Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Episode 14

Author P.O.V

La manggut-manggut, jarinya sibuk mengetuk-ngetuk dahinya, alisnya terpaut menandakan dia sedang berpikir. Sedangkan Hoshi segera pamit pergi. Dia bisa berpikir sambil perjalanan, tapi La, ah, anak ini tidak bisa melakukan beberapa hal sekaligus. Itu bisa membuat salah satunya jadi kacau. Ya kelemahan La.

"Oke, jadi gimana La? Lo udah ada rencana sobatku?" Rae bertanya penasaran.

La mengerutkan kening sebentar, "Ah-! Aku ada rencana," ucapnya dengan wajah yang langsung berseri-seri.

Rae berbinar, "Apa gimana?"

"Jadi gini, di perpustakaan tercinta kita itu kan ada CCTV kan, kalau gue bisa retas, kita seharusnya bisa lihat keanehan yang lu ceritain, dan bisa jadi kita dapet kejutan baru. Lagipula gua udah lama kagak ngeretas beginian. Tangan gue dah greget pengen segera ngeretas lagi," ucap La menyeringai, "ah iya, jika aku menemukan sesuatu, tentu saja dengan segera akan aku beri tahukan padamu. Tenang saja. Jika kita mendapat kejutan baru, itu akan jadi bonus, dan itu akan sangat menyenangkan."

Rae manggut-manggut, "Kuserahkan ini padamu, La."

"Sobatmu yang keren ini siap membantu," ucap La, "Ah, btw lo udah kasi tau Hira?"

Rae menggeleng, "Belum. Gue baru kasih tau elu ama Hoshi. Ni gue baru mau cari tu anak."

"Oh, oke sip. Gue pergi dulu buat ngeretas CCTV," ucap La kemudian pergi menghilang ke lorong-lorong kelas.

"Yow," Rae melambaikan tangannya, "eh, wait- LA! KUNCI MOTOR LO! MASIH KETINGGALAN WOY DI MOTOR!" teriak Rae yang sayang sekali tak terdengar oleh La yang sudah menghilang dalam sekejap itu.

Rae menepuk jidat, "So, sekarang harus gue apain nih motor? Colong? Colong, enggak, colong, enggak? Haish.. Kalo gue biarin juga kan ntar kalo ilang La ngamuk-ngamuk nangis sendiri," ucapnya pada diri sendiri, menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Rae menoleh ke sana ke mari, mencari solusi terbaik, hingga sudut matanya menangkap sesosok manusia yang tampak sedang berbincang dengan ... ah entahlah. Fansnya mungkin. Otaknya tanpa berpikir segera mengambil kunci dari motor La, "Amankan dulu, soal La pikir belakangan."

"OY FA!" Rae melambai-lambaikan tangannya, memanggil orang itu.

"Oy?!" kaget Arfa menoleh ke sana ke mari mencari sumber suara.

Rae berlari kecil mendekati Arfa, "Ak- ah, halo fans Arfa- kau punya urusan dengan bocah ini?" ucap Rae sambil menunjuk Arfa yang kemudian disertai anggukan dari fans Arfa yang sejak tadi memang sudah bersama Arfa.

"Yah, silahkan selesaikan dulu. Aku bisa menunggu," ucap Rae mempersilahkan, tangannya mengambil ponsel di saku, "kutunggu di sana Fa," ucap Rae menunjuk bangku yang ada di depan salah satu kelas.

Secara kilat Arfa menyelesaikan urusan tidak penting-nya bersama fansnya itu dan segera menyusul Rae.

"Jadi bro? Ada apa ni? Lo dapet ilham buat ngasih gue apa gitu kah? Makanan? Atau motor hitam special edition kek punya La?" cerocos Arfa yang langsung dihadiahi timpukan indah di bagian belakang kepalanya.

"Lu ga ada yang lain selain itu di otak lu? Gila aja gue ada niat buat beliin lu motor yang mahal gila selangit itu ke elu. Mending buat gue sendiri. Lagian langka elah, nyarinya di mana? Lu tau sendiri La itu- ah sudahlah," Rae menghentikan kegiatan mengomelnya - yang asal kalian tahu saja selalu diikuti dengan tabokan di setiap detiknya.

Arfa tersenyum untuk kemudian 'menepuk' punggung Rae.

BUAGH!

Begitu kira-kira suara indah dari tepukan yang Arfa yang kemudian diikuti rintihan Rae yang melebih-lebihkan dengan sangat - tentu saja, dia kan ratunya drama.

"Udah woy an-anda Rae yang disayangi orang tuanya, disayangi sahabatnya...," ucap Arfa setelah ngakak bengek ngesot di lantai, memlesetkan kata 'anj-taulah apaa' menjadi ananda.

Rae nyengir kuda, "Oke-oke serius."

Rae menceritakan semuanya dari awal sampai akhir semua yang memang hendak ia katakan pada Arfa termasuk segala sumpah-serapah (yang sudah dia perhalus) yang ia selipkan disetiap kalimatnya.

Misalnya? Tidak akan kujelaskan tentu saja karena kata-katanya terlalu indah untuk dituliskan.

"Oke-oke gue dah faham wahai Rae," ujar Arfa yang sudah kebal kuping dengar sumpah-serapah dari mulut Rae yang - orang kira sangat sopan santun itu.

"Nah my boy. Oke gue harus kasih tau Hira sekarang. Lu kasih tau ke Azra ye. Thanks," ucap Rae buru-buru pergi.

"HIRA LAGI BERTAPA DI GUA KERTAS BERTUMPUK..!!" teriak Arfa kencang, memberi tahu Rae yang sudah di ujung lorong kelas.

"YEE..!!" balas Rae melanjutkan larinya, memasukkan tangannya ke saku roknya, menemukan kunci dengan gantungan aesthethic milik La, "Eh wait- ini kunci La bagimana nasebnya neh?!" batinnya menjerit frustasi, "Bawa aelah salah dia juga ditinggal di motor."

•~•~•~•~•

La terus menatap layar komputer dengan seksama, dia sudah menyambungkan komputer ini dengan CCTV seluruh sekolah, saat ini dia sedang mengawasi Rae dan Hira yang sedang berbincang. Tentu saja La tau apa yang sedang mereka bicarakan, karena La memasang alat pengintainya di sana dan tentu saja juga tersambung diearbuds-nya yang bertengger manis di telinga, mendengarkan percakapan Rae dan Hira di perpustakaan sana.

Mata dan telinganya serius dan fokus sampai fokusnya buyar karena sebuah pesan yang masuk ke ponselnya.

"Meresahkan banget sih. Pen tak HIIIHH," gumam La kesal, melihat pesan di ponselnya. Dari Bu Ratna.

Manusia Meresahkan
La, sebelum kamu pulang nanti, ambil buku warna ungu yang ada di meja saya. Fotokopikan sesuai jumlah anak kelas kamu.

La kembali melihat layar komputer, bodoamat dengan pesan itu. Dia akan melakukannya nanti. Bruh.. dia bahkan tak menemukan kata tolong dan terima kasih di sana.

La menyimak percakapan unfaedah Rae dan Hira. Hingga terlihat jelas tiga orang gadis mendatangi Rae dan Hira. Apa lagi sekarang?

La mengetuk meja, menutup dan mengunci ruang kepala sekolah secara otomatis, jangan lupakan juga gordennya yang juga ikut tertutup.

La mengganti alat yang dia gunakan, mengetuk meja, membuat hologram-hologram muncul, dengan segera menyambungkannya ke CCTV, melihatnya melalui hologram seperti ini jauh lebih menyenangkan, asal kau tahu saja.

"Hei kalian berdua? Ikut kami sebentar. Ada yang ingin kami bicarakan," suara Ran terdengar ketus dari earbuds milik La yang masih setia di telinga La.

La tertawa aneh, kesal, getir, dan geli bercampur jadi satu, "Mereka lagi? Serius?"

La kesal, geli, dan penasaran menjadi satu, memutuskan bergonta-ganti CCTV hanya untuk melihat apa yang akan dilakukan tiga orang musuh bebuyutan La yang sebenarnya, jika tiga orang itu sedikit berpikir, mereka adalah mainan bagi 6 orang di genk Hira, ah lebih tepat jika itu dikatakan bahwa mereka dijadikan penghibur yang menyebalkan bagi genk Hira, terutama La.

"Aku benar-benar ingin tahu sebenarnya apa yang dilihat pangeran-pangeran kami dari kalian?! Kalian bahkan kejam dan tukang ribut. Apa yang mereka lihat dari kalian, HAH?!" Mei tanpa basa-basi mendorong Hira membuat Hira yang didorong mundur selangkah, sedikit oleng. Namun hanya sebentar Hira sudah berdiri tegak, sikapnya siaga dengan kemungkinan yang ada.

Rae? Ha- anak itu mengikuti permainan, pura-pura (SOK) ketakutan sambil sedikit menyenggol kaki Hira, membuat Hira menoleh, mereka saling tatap. Mengerti kode yang diberikan Rae, Hira menggerakan bola matanya ke arah asal, berusaha menahan tawanya.

La yang memantau dari CCTV gemas-gemas ingin 'menepuk' Hira yang berakting dengan benar-benar buruk. Ah sudahlah. La hanya menikmati ini. Dia bahkan mengetuk meja, membuat segelas minuman dan semangkuk popcorn datang padanya, dia benar-benar menikmati ini, santai seperti sedang menonton film.

•~•~•~•~•

AHAY HOLAAAAAAAAAAA..!!! DAH LAMA BANGET AKU GA UPDET NI CERITA HUWE HUWE HUWE. AKHERNYA UPDET LAGI 😭

Jangan lupa vote, comment and tentu saja aku dengan senang hati jika ada yang share dan ngebantu cerita aku rame~ jadi, vote, comment dan kalau suka, dan merasa ingin membaginya dengan orang lain, share ya~

Tolong maafkan jika ada typo/kesalahan kata. Tolong beri tahu author 🙂🐣

Maaf klo yang ini rada ngebosenin. La nya keasikan main" dengan misinya bahkan ampe kelupaan. :V akan kugeplak kepalanya nanti biar cepet inget.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro