Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

5. He is The Model

Sudah hampir pukul 20.00 KST, Luna sudah terlambat untuk datang ke restoran —tempat dimana ia akan bertemu bossnya dan juga sang model. Oh, salahkan dengan gaun yang tiba-tiba Eric berikan karena pertemuan ini begitu formal dan Luna diminta dandan dengan cantik agar memuaskan klien mereka.

Setidaknya, dia cantik meskipun bisu —ralat, maksudnya pura-pura bisu. Bukan bisu betulan, jangan sampai dia menjadi Ariel dalam kisah putri duyung.

Demi apapun, kenapa Eric memberiku heels setinggi 6 cm? Dengan sandal biasa saja aku masih sakit. Batin Luna sedikit meruntuki patner berfotonya itu karena kaki Luna sudah mulai terasa perih dibagian tumitnya. Pasti jika heelsnya dibuka akan nampak warna merah di kulit bagian sana.

"Alluna Maria?" Salah seorang pelayan restoran menatap Luna dari atas hingga bawah, lalu memastikan sekali lagi. Lalu, Luna mrngangguk sebagai tanda benar itu namanya. Wajah manisnya membuat pelayan tersebut terkagum.

Pelayan tersebut tersenyum. "Pertemuan dengan Lady Orcia dan Tuan besar Gyeongmu? Ada di lantai 2 di gedung ini, meja nomor 5 sebelah jendela utama." Sesopan mungkin pelayan tersebut memberi arahan pada pelanggan tamunya tersebut.

"Terima kasih." Luna memberikan isyarat kemudian menuju ke dalam, mengabaikan pelayan tadi yang tengah terkejut kalau Luna tak mengucapkan sepatah kata pun dan justru dengan menggunakan isyarat.

Suara heelsnya terdengar cukup jelas terdengar di ruangan besar yang hampa dan sepi tersebut. Ia memasuki sebuah lift kosong untuk menuju ke lantai 2 sendirian. Begitu lift terbuka, ia pun keluar dan mencari keberadaan meja nomor 5 sesuai dengan yang diarahkan oleh pelayan sebelumnya.

Semua orang di lantai 2 menatap mata ke arah Luna yang menjadi pusat perhatian mereka. Kecantikan dan aura kuat gadis itu membuat mereka terpesona dalam sekali pandang, bahkan oleh atasannya sendiri. Padahal, ia sudah dandan dengan make up seadanya dan tidak ingin membuatnya terlalu mencolok melebihi sang model.

Eric yang sudah berada di sana melambaikan tangan kecil ke arahnya, lelaki tersebut juga memberikan isyarat agar Luna duduk di sampingnya— tepat pula di samping sang model, Lady Orcia.

"Ah, jadi ini yang akan menjadi fotograferku. Kenapa dia sangat cantik? Dia sudah cocok menjadi seorang model sepertiku," puji Lady Orcia dengan suara anggunnya.

Luna tersipu malu lalu memberi hormat kepada nona cantik tersebut. Senyum manis dan kecantikannya sangat memukau, Lady Orcia tidak pernah melihat visual seperti ini sebelumnya. Dalam pikirannya pun ia bertanya-tanya apakah Luna betul seorang manusia atau seorang peri?

Setelah dipersilahkan duduk, mereka masih menunggu seorang lagi yang belum hadir di sana. Menjadi sebuah kejutan karena Luna sama sekali tidak tahu siapa model baru di perusahaan mereka, katanya model ini tak memiliki agensi dan menerima tawaran pekerjaan ini hanya sebatas ingin mencari uang. Sebagai pengganti manajer, salah seorang teman model tersebut akan menjadi peran manajer untuk sementara.

"Astaga, berapa lama lagi dia keluar? Sudah hampir waktunya makan malam," kata Gyeongmu menatap arloji yang melingkar di pergelangan tangannya.

"Mungkin sebentar lagi— ah, itu dia! Baru saja keluar dari lift!" seru Eric sambil menunjuk ke arah lift yang barusan terbuka dan memunculkan seseorang dengan tuxedo dan gaya rambut disisir ke belakang.

Mata Luna membulat, begitupun dengan orang tersebut yang menatap keberadaannya. Keduanya sama sekali tak menyangka akan bertemu di pertemuan ini. Luna berpikir, "Jaemin? Kenapa dia ada di sini? Dia ... dia model yang dimaksud itu?"

Gyeongmu berdiri dan menyambut Jaemin yang baru saja tiba dengan Bomin—sang manajer alami, keduanya bersalaman dengan canggung meskipun telah bertemu sebelumnya.

Dengan hormat, Gyeongmu memperkenalkan Jaemin ke tiga orang lain karena ia pikir hanya Eric yang tahu siapa Jaemin. "Dia adalah model baru untuk perusahaan kita untuk majalah young-adult dan juga sporty. Namanya Na Jaemin, semoga kalian bisa akrab dengan pendatang baru seperti Jaemin ini."

Pandangan Luna ia buang ke arah lain, tak mau jika harus menatap Jaemin yang tengah memandangnya dengan intens. Kenapa harus lelaki itu? Rasa bersalah Luna masih melekat setelah hampir membuat Jaemin mati ditelan ombak. Ia tidak ingin berurusan dengan manusia yang pernah berhubungan dengannya termasuk balas budi dan rasa bersalah.

Acara perkenalan diri sudah selesai dan Gyeongmu mempersilakan Jaemin untuk duduk di sampingnya—tepat berhadapan dengan Luna.

Sesungguhnya, Jaemin tadi pergi ke tempat Luna berada sehingga ia datang sedikit terlambat. Tak ada gadis tersebut di rumah, Wooshin berkata bahwa Luna sudah pergi ke kota untuk bekerja. Tak disangka, rupanya inilah pekerjaan Luna yang membuatnya bisa dan akan terus bertemu dengan gadis tersebut sesering mungkin.

Pembahasan inti mulai dibicarakan, mulai dari konsep pemotretan hingga kontrak kerja mengenai detail pekerjaan hingga gaji yang akan diterima. Perusahaan pemotretan milik Gyeongmu tak memiliki banyak karyawan, namun semua sudah sangat profesional. Ia menyeleksinya dengan ketat.

Setelah pembahasan kontrak kerja dan konsep, pembicaraan mulai sedikit lebih santai. Eric yang semula gugup menjadi tenang dan tidak berkeringat dingin lagi. Gara-gara muka bosnya yang lumayan galak, ia jadi sering suka takut.

"Luna, berapa lama kamu akan menetap di kota?" tanya Gyeongmu dengan tangan menahan dagu. "Saya butuh kamu untuk beberapa bulan ke depan. Ada penawaran training untuk fotografer dengan para profesional dalam waktu dekat di kota kita. Rencananya, saya akan memindahkan kamu sementara ke perusahaan pusat—dimana akan ada event dengan fotografer terbaik bisa mendapatkan uang sekaligus sertifikat. Itu bagus untuk perusahaan kita juga nantinya."

Luna menunjukan empat jarinya dengan jempol yang dia tekuk—artinya empat bulan. Itu rencana untuk tinggal paling lama yang bisa ia tetapkan selama dinkota tersebut. Dan dua minggu lagi, ia harus ke lautan untuk sementara waktu untuk bertemu Jerry.

Minuman dingin selesai disesap. Ia mengangguk-angguk pelan. "Baiklah. Cukup untuk waktu kamu bekerja dan juga menjalani masa training. Kamu salah satu kebanggan perusahaan, semua foto hasil tangkapanmu mendapatkan pujian dimana-mana oleh berbagai brand yang menawarkan kerja sama dengan kita," ujarnya.

"Tapi, Bos. Saya dua minggu lagi harus ke rumah terlebih dahulu selama beberapa jam. Mengambil waktu jeda karena ada urusan penting."

Ucapannya dengan isyarat tidak dimengerti oleh Gyeongmu, sehingga Eric membantu dengan menerjemahkan apa yang Luna katakan. Untungnya, kalimat Eric bisa dibuat dengan sederhana dan membuat sang atasan mengerti.

Bomin sedari tadi terkejut. Gadis dihadapannya ini tidak bisa berbicara sama sekali, dan tatapannya terus menuju ke arah Luna. Tak berkutik, sampai Jaemin menepuk bahunya dan menjelaskan dalam sebuah bisikan pelan. Apa yang ia ketahui ia ceritakan semua kepada Bomin.

Bodoh, Luna tau apa yang mereka bicarakan dalam bisikan itu. Syukurlah kalau kekuatannya masih ada yang berfungsi selama di daratan. Setidaknya satu kekuatan penting yang harus selalu ada masih bisa dia gunakan meski bukan di lautan semata.

"Oh, boleh. Tapi ingat, jangan lama-lama saat kamu kembali ke rumahmu itu. Esoknya kamu harus kembali bekerja karena jadwal kita dengan Lady Orcia cukup padat," ucap Gyeongmu yang diangguki oleh Luna. Paham sekali tuntutan bekerja tidak boleh membuatnya tidak profesional.

Harapan Luna saat bertemu Jerry tidaklah sekompleks yang dia pikirkan. Semoga saja Jerry tidak menyuruhnya kembali ke laut untuk empat bulan itu. Meskipun laut sedang tidak baik-baik saja. Kematian kedua orang tuanya membuat lautan menjadi kacau terutama dalam internal kerajaan. Siren pengkhianat sedang bersiap untuk mengambil alih tahta dan ingin menghancurkan permukaan bumi dan manusia.

Kekuatan Luna sebagai seorang putri raja dan ratu Siren belum sebesar milik Jerry yang menjadi calon raja berikutnya. Namun, jika kekuatannya sudah sempurna, ia bisa menjadi jauh lebih kuat dari siren manapun. Anugerah inilah yang pernah diramalkan sebelum kelahirannya.

"Terima kasih atas kerja samanya, Tuan Gyeongmu. Saya, Lady Orcia, terharu mendapatkan kehormatan atas pertemuan ini," kata Lady Orchia membungkuk pelan badannya kepada semua orang.

"Tidak perlu berterima kasih, Lady. Kami juga senang bisa menjadikan anda sebagai model kami— suatu kehormatan juga bekerja sama dengan seorang model yang terkenal di majalah US." Tuan Gyeongmu membungkuk balik, ia merasa hormat pula pada wanita muda tersebut.

"Ah, dan juga ... Jaemin," panggil Gyeongmu pada lelaki di sebelahnya itu. "Semoga anda tidak mempermasalahkan mengenai Luna. Kudengar, anda juga berteman baik dengan Eric, jadi jika kesulitan berkomunikasi dengan Luna anda bisa bertanya atau meminta Eric untuk menjelaskannya."

Jaemin menganggukkan kepala. "Tidak masalah, Tuan Gyeongmu. Saya yang akan belajar bahasa isyarat saja agar tidak merepotkan orang lain. Fotografer anda juga perlu dihargai, saya juga ingin dan begitu tertarik mempelajari bahasa isyarat," ucapnya dengan yakin.

Kamu bisa berkata seperti itu karena tahu kalau aku ini sudah bisu sebelumnya, batin Luna dengan tatapannya memperhatikan Jaemin lagi.

Sedangkan Bomin, lelaki di samping Jaemin, ia nampak masih memperhatikan Luna hingga membuat gadis itu curiga. Aura yang diperlihatkan Bomin berbeda, tidak seperti manusia namun tidak ada kesan Siren yang sedang menyamar. Bahkan jika seukuran makhluk sejenisnya, akan ada aroma amis khas yang hanya bisa tercium oleh sesama Siren atau duyung (Mermaid).

"Oh, tentu. Silahkan jika anda tidak keberatan," kata Tuan Gyeongmu mempersilahkan dengan senang hati melihat tanggapan Jaemin.

Obrolan masih berlangsung selama satu jam kedepan dengan berbagai topik hingga Luna sudah mulai bosan dan mengantuk. Ia ingin segera kembali ke Apartmentnya dan mempersiapkan berbagai hal untuk besok. Sehingga, ia pun pamit permisi untuk pulang terlebih dahulu daripada yang lain.

Jalannya masih terasa sakit saat meninggalkan hotel dengan berjalan kaki akibat heels yang begitu menyiksa kakinya. Tumitnya masih memerah disertai rasa perih yang ia coba redam.

Di ujung jalan dekat dengan kolam renang, Luna bertemu dengan dua orang pria yang sedang mabuk. Tampaknya mereka tertarik dengan Luna yang berpakaian cukup seksi dan membuat gairah keduanya meningkat. Mendekat, tangan mereka mulai mengarah ke area sensitifnya yang dengan cepat Luna tepis. Ia tidak bisa berteriak—rahasianya, menjadi bisu, tidak bisa terbongkar begitu saja.

Dua lelaki itu masih asik mencoba menggodanya dan berbuat senonoh atas tubuhnya. Beberapa saat Luna masih mencoba menghindar dengan berlari, namun ia tidak bisa berbuat saat terjebak di dekat kolam kosong yang ada di tempat yang sepi.

Buntu. Tidak ada yang bisa Luna lakukan lagi, kakinya tidak bisa berlari di atas air. Sementara, ia harus menyelamatkan diri dari dua penjahat kelamin ini. Salah satu menyerangnya, menyentuh buah dadanya hingga Luna memekik di dalam hati dan mendorong lelaki tersebut hingga jatuh tersungkur.

Mata Luna berubah karena ia marah lelaki tersebut berbuat yang tidak pantas kepada seorang puteri dari kerajaan laut. Dengan kekuatannya, Luna mencekik dia orang tersebut tanpa menyentuh dan mengarahkannya ke kolam berwarna hijau yang penuh dengan lumut dan ada zat beracun.

"Τολμάτε να κάνετε κακό.  Τότε το νερό, η δύναμή μου, θα σας τελειώσει ανελέητα (Kalian berani berbuat jahat. Maka air, kekuatanku, akan menghabisi kalian berdua tanpa ampun)," ucap Luna lalu menjatuhkan mereka dari ketinggian dan mengunci tubuh mereka di dalam air sampai kehabisan napas.

Ia tidak peduli dengan suara teriakan keduanya di dalam air. Ada makhluk air yang akan membantu Luna menghukum manusia.

"Η θάλασσα, σύμφωνα με την εντολή μου, να είναι ήρεμη και θα ξεπεράσω όλα αυτά (Laut, atas perintahku, tenanglah dan aku akan mengatasi semua ini)," tutup Luna dan menggunakan kekuatannya sekali lagi untuk mengunci suaranya.

***

Finally update  ㅠ ㅠ
Terima kasih sudah membaca book ini
Update nunggu mood ya, semoga secepatnya bisa update lagi.

• Matcha-Shin

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro