikan kertas tersebut pada Fang.
"Apa?! Benarkah?..ah kenapa harus aku sih?! Gerutu pemuda tampan dengan rambut khasnya yang berwarna ungu.
"Hahaha baguslah, eh tapi kita kan ada sebelas orang. Siapa empat orang lainnya?" Tanya siswa bertubuh gemuk. Gopal
"Hm tiga orang dari kelas 2-1 dan satu orang dari kelas 2-3, perempuan semua sih."
"Ya sudah ayo kita cari mereka dan langsung naik ke bus." Sahut gadis keturunan china yang memiliki gaya rambut twintail. Ying
"Memangnya kita tahu yang mana orang-orangnya? Disini banyak orang loh, susah mencarinya." Ujar Taufan.
"Gempa, kau kan ketua osis pasti kau tahu yang mana wajah mereka." Sahut Halilintar datar.
"Eh? Iya Kak aku tahu kok. Fang coba pinjam kertasnya. Aku ingin lihat nama-namanya." Ujar pemuda si pemilik netra kuning emas dengan ramah. "Oh, baiklah kalian tunggu disini ya biar aku saja yang panggil mereka."
Semua hanya mengangguk paham sebagai tanda jawaban.
"Yang cepat kak Gem! Aku ingin tidur." Ujar Ice
"Kak Ice kan daritadi sudah tidur." Sahut Thorn dengan wajah polosnya.
"Hah diamlah."
.
.
.
.
.
"Kalian ayo cari kelompok kita jangan pada diam saja." Ucap Azlina antusias untuk mencari dimana kelompoknya berada.
"Azlina, kau lihatkan disini banyak orang? Ya kali kita harus keliling lapangan sambil nanya-nanya..maaf apa kami sekelompok denganmu?.." Ujar Sua yang tengah duduk santai dengan Indri ditengah lapangan.
"Tunggu ada yang manggil sajalah~" Sahut Indri malas.
"Santai-santai amat jadi orang ditinggal pergi baru tahu rasa." Celetuk Wulan yang tengah duduk tak jauh di sebelah Indri sambil asik bermain game di handphonenya.
"Ck, tak sadar diri!" Ucap Sua dan Indri bersamaan.
"Please deh jangan ribut dulu bisa tidak? Ayo cepat berdiri dan cari kelompok kita." Ketus Azlina
"Kalau tidak ada kelompok, kita duduk saja diatas bus apa susahnya?" Ujar Sua datar.
"Woy serius napa?! Ini kalau ketinggalan kita juga yang susah!"
"Udah seriuslah ni~" Sahut Wulan
"Ini nih hal yang aku tidak suka dari kalian."
"Gak suka? Yaudah diem kenapa harus dibawa ribet?" Timbal Indri
"Arrgh! Gini amat punya temen!"
"Marah-marah mulu nanti cepat tua loh~ oh atau sekarang ini Kak Lina sedang pms?" Tanya Wulan dengan seringai jahil diwajahnya.
"Duh pusing aku.." Ucap Azlina pasrah dengan kelakuan tiga teman sengkleknya ini.
"Wah kayanya kamu udah gak lama lagi deh." Ujar Indri tanpa dosa
"Terserahlah~ aku lelah.."
"Lelah? Habis ngapain emang? Marathon?" Timbal Sua yang membuatkan Azlina benar-benar naik pitam.
"Sudah biasa kok. Aku kuat aku bisa" Gumam Azlina menyemangati dirinya sendiri:D
Tap
Tap
Tap
Tap
Tap
"Permisi, apa kalian dari kelas 2-1 dan 2-3?" Sahut seseorang yang tiba-tiba saja datang menghampiri mereka yang terlihat sedang malas-malasan kecuali Azlina:v
"Kok kesannya kita kaya orang hilang ya?" Kata Sua sambil beranjak berdiri dari duduknya.
"Bodoamat. Apa kita kelompokmu? Kalau begitu cepat kita ke bus" Ujar Indri seenak jidat sambil melemparkan barang bawaannya pada adiknya.
"Woy! Enak saja main lempar bawa sendirilah Hiyak! Untung handphoneku tidak jatuh" Protes Wulan.
"Oi curut! Tadi kau juga kan seperti itu padaku jadi ya sudah. Adil kan~"
"Yang sabar ya Lan palingan bentar lagi juga kakak kamu dapet karma." Ejek Sua
"Udah jangan berteman, kita kan mau berangkat!" Kata Azlina yang berniat meleraikan perdebatan tidak jelas yang dilakukan sahabat-sahabat terdjintahnya:v
"Gak kakak, gak temennya sama-sama gak waras." Kata Wulan sambil berjalan mengikuti kakaknya itu.
Loh murid yang tadi? Heh ia ditinggalkan begitu saja oleh mereka semua, saat ini dirinya hanya bersweetdrop ria saja melihat kelakuan empat gadis absurd yang baru pertama kali dilihatnya.
Tapi tiba-tiba saja Azlina berbalik menghampiri dirinya. Oh ternyata ada juga yang ingat dirinya ditinggal begitu saja...
"Teman-temanku tadi memang seperti itu, oh iya busnya nomor berapa?" Tanya Azlina tanpa dosa.
Apa ini? Dia kira gadis ini mau meminta maaf dan akan mengajaknya pergi bersama. Tapi dia kembali hanya untuk menanyakan nomor busnya saja? Benar-benar....
"Nomor tiga." Jawabnya seramah mungkin
"Oh oke terimakasih."
Dan lagi. Dirinya ditinggal sendirian, memang gadis-gadis akhlakless semua..
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro