Epilog
[Author P.O.V]
Setelah semua perjalanan spiritual mereka sudah usai, kini saatnya bagi jamaah umrah untuk diberikan kesempatan untuk melakukan thawaf wada'* di Masjidil Haram. Tentu saja kesempatan tersebut dimanfaatkan oleh sebagian besar jamaah umrah yang rasanya tidak ingin berpisah dengan kota suci yang satu ini, termasuk Sabila, Manta, dan Ridho. Mereka bertiga akan beribadah thawaf bersama keluarga mereka. Nah, disitulah, ibunya Manta juga ikutan thawaf pada saat itu.
***
Sesampainya di Masjidil Haram, rasanya Manta dan Sabila benar-benar takjub ketika melihat Kakbah di dalam masjid yang megah nan mulia tersebut. Sedangkan Ridho hanya merasa biasa-biasa saja karena sudah pernah beribadah thawaf di situ sebelumnya.
"Wah, indah sekali Kakbah ini!" seru Sabila yang terkagum ketika melihat poros kakbah bagi semua jamaah yang sholat tersebut.
"Ya iyalah, ini 'kan rumahnya Allah. Jadi wajarlah jika tempat itu bagus, dan terdapat banyak kebaikan di sekitar sini," sahut Ridho pada Sabila itu.
Tanpa basa-basi lagi, mereka langsung mengikuti para jamaah yang sudah sedari tadi mulai berthawaf mengelilingi Kakbah. Ridho yang sudah tahu tentang tata cara thawaf itu menuntun Sabila dengan tangan kirinya dan Manta dengan tangan kanannya, alias saling berpegangan di antara mereka bertiga. Tujuannya agar mereka tidak berpisah dari awal sampai selesai thawaf tersebut.
Setelah Sabila, Ridho, dan Manta saling berpegangan tangan, kini Ridho-lah yang akan menjadi penuntun ibadah thawaf bagi mereka berdua. Sungguh, pertemanan yang Insyaa Allah akan abadi sampai hari kiamat.
***
"Wah, aku benar-benar tidak menyangka bisa melihat Kakbah," ujar Sabila itu lagi. Rasanya, Sabila mengulangi inti perkataannya untuk kesekian kalinya. Ya wajar saja, itu 'kan perasaannya Sabila waktu pertama kali dia melihat Kakbah. Ridho yang mendengarnya itupun hanya memunculkan senyum di mulutnya.
"Teman-teman. Kapan kita pulang ke Indonesia nih? Aku tidak sabar lagi ...," kata Manta dengan lirihnya. Rasanya dia ingin pulang ke Indonesia tetapi tidak ingin berpisah dengan tanah suci. Intinya sama seperti Ridho dan Sabila yang tidak ingin berpisah untuk hal yang demikian.
Sabila, Manta, dan Ridho hanya tinggal menunggu waktu mereka dapat berangkat ke Jeddah, karena hanya bandara yang ada di Jeddah itulah yang dapat menghantarkan mereka kembali ke Indonesia, baru bisa ke kota asal mereka.
Setelah beberapa menit mereka menunggu, bahkan hampir satu jam, mereka akhirnya berangkat dengan bis-bis yang tersedia menuju ke Jeddah, bersama beberapa jamaah lainnya. Tidak ada yang berpikir bahwa mereka senang bisa berpisah dengan Masjidil Haram dengan Kakbah di dalamnya. Semua sama, pasti sedih jika berpisah, tetapi di kota asal nanti, masih banyak hal yang harus mereka kerjakan.
***
*skip*
Beberapa jam kemudian, pada malam hari, akhirnya para jamaah itu sampai di Indonesia, di sana mereka menginap di hotel untuk sementara, barulah pada hari berikutnya mereka pergi ke bandara di Jakarta yaitu Soekarno-Hatta untuk dialihkan ke kota asal mereka di Pulau Kalimantan.
Sebelum berangkat, Sabila, Manta, dan Ridho berkumpul bersama. Mungkin saja mereka ingin berfoto bersama. "Eh, Sab, Rid, ayo kita berfoto bersama!" ajak Manta kepada kedua temannya itu. Tidak menunggu lebih lama, Sabila dan Ridho langsung mengangguk riang, barulah mereka mengeluarkan satu ponsel milik satu diantara mereka bertiga. Lalu, Manta langsung memberikan ponselnya kepada ibunya untuk mengambil foto mereka bertiga.
"Siap? Ayo kita saling merangkul. Sabila di tengah, aku di pinggir, Ridho juga di pinggir," perintah Manta itu kemudian. Tanpa basa-basi lagi, Ridho dan Manta langsung merangkul Sabila, sedangkan gadis kecil itu hanya menunjukkan wajah bahagianya disertai sedikit gaya pemanis pada kedua tangannya itu.
Dan akhirnya, ibunya Manta itu siap untuk mengambil fotonya Ridho, Sabila, dan Manta. "Siap? Tante ambil sekarang ya. Satu ... dua ... dan ...."
Ceklik!
THE END
A/N:
Hola Readers! Akhirnya sudah selesai cerita ini saya buat, dan sebenarnya ku tidak tahu apakah ini perubahan atau tidak, tetapi yang jelas, semuanya sudah selesai sebelum waktunya PAS! Akhirnya, aku memutuskan untuk hiatus sementara dari kepenulisan, dan akan lanjut lagi setelah ulangan dan semuanya selesai. Tetapi jangan khawatir, kalian masih ingat cerita Fer-na dan Detective L? Akan aku lanjutkan kapan-kapan, tetapi jangan sekarang, oke? Semoga kalian suka cerita Sabilillah ini dan ditunggu sekual berikutnya ya.
See ya!^^
Mind to Vote and Comment?
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro