Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

𝐏𝐫𝐨𝐥𝐨𝐠𝐮𝐞


Sachiiro no One Room

Sebenar-nya adalah sebuah manga di buat oleh Hakuri-sensei, alur cerita akan mengikuti beberapa kemiripan seperti di manga-nya, dengan beberapa perubahan, di mana kita yang berperan menjadi orang yang "menculik" Izumi.

Di ruangan ini, engkau bisa melakukan apa saja, makanan dan minuman semua ku urus, engkau akan mendapatkan tiga-kali-sehari untuk makan biasa, minuman manis dan minuman biasa ada di kulkas, camilan ringan ada di kardus dan engkau bisa mengambil sesuka hati mu. Pintu depan tidak akan ku kunci, sebebas-mu jika dirimu ingin pergi dari sini. Itu pilihan mu, dan aku tidak akan memaksa-mu

•••

Suara samar dari televisi bergema, sang reporter yang bertugas telah membicarakan topik yang sedang sangat Trending, bertentangan anak laki-laki berumur empat-belas tahun di konfirmasi bahwa anak itu telah di culik, dan para polisi telah sibuk mencari-nya. Disana ia terduduk melihat berita itu dengan mata yang datar.

"Hey, kak..." Mengarah ke suara yang memanggil, ia berdehem sebagai tanda bahwa fokus telah jatuh ke orang yang berada di samping-nya, "Aku terkenal bukan? Mereka sangat amat fokus dengan diriku, seperti mereka peduli saja," Panjang anak itu, pada saat seperti ini ia masih saja tersenyum dan terkekeh secara ringan. Seperti tidak peduli dengan posisi apa saja yang terjadi.

"Tapi tetap saja kan... aku telah menculik-mu, kamu tau kan menculik itu adalah aksi jahat," Ia menjawab, figur-nya yang duduk di samping segap menemani anak itu, ekspresi yang tidak bisa anak itu ketahui dari segi muka terkecuali mata dari penculik-nya. Orang yang mengaku sebagai penculik-nya suka memakai masker, menutupi identitas asli-nya.

Yang anak itu ketahui hanyalah penculik-nya adalah seorang wanita, umur tidak di ketahui maupun nama. Semua-nya tertutup, tetapi bagi anak itu semua-nya tidak apa-apa. Ia sangat hormat oleh privasi orang itu sendiri, dan tidak akan memaksa membuat orang itu marah ataupun tidak nyaman dengan aksi-nya.

"Iya, aku tau... tapi kakak menyelamatkan diriku, mereka mana mungkin akan peduli dengan hal seperti ini. Semua-nya adalah aksi belaka saja," Manik biru menatap sedih pada layar, menyimpan api dari segi balik mata itu. Seketika anak itu menoleh ke samping memberi senyuman ke wanita di depan-nya.

"Hn, terserah mu. Aku lapar, mau makan apa?" Berdiri, figur itu pergi ke arah dapur diikuti oleh anak itu membututi diri-nya, "S-serius?! Ini pertama kali-nya orang menawari, apalagi memasak demiku," Dengan malu anak itu tersipu, figur-nya kala mulai memainkan jari-jemari-nya sendiri, seperti masih agak ragu.

"Iya, aku serius. Terserah mu mau makan apa, karena aku yang masak," Walau figur-nya menghadap ke belakang, sedang sibuk mengambil bahan-bahan yang akan ia gunakan. nada datar yang keluar membuat anak itu bergidik dengan senang.

"Er... aku mau makan Curry dan Omurice," Dengan senyuman yang masih menempel di ujung bibir anak itu, nada yang bebas keluar. Wanita di depan-nya berhenti dan seketika menghadap balik, mengarahkan bahwa mereka berdua bermuka satu-sama lain.

"Banyaknya... ya wajar sih, kamu belum makan berhari-hari dan hanya makan camilan dari tadi, terutama umur-mu yang kala masih menumbuh," Tangan-nya lalu mengelus kepala anak itu, rambut-nya yang lembut agak merasa sedikit kasar. Bagi anak bersurai silver itu, ia sama sekali tidak pernah di elus dengan kasih sayang seperti ini, awal-nya ia kira bahwa diri-nya akan di tampar karena seenak-nya meminta.

Tetapi ini adalah kelawanan dari apa yang ia pikirkan, "I-ini pertama kali-nya diriku di elus... l-lakuin lagi," Manik biru-nya berbinar senyuman-nya makin melebar. Perasaan-nya enak dan agak geli, kepala-nya dielus seperti anak kucing jari-jemari-nya sangat lembut pas bersentuhan. Seperti wanita di depan-nya ity sangat amat berhati-hati. Bagaikan mengurus barang yang akan mudah rusak.

"Nanti habis makan akan ku elus diri-mu, tapi mandi dulu," Melanjutkan dengan apa yang harus ia lakukan, wanita tanpa nama itu memutar balik menghadapkan badan-nya, bahan-bahan semua telah ia keluarkan begitupun alat-alat yang akan di gunakan.

"Hey, mungkin ini akan lama, tapi jika bisa kamu boleh mandi duluan..." Ia menyadari bahwa anak itu telah melihat-nya selama beberapa menut penuh, dan ia sama sekali tidak terbuasa di liatin terus menerus. Walau kala di tempat kerja ia selalu dilihat oleh banyak orang, tetapi ini dirumah apartment-nya. Agak tidak nyaman bahwa setiap gerak-gerik selalu di awasi.

"Baiklah," Anak itu pun tidak sama sekali melawan, ia dengan nurut mengikuti perintah untuk mandi. Mungkin memang karena anak itu menyadari bahwa ia agak bau, tetapi komentar pun tidak terlontarkan oleh wanita tersebut.

Deru langkah kaki yang pelan bisa terdengar, arahan di ruang lain bergema. Air yang berjatuhan seliku suara didih-nya air di pot, wanita yang masih menjadi misteri itu bergegas ke ruang lain mengambil baju lama. Meninggalkan masakan sementara yang ia kecilkan, "Baju ada di depan pintu," Meninggalkan area, wanita itu kembali ke dapur melanjutkan tugas-nya, semua sayur, bumbu, daging telah di masukan. Yang ia butuhkan hanyalah menunggu sampai jadi, dan melembut.

Tertinggal omurice yang anak itu inginkan, entah perasaan apa yang wanita itu punya, ia tidak pernah menunjukan-nya, apapun bahkan sekecil-pun. Aura milik-nya selalu di kelilingi oleh aura misteri, dan suatu kehangatan. Tertutupi oleh sebuah masker, yang tertangkap adalah sebuah manik [e/c].

Alasan pengakuan "menculik" anak itu masih belum di pastikan oleh wanita itu sendiri, ia tiada niatan jahat untuk melakukan apapun. Jika anak itu ingin pergi, dan akan melaporkan diri-nya ia sama sekali tidak masalah, itu kesendirian anak itu. Hidup-nya harus ia urusin sendiri, dan wanita itu hanya akan membiarkan-nya.

~♤~

"U-uo... banyak, kakak tidak makan?"

Muka berbinar, manik yang menatap hidangan di depan-nya, aroma yang harum membuat perut-nya berbunyi, anak itu tidap bisa berhenti tersenyum melihat apa yang di depan. Ia benar-benar senang euforia milik-nya begitu kuat, bahkan ruangan yang sengaja wanita itu redupkan dengan beberapa lampu di hidupkan dan beberapa di matikan itu terkena silau oleh efek anak di depan-nya.

"Aku akan makan nanti, kamu makanlah duluan," Komen wanita tersebut, hidangan di depan-nya sesuai apa yang ia inginkan, sebuah Curry dan Omurice dengan tambahan sebuah daging Hamburg atau daging giling yang di penyetkan menjadi sebuah steak, bagi anak itu makanan ini adalah makanan yang begitu mahal bagi-nya.

Rasa-nya pun meleleh pas berada di mulut, enak membuat diri-nya sangat suka hidangan ini. Terutama daging steak itu, di lumeri oleh saus barbeque di atas, makanan Curry milik-nya menjadi sangat enak,

"Wenwa-k!!"

"Oi, kunyah dulu baru telan setelah itu bicaralah, nanti dirimu tersedak," Mengambil tisu, wanita itu mengelap mulut anak yang berada di depan-nya. Saking lahap diri-nya, banyak sekali saus-saus yang menempel di ujung bibir-nya, bahkan berjatuhan di dagu. Tak ada yang bisa di harapkan karena memang sangat wajar bagi wanita itu.

"Kak..."

"Hn...?"

"Bisakah engkau memberi ku nama baru? Ku mohon, berikan aku nama baru..." Pinta anak itu, anak bersurai abu-abu berumur empat-belas tahun yang di ketahui masih menginjak bangku SMP itu meminta. Untuk wanita itu apa alasan anak di depan-nya ingin menggunakan nama baru? Memberikan beberapa pertanyaan di kepala wanita tersebut.

Kepastian bisa dilihat oleh manik biru-nya sendiri, ia seperti semangat dan ingin sekali meninggalkan kehidupan lampau tersebut, dan ingin menjadi orang yang baru.

"K-karena... aku ingin meninggal-kan kehidupan lama, aku tidak ingin menjadi (...) lagi," Lanjut anak itu.

"Ah... terkadang aku heran jika kamu ini anak empat belas tahun atau hanya umur belaka saja, baiklah... Izumi akan menjadi nama baru mu, karena di "
Musim semi aku bertemu dirimu pertama kali dekat air mancur," Wanita di depan anak itu menjelaskan, sekarang nama-nya adalah Izumi, anak bersurai abu-abu yang mirip seperti sarang burung, berparas cantik, memiliki kulit lembut itu adalah "Izumi"

"Izumi... sekarang aku Izumi..."

"Hentikanlah euforia-mu dan makanlah, atau nanti ku abisin nih,"

"Iya-iya! Jangan abisin punya ku, masih enak!"

"Makanya cepat habisin..."

Tag:
RiaArxqu95

Minggu, 7. November, 2021

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro